SERANG - Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka,
pada Kementerian Perindustrian memberikan bimbingan teknis terhadap
seratusan santri di Banten. Melalui kegiatan itu diharapkan, santri
memiliki modal keterampilan dan kemampuan untuk mengembangkan usaha
kecil menengah.
Hal itu diungkapkan Kepala
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banten, Babar Suharso, seusai
menghadiri acara bimbingan teknis, Selasa (15/10). Kegiatan bimbingan
teknis yang dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Serang diikuti 120
santri, ustaz dan pengasuh pondok pesantren Al Mubarok, Kota Serang dan
Pondok Pesantren Nur El Falah, Kabupaten Serang.
Hadir
dalam kegiatan itu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan
Aneka, pada Kementerian Perindustrian, perwakilan dari Kabupaten/Kota
Serang dan lain-lain.
Menurut Babar, fokus
utama kegiatan itu adalah memberikan pelatihan terhadap santri dan
ustaz. Setelah mengikuti pelatihan, para ustaz diharapkan dapat
menularkan kemampuannya kepada para santri.
“Selain
memiliki kemampuan ilmu agama, para santri juga diharapkan dapat
memiliki keterampilan untuk mengembangkan ekonomi kecil dan menengah.
Mudah-mudahan, selepas lulus dari pesantren, para santri dapat
mengembangkan ekonomi dan diharapkan tidak menjadi pengangguran. Bagi
mereka yang membuka pesantren, juga diharapkan dapat mengembangkan
kemampuannya kepada para santri,” ujar Babar.
Adapun,
produk yang dikembangkan di dua pesantren itu adalah pembuatan roti dan
sandal. Selain memberikan pelatihan cara membuat roti dan sandal,
pemerintah juga memberikan bantuan peralatan pembuatan roti. Salah satu
perusahaan, yaitu Sari Boga siap menyuplai bahan baku pembuatan roti.
Babar
juga mengatakan, ke depan santri juga akan dibekali kemampuan
mengembangkan ekonomi digital dan pelatihan otomotif. “Pada tahun ini
baru dua pesantren. Tahun depan diharapkan lebih banyak lagi,” ucapnya.
Ditanya
tindak lanjut pengembangan ekonomi pesantren, Babar mengaku, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan siap memfasilitasi pemasaran produk yang
dihasilan pesantren, termasuk pelatihan tentang pengemasan produk.
“Minimal
kan bisa memenuhi pasar internal pesantren. Kalau sudah mampu memenuhi
kebutuhan roti dan sandal di pesantren, sudah bagus. Karena kebutuhan
sandal di pesantren ternyata sangat tinggi,” kata Babar.
Babar
juga memaparkan soal pemilihan pondok pesantren sebagai sasaran
program. Menurut dia, pesantren di Banten sangat banyak, baik pesantren
salafi maupun modern. Tercatat sekitar 4.180 pesantren yang terdapat di
Banten.
Sementara, Gari Wibawaningsih dalam
sambutannya mengatakan, kehadiran ekonomi digitalisasi di kalangan
santri, sangat penting. Dengan menguasai digital, mereka akan bersaing
pada era industri saat ini dan ke depan.
“Terkait
meningkatnya pekerja dari luar negri yang datang ke Indonesia, saya
berpesan agar para santri dapat lebih disiplin. Saya ingin Industri di
Indonesia bisa jadi yang terkuat di Asia.
0 comments:
Post a Comment