Guru bukan sekedar profesi, ini tentang pengabdian dan ketulusan.
Guru adalah panutan anak didik serta masyarakat luas sehingga apapun
yang dilakukan seorang guru harus pantas dicontoh. Guru adalah manusia
yang bekerja dengan hati. Menjadi guru berarti sedang belajar menjadi
manusia seutuhnya serta memanusiakan manusia.
"Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa"
Penggalan
kalimat di atas merupakan lirik terakhir lagu Hyme guru yang telah
diubah menjadi "pembangun insan cendekia". Terlepas dari alasan dan
kontroversi pengubahan lirik tersebut, namun satu realita yang harus
diakui bahwa lirik lama lagu tersebut masih relevan dengan keadaan saat
ini. Ditengah ramainya pemberitaan sertifikasi dan penantian penerima
tunjangan sertifikasi, masih banyak guru yang hanya bisa gigit jari.
Merekalah guru honorer yang dibayar jauh dibawah UMR. Tapi besarnya gaji
tidak menyurutkan semangat mereka untuk berkarya dan mendidik.
Merekalah pahlawan tanpa tanda jasa, saat ini.
Tepat 25 November
yang lalu adalah peringatan hari guru Indonesia sekaligus HUT ke-70.
Sudah berpuluh-puluh tahun seluruh guru Indonesia menandainya sebagai
tanggal sakral bagi mereka tapi jutaan guru masih belum terpenuhi
hak-haknya. Guru honorer, bekerja seharian dengan tanggungjawan dan
kewajiban selayaknya PNS tapi hak yang diberikan masih jauh dari PNS.
Inilah realita dan PR Pemerintah dalam menyejahterakan guru. Sepahit
apapun kenyataan, namun kita tidak boleh pesimis bahwa suatu ketika
nanti kesejahteraan guru bisa sama rata. Bukankah memang guru harus
punya optimisme yang kuat, dalam segala hal?!
Beberapa tahun yang
lalu sempat terdengar berita bahwa akan terjadi pensiunan besar-besaran
sehingga banyak lulusan SMA yang berminat menjadi guru. Tidak dipungkiri
iming-iming sertifikasi pun menjadi daya tarik profesi ini karena
banyak orang yang tidak ingin jadi guru, sebab gaji kecil dibandingkan
profesi lain. Namun kenyataan berkata lain, nasib Guru honorer masih
banyak yang belum jelas. Mereka yang baru lulus dari Perguruan Tinggi
banyak yang memilih beralih ke profesi lain karena alasan materi. Tapi
mereka yang masih bersedia menjadi guru adalah orang-orang hebat dan
tulus, meski tahu mereka tidak bisa mendapatkan banyak gaji, seperti
angan-angan awal mereka.
Disini saya bukan bermaksud menyalahkan
siapapun, hanya saja ini realita. Bagi kalian yang sudah memilih profesi
guru tidak perlu putus asa dan memikirkan gaji kecil, kelak nasib
kalian akan bagiamana. Tulisan ini justru akan menyajikan sisi lain
menjadi guru wiyata bakti. Segala sesuatu tidak harus dipandang dari
materi tapi nilai dari peran itu sendiri. Menjadi guru wiyata bakti,
akan membuat anda belajar tentang banyak hal.
1. Belajar menjadi guru sesungguhnya
Kuliah
adalah masa untuk menuntut ilmu tapi tidak banyak yang bisa anda
kerjakan seperti ketika anda menjadi guru di sekolah. Banyak hal-hal
yang tidak akan anda dapatkan ketika duduk dibangku kuliah seperti
administrasi kelas, belajar sosialisai dengan guru-guru lain (muda dan
tua). Ketika anda sudah menjadi guru di dalam kelas, banyak teori yang
anda pelajari di bangku kuliah tidak mudah diterapkan begitu saja.
Disinilah anda mulai belajar bagaimana menghadapi murid dengan beragam
karakter, belajar menerapkan teori pemebalajaran yang anda pelajari,
mengatasi masalah sosial yang sering terjadi di sekolah. Sesungguhnya,
inilah tempat yang akan membuat anda belajar menjadi seorang guru.
terutama guru SD, ia bukan hanya memiliki tugas mengajar, mendidik, ia
juga harus merangkap menjadi petugas TU mengerjakan banyak administrasi
karena masih banyak sekolah negeri yang belum memiliki petugas TU.
Berbeda dengan SMP dan SMA yang sudah ada staff TU.
2. Belajar sabar dan ikhlas
Betapa
sabar dan ikhlasnya seorang guru honorer yang mau menerima gaji kecil.
Sudah tahu tanggug jawab besar namun mau saja menerima upa yang tidak
seberapa. Saat inilah, adna belajar bahwa tidak semua hal bisa kita
dapatkan dengan cepat dan mudah, anda sedang diuji kesabarannya.
Seberapa lama kesabaran anda diuji, anda juga sedang belajar arti
keikhlasan. Jika apa yang anda inginkan tidak bisa anda dapatkan, Tuhan
sedang membimbing anda untuk ikhas.
3. Belajar merlihat kebawah
Ingatlah
seburuk-buruknya atau sesusah-susahnya nasib guru honorer, masih
banyakorang di luar sana yang bernasib lebih naas. Bahkan memikirkan
makan apa hari ini saja sulit. Sekecil apapun gaji anda, tetaplah
bersyukur. Lihat lah kebawah, banyak orang yang lebih susah. Jangan
selalu melihat ke atass karena anda tidak akan pernah puas. Seperti kata
pepatah jawa "urip iku sawang sinawang", hidup itu saling melihat.
Jangan selalu melihat rumput tetangga lebih hijau, tapi tumbuhkanlah
rumput milikmu sendiri seindah mungkin dan syukuri.
4. Belajar perjuangan dan kehidupan sesungguhnya
Ketika
masih kuliah, banyak dari anda yang dibiayai orag tua sehingga tidak
perlu memikirkan uang. Namun kenyataannya banyak dari mereka yang shock
ketika sudah bekerja karena gaji guru honorer tidak bisa mencukupi semua
kebutuhan. Kini tib saatnya bagi mereka untuk berjuang lebih,
memperuangkan nasib anda sendiri. Pada masa ini, anda tidak akan
mendapatkan suplay uang dari orang tua karena anda sudah dewasa dan
orang tua sudah menyekolahkan kalian hingga sarjana, waktunya kalian
untuk menjadi manusia dewasa. Mulai dari mencari tempat kerja harus
anda usahakan sendiri, terutama bagia kalian yang tidak punya kenalan
guru. Berkeliling desa atau kecamatan untuk mencari tempat wiyata, kini
tidak mudah. begitu banyak lulusan pendidikan tapi lowongan sempit.
Selain itu ada saja, "titipan" yang memenuhi lowongan.
Gaji kecil
sebenarnya bukan masalah besar kalau anda mau bekerja lebih keras,
bergerak alias tidak hanya mengandalkan pekerjaan sebagai guru honorer.
Ada berbagai peluang sampingan yang bisa anda coba seperti berbisnis
online, pengajar freelance di bimbel atau mendirikan les privat sendiri.
Memang semua hal tersebut tidak mudah tapi ketika anda mencobanya,
selalu ada pintu rezeki yang pasti terbuka. Anda pasti tahu, jutaan guru
honorer di Indonesia tapi mereka masih bisa hidup bahkan sebagian hidup
makmur. Hidup itu bukan matematika, 1+1=2. Bagi Tuhan, 1+1 bisa menjadi
berapapun. Percayalah selama Anda mau berusaha dan berdoa, Tuhan akan
membukan jalan terbaik.
5. Belajar menjadi manusia dewasa
Ketika
andamenjadi guru disekolah, anda akan bergaul dengan guru senior yang
mungkin usianya jauh di atas anda. Pada saat inilah, anda belajar
menjadi dewasa. Semula anda adalah anak yang baru lulus kuliah kemudian
dituntut peran menjadi orang tua untuk anak didik dan menjadi orang
dewasa sebagai rekan guru. Anda harus bisa bersikap dengan sopan kepada
guru yang lebih tua karena bagaimanapun mereka seperti orang tuamu
sendiri. Pada awalnya memang tidak mudah, namun seiring berjalannya
waktu, anda pun terbiasa.
6. Belajar memanusiakan manusia
Sebagai
guru, tentu anda tahu peran ganda anda sendiri. Bukan hanya sebagai
pengajar tapi juga pendidik. Anda yangbaru lulus kuliah, bisa dibilang
masih bau kencur. Apalagi guru muda yang belum menikah dan belum punya
anak. bagaimana pun kondisinya, anda harus bisa menjadi guru yang
dicintai murid-muridnya. Meskipun anda belum pernah punya anak, tapi
anda dituntut bisa bersikap yang baik terhadap anak. Guru bukanlah
pengajar tapi manusia yang memanusian manusia. Mendidik anak tidaklah
mudah, tidak seperti menjejali mereka dengan pelajaran. Memperlakukan
mereka selayaknya manusia dengan cinta dan hati yang tulus, memberi
tanpa pamrih, dicintai karena mencintai.
7. Menyadari perjuangan orang tua
Saat
masih duduk di bangku sekolah, anda mungkin bisa meminta uang tanpa
berpikir apakah orang tua anda bisa memberinya atau tidak. Kalaupun
bisa, mungkin anda juga tidak pernah berpikir bagaimana mereka
memperolehnya. Banyak dari orang tuan yang bekerja keras demi memenuhi
kebutuhan kalian. Saat anda memasuki usai bekerja, disinilah anda akan
menyadiri bahwa mencari uang tidak mudah, anda akan berpikir betapa
sulitnya orang tua anda memnuhi kebutuhan anda. pada saat yang sama
pula, anda akan merasakan cinta kepada orang tua yang lebih besar,
menyadari rasa terimkasih dan memahami arti pengorbanan.
8. Menyadari betapa besar karunia Tuhan
Manusia
akan menyadari kekuasaan Tuhan ketika mereka berada dalam titik lemah
dan sombong saat segalanya mereka miliki. Sampailah anda pada tahap
religius yang menyadarkan diri anda tentang betapa besarnya karunia
Tuhan. Saat anda merasa kehidupan ini begitu sulit, maka anda akan
kembali mendekat pada Sang Pencipta. Pada titik ini, keimanan anda akan
diuji kembali. Anda akan lebih mensyukuri hidup.
Jangan pernah
menilai segala sesuatu hanya dari materi. Peran anda sendirilah yang
akan membuat kehidupan lebih bermakna. Berlajar bersabar, ikhlas dan
berjuang untuk hidup yang dapat membuat hidup anda berwarna dan bahagia.
Oleh sebab itu teruslah bergerak dan jauhi rasa putus asa. Jadi, guru
honorer meskipun miskin gaji tapi tidak menjamin mereka tidak bahagia.
Setidaknya ada senyuman malaikat-malaikat kecil yan menjadi pelipur lara
kehidupan getir yang harus mereka lalui.
Selamat dan semangat mencerdaskan generasi muda, guru-guru honorer.... PAHLAWAN TANPA TANDA JASA YANG SESUNGGUHNYA.
Saat masih duduk di bangku sekolah, anda mungkin bisa meminta uang
tanpa berpikir apakah orang tua anda bisa memberinya atau tidak.
Kalaupun bisa, mungkin anda juga tidak pernah berpikir bagaimana mereka
memperolehnya. Banyak dari orang tuan yang bekerja keras demi memenuhi
kebutuhan kalian. Saat anda memasuki usai bekerja, disinilah anda akan
menyadiri bahwa mencari uang tidak mudah, anda akan berpikir betapa
sulitnya orang tua anda memnuhi kebutuhan anda. pada saat yang sama
pula, anda akan merasakan cinta kepada orang tua yang lebih besar,
menyadari rasa terimkasih dan memahami arti pengorbanan.
8. Menyadari betapa besar karunia Tuhan
Manusia
akan menyadari kekuasaan Tuhan ketika mereka berada dalam titik lemah
dan sombong saat segalanya mereka miliki. Sampailah anda pada tahap
religius yang menyadarkan diri anda tentang betapa besarnya karunia
Tuhan. Saat anda merasa kehidupan ini begitu sulit, maka anda akan
kembali mendekat pada Sang Pencipta. Pada titik ini, keimanan anda akan
diuji kembali. Anda akan lebih mensyukuri hidup.
Jangan pernah
menilai segala sesuatu hanya dari materi. Peran anda sendirilah yang
akan membuat kehidupan lebih bermakna. Berlajar bersabar, ikhlas dan
berjuang untuk hidup yang dapat membuat hidup anda berwarna dan bahagia.
Oleh sebab itu teruslah bergerak dan jauhi rasa putus asa. Jadi, guru
honorer meskipun miskin gaji tapi tidak menjamin mereka tidak bahagia.
Setidaknya ada senyuman malaikat-malaikat kecil yan menjadi pelipur lara
kehidupan getir yang harus mereka lalui.
Selamat dan semangat mencerdaskan generasi muda, guru-guru honorer.... PAHLAWAN TANPA TANDA JASA YANG SESUNGGUHNYA.
0 comments:
Post a Comment