Thursday, 30 December 2021

Kenaikan Harga Energi Akan Menambah Jumlah Rakyat Miskin

 

Foto : ISTIMEWA

FAHMY RADHI Pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM - Meski alasannya masuk akal untuk meningkatkan kualitas lingkungan, hal iu sama saja memaksa pelanggan membeli BBM yang harganya lebih mahal.

» Keadaan ekonomi dan beban masyarakat bawah saat ini belum sepenuhnya pulih dan normal.

» Harga bahan pokok akan melambung dengan penghapusan pertalite dan premium.

JAKARTA - Di tengah himpitan ekonomi dengan melonjaknya harga minyak goreng dan telur serta kenaikan harga LPG, masyarakat sekarang khawatir dengan rencana pemerintah menghapus beberapa Bahan Bakar Minyak (BBM) murah seperti pertalite dan premium.

Sebab itu akan semakin memukul daya beli masyarakat berpenghasilan rendah dan menambah jumlah warga miskin serta memperlebar ketimpangan.

Keputusan menaikkan harga LPG saat ini bukanlah langkah yang tepat. Itu kontraproduktif dengan upaya mendorong pemulihan. Langkah pemerintah memperkuat daya beli dirusak sendiri oleh regulator melalui kenaikan harga energi.

Pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Fahmy Radhi, kepada Koran Jakarta, Rabu (29/12), menegaskan dengan dinaikkannya harga LPG nonsubsidi maka inflasi akan naik. Kenaikan harga bahan pokok semakin tak terhindarkan seiring dengan rencana menghapus pertalite dan premium tahun depan.

Pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) telah menaikkan harga LPG nonsubsidi. Akibatnya, selisih harganya makin jauh dengan harga LPG subsidi. Tak hanya berhenti di situ, tahun depan BUMN Minyak dan Gas Bumi (Migas) itu juga menghapus BBM jenis pertalite dan premium. Sementara itu, tak sedikit UMKM yang mengonsumsi pertalite.

Fahmy khawatir kenaikan harga gas LPG memicu terjadinya migrasi konsumen. Jika sebelumnya mereka membeli gas nonsubsidi, tetapi karena harganya naik dan selisihnya terlalu besar maka mereka beralih ke gas subsidi atau LPG melon. Terlebih lagi dengan skema distribusi LPG melon yang bersifat terbuka maka siapa pun akan bisa membelinya, entah dia miskin atau kaya.

"Pelanggan yang sensitif dengan harga akan langsung berpindah ke gas melon. Ini bakal menyebabkan kelangkaan, karena permintaan LPG 3 kg ini meningkat pesat. Dampak lanjutannya ada kelangkaan," tegas Fahmy.

Terkait dengan penghapusan pertalite dan premium, meski alasannya masuk akal untuk meningkatkan kuaitas lingkungan yang makin bersih namun Fahmy menegaskan hal itu sama saja memaksa pelanggan untuk membeli pertamax yang harganya lebih mahal.

Jaga Daya Beli

Peneliti Alpha Research Data Base, Ferdi Hasiman, berharap pemerintah semestinya fokus menjaga agar daya beli masyarakat tidak terpuruk. Tidak lantas menaikkan harga energi karena akan berdampak langsung ke daya beli masyarakat yang masih lemah akibat pandemi.

"Harusnya harga energi itu jangan dinaikkan dulu. Konsumsi masyarakat memang mulai pulih, tetapi belum benar-benar pulih. Pemerintah jangan langsung ambil keputusan menaikkan harga energi karena bisa mengganggu pemulihan," tukas Ferdi.

Ia berpandangan jika pemerintah masih berkeras menaikkan harga energi maka target pertumbuhan ekonomi tahun depan jangan terlalu ambisius. Tahun depan, ekonomi ditargetkan tumbuh 5,2-5,5 persen.

Pakar Sosial Ekonomi dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) sekaligus Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam, mengatakan pemerintah perlu hati-hati dalam menaikkan tarif energi, LPG, serta menghapus pertalite dan premium. Kebijakan ini akan berdampak langsung terhadap beban pengeluaran masyarakat kelas bawah untuk jangka pendek.

"Sementara keadaan ekonomi dan beban masyarakat kelas bawah saat ini belum sepenuhnya pulih dan normal. Saya pikir pemerintah harus bijak dan bisa melakukan sosialisasi terlebih dahulu tanpa harus tergesa-gesa agar masyarakat kelas bawah lebih siap menerima kebijakan dihapuskannya pertalite dan premium untuk mendukung jaminan energi hijau," katanya.

Menurut Surokim, masih butuh waktu untuk meyakinkan masyarakat terkait penghapusan jenis-jenis bahan bakar itu sembari menyiapkan skema kompensasi yang lebih tepat dan kena sasaran.

Pengamat Kebijakan Publik, Achmad Nur Hidayat, mengatakan kenaikan harga LPG nonsubsidi akan menyebabkan masyarakat pindah ke gas melon atau LPG bersubsidi. Kenaikan LPG nonsubsidi disebabkan peningkatan harga pada contact price (aramco) CPA LPG yang naik. Kenaikannya sebesar 1.600 rupiah sampai 2.600 rupiah per kilogram.

Share:

0 comments:

Post a Comment

Selamat HUT Byangkara Ke 79

Selamat HUT Byangkara Ke 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Silakan Klik Kerja sama Publikasi

MOTO KAMI


Cermat Cerdas Tepat Dalam Informasi Menjadi Media Inpendent Berita Tanpa Intervensi

Unsur Pimpinan DPR RI 2024 2029

Ucapan Selamat Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang

Ucapan Selamat Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang

PT KONTAK MEDIA PERSADA GROUP KLIK

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

BUMN PEDULI BANGSA

BUMN PEDULI BANGSA

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

IBU KOTA NUSANTARA

IBU KOTA NUSANTARA

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

INFO CPNS DAN PPPK 2025 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

BERGERAK DAN BERGERAK

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support