SERANG, (KB).-Sebanyak 10 jenis pelayanan publik yang diberikan Pemerintah Kota
(Pemkot) Serang dikeluhkan masyarakat Kota Serang, karena tidak optimal.
Keluhan terhadap pelayanan publik terungkap dari hasil penelitian
kepuasan pelayanan publik yang dilakukan oleh tim survei dari Untirta
yang bekerja sama dengan pihak Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kota Serang pada 2016. Hasil penelitian disampaikan pihak
Bappeda dalam kegiatan Pra-Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kota Serang 2018 yang digelar di salah satu hotel Kota Serang,
Jumat (17/3/2017).
Dalam deskripsi hasil penelitian kepuasan pelayanan publik, 10 jenis
pelayanan publik yang masih dikeluhkan, yaitu pengelolaan sampah, karena
masih ada tumpukan sampah di beberapa titik, seperti pinggir jalan,
bantaran sungai, dan tanah kosong. Kemudian, penerangan jalan umum,
terutama jalan lingkungan dan jalan sekunder di Kecamatan Kasemen,
Cipocok Jaya, Takatakan, Curug, dan Walantaka. Saat malam hari rawan
kecelakaan dan tindak kejahatan. Selanjutnya, penanganan anak jalanan,
pegemis, dan orang gila, masih banyak yang belum ditangani dengan baik,
bahkan masuk ke wilayah permukiman.
Pelayanan publik lain yang dikeluhkan, yakni pemeliharaan jalan dan
drasinase, pemeliharaan jalan belum optimal. Apalagi musim penghujan
masih ada jalan rusak dan tergenang air, kemudian kondisi drainase
kurang baik, sehingga jika hujan besar menyebabkan jalan mudah
tergenang. Kemudian, mengenai kesejahteraan lanjut usia. Meningkatnya
usia harapan hidup, maka berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah
masyarakat lanjut usia, peran pemerintah perlu ditingkatkan, sehingga
keberadaannya tidak membebani masyarakat dan keluarganya.
Selanjutnya,
layanan angkutan umum, trayek angkutan agar ditertibkan, tidak
dipatuhinya trayek, masyarakat mengeluh oknum sopir yang semena-mena
menaikturunkan penumpang, banyak terlihat angkutan luar Kota Serang yang
beroperasi sampai ke tengah kota.
Kemudian, layanan terminal. Bus seharusnya mengambil penumpang di
terminal, tetapi kenyataannya bus jarang masuk terminal. Penumpang juga
enggan masuk terminal, karena selain kotor juga tidak aman, sehingga
banyak penumpang yang berdiri di pinggir jalan Terminal Cipocok,
sebagian pengelolaan angkutan dan pengemudi tidak mau memanfaatkan
terminal tersebut. Hal tersebut menimbulkan terminal bayangan di Warung
Pojok. Kemudian, layanan publik lain yang dikeluhkan juga air bersih,
masyarakat mengeluh ketersediaan air bersih untuk minum dan memasak,
permasalahan yang dihadapi air sumur berasa asin debit yang sangat
terbatas.
Selanjutnya, mengenai pengelolaan pasar. Pasar menjadi jantung
perekonomian masyarakat, namun pengelolaannya belum tertata dengan rapi,
seperti Pasar Pagi Taman Sari masih bertahan dengan kesemerawutannya,
para pedagag berjualan di badan jalan dan mengganggu pengguna jalan.
Pasar Lama pada bagian belakang dalam kondisi becek dan bau. RTC
pedagang kurang teratur, penataan parkir semerawut, sehingga kondisi
pasar terlihat kumuh. Persoalan layanan publik yang dikeluhkan juga
menyangkut sanitasi. Masyarakat belum mendapatkan perhatian mengenai
kebutuhan sanitasi, sehingga masih memiiki kebiasaan lama dalam hal
buang air besar di kebun. Diperlukan perluasan cakupan layanan sanitasi
lingkungan yang berorientasi pada penguatan kesadaran untuk mengubah
kebiasan buruk dan agar masyarakat berpola hidup bersih dan sehat
0 comments:
Post a Comment