![]() |
Kepala BKkBN Surya Candra Surapaty |
JAKARTA – Sampai saat ini, soal KB di sebagian anggota
masyarakat masih ada yang pro dan kontra baik dari kelompok masyarakat
adat, pemuka agama maupun kelompok sosial lainnya. Ada yang belum bisa
menerima keberadaan program KB, di antara banyak yang sudah menerima.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Surya Candra Surapaty, kemarin. Karenanya, pendekatan
terhadap kelompok ini masih perlu terus dilakukan melalui sosialisasi
yang melibatkan berbagai komponen masyarakat.
“Pro kontra program KB masih ada hingga sekarang. Kelompok
fundamentalis misalnya, kita harus arif dan bijak menyikapinya,” kata
Surya Candra seusai membuka Pertemuan Diseminasi Hasil Penelitian “KB
dan Islam: Pandangan Tokoh-Tokoh Muslim Moderat’ Selasa (28/3/2017).
Meski demikian, menurutnya program KB tetap bisa berjalan dengan baik
terbukti dengan menurunnya angka rata-rata kelahiran sejak program KB
digaungkan.
Keberhasilan program KB tentu tidak terlepas dari dukungan dan
komitmen penentu kebijakan, baik tokoh formal, tokoh masyarakat, pemuka
agama dan organisasi sosial masyarakat lainnya. Dan dukungan serta
komitmen tersebut perlu terus dilanjutkan untuk keberhasilan pembangunan
sektor kependudukan dimasa depan.
Data proyeksi penduduk tahun 2010-2035, menunjukkan bahwa Indonesia
akan mengalami era bonus demografi, dengan puncaknya terjadi pada tahun
2020–2035, dimana proporsi angkatan kerja (usia produktif) pada saat itu
meningkat mencapai 60-70 persen.
Pada kurun waktu tersebut Indonesia akan mengalami jendela peluang
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia dimana beban
ketergantungan semakin kecil dengan proposi angkatan kerja yang
berlimpah.
“Situasi tersebut diharapkan bisa meningkatkan penghasilan keluarga,
dan keluarga bisa meningkatkan tabungan karena tanggungan semakin
kecil,” ujarnya.
Bonus demografi tersebut bisa terjadi, akibat dampak dari penurunan
angka kelahiran dari 5,6 pada tahun 1970-menjadi 2,6 data SDKI 2012.
Penurunan angka kelahiran ini berdampak pada perubahan struktur penduduk
di Indonesia.
Surya mengatakan keberhasilan program KB dengan turunnya angka
kelahiran tersebut harus terus dipertahankan. Munculnya pandangan yang
kontra terhadap program KB tetap harus disikapi dengan bijak dan arif.
“Kita perlu susun strategi baru untuk meningkatkan pemahaman yang
utuh, baik dan benar tentang program Kependudukan, Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga, sehingga ke depan sikap yang kontra ini bisa
berubah dan pada akhirnya mendukung program pembangunan kependudukan di
Indonesia,” tambah Surya Candra
0 comments:
Post a Comment