Sunday, 11 October 2020

Kisah Pilu Rakyat Miskin di Tengah Pandemi Corona

 


JAKARTA-  Pandemi Covid-19 kini tengah merebak ke lebih dari seratus negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Sejak dinyatakan positif terdapat pasien Covid-19 beberapa waktu lalu, kasus Covid-19 semakin bertambah dan kini telah mencapai angka lebih dari 600.

Meskipun demikian, angka ini masih dirasa sedikit jika dibandingkan dengan kondisi negara-negara lain mengingat kondisi kesiapan Indonesia dalam menangani pandemi ini.

Para pejabat kesehatan, dokter dan peneliti merasa skeptis dan meragukan angka kasus covid-19 di Indonesia dan percaya bahwa kemungkinan ada lebih banyak kasus yang belum terdeteksi di negara yang berpenduduk 260 juta orang ini.

Dengan merebaknya kasus Covid-19 di Indonesia ini, yang paling merasakan dampak adalah warga miskin yang tidak memiliki akses kesehatan yang baik dan tingkat ekonomi yang minim.

Beberapa kisah pilu juga dirasakan warga miskin di tengah pandemi covid-19 ini yang hingga kini masih berusaha bertahan ditengah keterbatasan ekonomi dan akses kesehatan, seperti yang dilansir dari South China Morning Post.

Hasib adalah salah satu warga miskin yang ikut terdampak di tengah pandemi corona yang kini tengah melanda Indonesia. Hasib adalah seorang pemilik toko kecil di daerah kumuh tepi sungai di pusat Jakarta . Hasib hidup bersama istri dan anak-anaknya.

Ia bersama istri menjual berbagai macam barang di toko kecil milik mereka, mulai dari kopi instan, teh, mi instan, minuman dingin dan rokok, hingga mainan murah dan beras. Namun, dengan pekerjaan dan penghasilan Hasib berjualan di tokonya, Ia dan istri tidak bisa membeli barang yang justru penting dan sangat dibutuhkan oleh mereka saat ini, yaitu masker dan hand sanitizer.

Sebagaimana virus corona telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia yang kini telah mencapai ratusan kasus, keluarga miskin seperti Hasib dan istrinya tidak memiliki pilihan untuk bisa melakukan apapun selain khawatir.

"Kami benar-benar tidak memiliki sesuatu yang spesial yang bisa untuk membantu kami. Kami harap kami akan baik-baik saja." Kata Hasib.

Selain Hasib dan Khomsiah, ada warga lain yang juga tinggal di daerah kumuh ini. Kebanyakan dari mereka juga bekerja sebagai penjual minuman keliling dengan sepeda. Mereka yang tinggal di sana kebanyakan berasal dari pulau Madura yang berbondong-bondong ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Beberapa dari mereka sudah tinggal lebih dari 20 tahun yang lalu.

2. Cerita Munidin, Penjaja Kopi Keliling

Munidin adalah seorang penjual kopi keliling yang sudah berjualan sejak tahun 2011. Munidin setiap harinya bekerja mulai dari siang hingga malam hari di pinggir jalan antara dua pusat perbelanjaan besar di Jakarta. Setiap harinya Ia biasanya menghasilkan sekitar 50.000 rupiah untuk menghidupi istri dan tiga anaknya.

"Saya benar-benar tidak tahu banyak tentang korona, tetapi jika kami sakit, kami akan pergi ke Puskesmas," katanya.

Tetapi puskesmas tidak bisa merawat atau menangani seseorang yang mengidap virus corona. Mereka tidak memiliki alat pengujian virus corona atau mesin ventilasi, dan hanya beberapa dari puskesmas yang memiliki tempat tidur rawat inap.

"Kami memiliki alat untuk mengukur suhu, melakukan penyaringan awal sebagai langkah pertama, dan memantau gejala, memeriksa riwayat perjalanan mereka," kata dr Arita Magdalena, kepala satu klinik kesehatan setempat.

"Jika mereka memiliki poin kriteria seperti gejala Corona, Puskesmas akan merujuk mereka ke rumah sakit yang lebih besar." imbuhnya.

3. Kisah Misliah Penjual Minuman Instan 
Sama halnya dengan Hasib dan Munidin, Misliah adalah seorang ibu tiga anak berusia 30 tahun yang setiap hari menjual kopi, air, mi instan, dan rokok dari gerobak dorong di luar masjid terdekat dari jam 10 malam sampai subuh. Setiap hari, Misliah biasanya menghasilkan uang sekitar Rp 40.000.

"Saya mendengar berita tentang virus ini. Saya membacanya. Ya, saya khawatir, tapi saya tidak punya masker," katanya.

Pemerintah pusat dan daerah harus mendistribusikan masker wajah gratis di masyarakat miskin untuk memberi penduduk setidaknya memberikan perlindungan dasar - dan untuk menggagalkan para penimbun yang kemudian menjual masker dengan dua atau tiga kali lipat dari harga normal.
 
4. Cerita Fuzalih, Pedagang Kecil di Gang Kumuh

Hal serupa juga dirasakan oleh Fuzalih, seorang pedagang yang berjualan di seberang gang beraspal kecil yang membentang di tengah-tengah perkampungan kumuh. Fuzalih mengatakan bisnisnya sedang surut karena virus corona ini, karena semakin sedikit orang yang pergi ke pusat perbelanjaan kecil tempat ia mendirikan warungnya.

Tidak hanya tentang penurunan penghasilan yang dialami oleh warga miskin yang terdampak corona ini, tapi yang lebih buruk lagi adalah mungkin banyak belum tentu mendapatkan informasi kesehatan yang tepat tentang Covid-19 ini.

"Pemerintah mengatakan bahwa jika kita sehat, kita tidak perlu memakai topeng," kata Fuzalih.

Orang-orang seperti Fauzalih juga sering berkelakar bahwa perkampungan kumuh tempat Ia tinggal adalah daerah 'anti corona'.

Share:

0 comments:

Post a Comment

Selamat HUT Byangkara Ke 79

Selamat HUT Byangkara Ke 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Silakan Klik Kerja sama Publikasi

MOTO KAMI


Cermat Cerdas Tepat Dalam Informasi Menjadi Media Inpendent Berita Tanpa Intervensi

Unsur Pimpinan DPR RI 2024 2029

Ucapan Selamat Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang

Ucapan Selamat Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang

PT KONTAK MEDIA PERSADA GROUP KLIK

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

BUMN PEDULI BANGSA

BUMN PEDULI BANGSA

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

IBU KOTA NUSANTARA

IBU KOTA NUSANTARA

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

INFO CPNS DAN PPPK 2025 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

BERGERAK DAN BERGERAK

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support