JAKARTA KONTAK BANTEN Era globalisasi menjadi era dimana manusia diberikan kemudahan untuk melihat betapa luasnya dunia. Media massa telah menjadi sarana terbaik di era modern ini. Sejak awal kemerdekaan hingga sekarang media tetap mempunyai peran penting dalam perkembangan. Melalui media massa lah, komunikasi dapat terjalin antar negara secara luas.
Media massa telah memiliki peran penting dalam proses kehidupan, media massa adalah sebagai bentuk sosialisasi tentang nilai-nilai baik yang dikemas melalui berbagai tayangan atau tulisan.
Media massa Cetak maupun online menurut Dennis McQuail (2000:4) merupakan media yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas yang bersifat publik dan dapat memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa.
Media massa Cetak maupun online yang berlindung dalam pers mempunyai kekuatan sebagai pembebas manusia dari kebodohan. Media mampu menggalang persatuan dan opini publik terhadap suatu peristiwa. Tak heran jika acap kali sebuah media sengaja menayangkan berita dengan berulang-ulang dengan harapan khalayak akan memberikan opini/pendapat yang sama terhadap suatu peristiwa yang sedang hangat dibicarakan.
Media massa Cetak maupun online adalah salah satu tempat pembentuk opini publik.
Lewat pesan yang disampaikan, Media massa Cetak maupun online bisa saja menyulap kepribadian seseorang. Media massa bak kapsul yang dimasukan ke tubuh penikmatnya dan kemudian membiarkan informasi-informasi tersebut menyebar lalu dicerna oleh khalayak.
Media massa bukanlah sekadar industri bisnis semata, yang hanya mencari keuntungan dari iklan atau hanya sebagai wadah wartawan bekerja. Tetapi juga telah tumbuh dengan segala bentuk sarana untuk menyalurkan dan mempublikasikan berita kepada khalayak.
Bentuk media yang merupakan sarana jurnalistik yang dikenal terdiri atas media cetak, media elektronik, dan media online.
Hal yang patut dipahami dalam hal ini adalah bahwa hampir seluruh aktivitas kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari keberadaan media massa, seperti tiada hari tanpa berita.
“Media itu kan alat komunikasi. Komunikasi adalah menyampaikan pesan. Masing-masing media massa akan mempengaruhi pembaca, pemirsa, dan pendengarnya. Secara kepribadian banyak orang berubah setelah menerima pesan. Baik itu penampilan atau style, gaya bicara cara makan maupun cara beragama.”
Sebut saja tayangan televisi. Siapa yang tak mengenal kotak magic bernama televisi? Televisi masih menduduki peringkat tertinggi sebuah media massa dalam mempengaruhi masyarakat.
Berdasarkan data yang tertera, televisi merupakan Media massa Cetak maupun online yang dominan dan telah memperoleh kepercayaan yang besar dari masyarakat yaitu sebesar 90 % jika dibandingkan dengan media massa lainnya seperti radio, surat kabar, dan majalah. Andi Alimudin (Televisi dan Masyarakat Pluralistik :2015).
Kita ambil saja contoh adegan ditelevisi yang memberikan rangsangan masyarakat untuk menirunya. Padahal sudah jelas semua orang tahu bahwa apa yang disajikan itu semua bukan yang terjadi sebenarnya. Beberapa stasiun televisi banyak memproduksi cerita anak sekolah yang tidak berkualitas. Seperti tauran, bolos saat pelajaran, bullying, atribut sekolah yang urak-urakan dan melawan guru. Terkadang efeknya memang tidak langsung terlihat dalam sekejap mata dan juga tidak disadari.
Beralih dari sekedar dunia hiburan, istimewanya sebuah media massa televisi ini yakni dapat memojokkan satu hal yang terpenting dalam negara sekalipun. Pemberitaan-pemberitaan yang dimuat sebagai produk jurnalistik terkadang menjadi perbincangan hangat dimasyarakat. Beberapa waktu lalu, dapat diingat kembali Indonesia berguncang dengan kasus penistaan agama yang menjerat mantan Gubernur Jakarta, Pramono. Bahkan sebelum adanya tindakan dari pengadilan, sudah terlebih dulu opini publik menyatakan status bersalahnya.
Pemberitaan yang tersebar di Indonesia tidak hanya disorot oleh media televisi saja, adalagi yaitu radio. Walaupun sudah menipisnya penggemar radio. Namun, bukan berarti mereka tidak memberikan pengaruh terhadap perkembangan audience. Jauh sebelum munculnya televisi, radio sudah terlebih dahulu melalangbuana dalam pergelutan negara. Dalam prosesnya siaran untuk memberikan informasi, radio mempunyai trik tersendiri dalam mengajak pendengar agar bergabung dalam aktivitasnya.
Selain itu, ada juga media cetak yang kini eksistensinya mulai terkalahkan oleh televisi tetapi media cetak masih konsisten dalam mencetak lembaran demi lembaran koran-koran setiap harinya. Para pembaca mungkin saja berkurang dari setiap tahunnya, tapi tidak memungkinkan koran mati begitu saja. Media cetak tetap ada dengan membuktikan berbagai kelebihannya. Informasi yang diberikan lebih lengkap dan dikemas secara mendalam dengan proses produksi yang lama.
Saat ini pertumbuhan media massa sangat pesat. Terlebih lagi media online. Portal-portal berita yang tercanggih sekalipun dengan berbagai varian kini lahir untuk memberikan warna terhadap pembacanya. Hal yang disayangkan dari media ini ialah fakta yang terungkap, masih banyak kasus publikasi berita yang tak sesuai kaidah jurnalistik. Istilah berita tersebut sedang tenar di masa kini yaitu “Hoax”. Berita bohong tersebut dengan mudah meracuni setiap massa dalam hitungan detik saja.
Dari berbagai jenis media massa diatas dapat kita simpulkan bahwa beragam media di Indonesia menjadi pembentuk karakter masyarakatnya. Keberadaaan media massa dalam menyajikan informasi cenderung memicu perubahan serta banyak membawa pengaruh pada penetapan pola hidup masyarakat. Beragam informasi yang disajikan dinilai dapat memberi pengaruh yang berwujud positif bahkan negatif. Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan masyarakat terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari.
Maka dari itu, dikehidupan ini, ada karakter seseorang yang rentan terpengaruh dan ada yang anti pengaruh. Biasanya seseorang akan meniru segala sesuatu yang berhubungan dengan idolanya tersebut baik dalam hal berpakaian, berpenampilan, potongan rambutnya ataupun cara berbicara yang mencerminkan diri idolanya (Trimarsanto, 1993:8).
Hal tersebut diatas cenderung lebih berpengaruh terhadap generasi muda.Pola perilaku mereka, sedikit demi sedikit dipengaruhi oleh apa yang mereka terima dari sajian media yang mungkin melenceng dari tahap perkembangan jiwanya maupun norma-norma yang berlaku. Hal ini dapat terjadi bila tayangan atau informasi yang mestinya dikonsumsi oleh orang dewasa tetapi malah jadi tontonan anak-anak. Keterpengaruhan tersebut kembali lagi pada karakter seseorang. Bagaimana mereka mengolah sebuah informasi menjadi hal penting. Khusus untuk anak-anak, kontrol dari orang tua sangat penting.
Maka dari itu “melek media” dalam abad ini sangat diperlukan. Melek media adalah kemampuan untuk memahami pesan yang diberikan oleh media massa. Menurut para ahli dalam (Chang, Sup, 2001: 424) melek media adalah : 1. Kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan pesan. 2. Pengetahuan tentang bagaimana fungsi media dimasyarakat. 3. Pemahaman kebudayaan, ekonomi, politik, dan keterbatasan teknologi dalam suatu kreasi, produksi, dan transmisi pesan. 4. Fokus utama mengevaluasi secara krisis tentang pesan, dan cara mengkomunikasikannya. Jadi, “Melek media” dapat membantu setiap insan penikmat media massa agar dapat memilah mana tayangan yang baik, yang buruk, mana informasi yang benar, yang salah, bahkan.
(Diskominfo/Fera)
No comments:
Post a Comment