SERANG – Presiden Joko Widodo akan melakukan ground breaking atau peletakan batu pertama pembangunan jalan tol Serang-Panimbang bulan Oktober mendatang.
Informasi tersebut diperoleh setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan pemberitahuan terkait perkembangan
proyek pembangunan jalan tol Serang-Panimbang kepada Wakil Gubernur
Banten Andika Hazrumy, di kantor Gubernur Banten, Kawasan Pusat
Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Curug, Kota Serang, Selasa (26/9).
“Tadi kami melaporkan terkait progress jalan tol Serang-Panimbang, karena ini kan rencananya ground breaking awal Oktober,” ujar Sugandhi dari Satuan Kerja Seksi I Tol Serang-Panimbang Kementerian PUPR usai bertemu Wagub.
Menurut Sugandhi, sejauh ini pihaknya tidak mendapat kendala berarti
terkait dengan persiapan atau pembebasan lahan sebagai tahap awal
pembangunan jalan tol tersebut. Meski begitu, lanjutnya, Kementerian
PUPR baru-baru ini melakukan penambahan trase di Seksi I, yakni dengan
menambahkan lokasi pembangunan di Desa Kaserangan.
“Sebelumnya Desa Kaserangan ini tidak masuk di Seksi I. Tapi dalam
perkembangannya ada kebutuhan untuk menambahkan,” ujarnya seraya
mengatakan penambahan lahan di desa tersebut untuk kebutuhan pembangunan
jalan tol yakni seluas 5.000 meter persegi.
Lebih jauh, Sugandhi mengatakan, penambahan trase di desa tersebut
harus dikebut terkait pembebasan lahannya, karena masuk ke dalam Seksi I
dimana pembangunan jalan tol Serang-Panimbang tahap awal akan dilakukan
pasca ground breaking. ”Kalau di Seksi lain sejauh ini clear, karena kan pembebasan lahan dilakukan bertahap seiring pembangunan fisik dilakukan,” imbuhnya.
Sementara itu Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menambahkan, kini
Pemprov Banten menunggu usulan penambahan trase tersebut dari
Kementerian PUPR, untuk kemudian Pemprov Banten melalui Gubernur bisa
menerbitkan SK atau surat keputusan penetapan lahannya. “Nah, kalau SK
itu sudah terbit, baru pembebasan lahan untuk trase tambahan itu bisa
dilakukan. Saya kira cukup lah waktu yang kita punya sampai dengan
dilakukannya ground breaking Oktober nanti,” katanya.
Lebih jauh Wagub mengaku Pemprov akan all out melakukan
tugasnya dalam pengerjaan pembangunan Tol Serang-Panimbang, yang dalam
tahap awal ini pemprov misalnya bertugas mengeluarkan SK penetapan
lahan. “Hal-hal administrasi seperti ini kami pastikan tidak akan
menjadi penghambat. Prinsipnya kalau usulan dari Kementerian PUPR masuk,
langsung kami proses,” katanya.
Terkait dengan komitmennya itu, Andika mengaku pihaknya sangat
menyadari arti pentingnya pembangunan infrastruktur jalan, kaitannya
sebagai cara untuk melakukan pemerataan perekonomian di Banten yang
diakuinya sejauh ini masih timpang antara utara dan selatan. “Nah, kalau
jalan tol ini sudah ada ini akan menjadi semacam ice breaker
bagi stagnasi pembangunan di selatan. Pariwisata tumbuh, pertanian
tumbuh, perekonomian rakyat yang lainnya akan ikut tumbuh. Belum lagi
investasi korporasi yang nanti akan masuk dengan adanya akses jalan tol
ini,” paparnya.
Untuk diketahui, pembangunan jalan tol Serang-Panimbang membutuhkan
anggaran untuk pembebasan lahan yang sudah tersedia mencapai sekitar Rp 1
triliun. Anggaran tersebut disiapkan pemerintah pusat sebesar Rp 700
miliar dan Rp 300 miliar sisanya merupakan dana talangan dari PT Wika
yang akan mengerjakan pembangunan jalan tol tersebut.
Ruas tol ini terbagi atas 3 Seksi. Yakni Seksi I Serang-Rangkasbitung
sepanjang 26,5 kilometer, Seksi II Rangkasbitung-Bojong sepanjang 33
kilometer, dan Seksi III Bojong-Panimbang sepanjang 24,41 kilometer.
Setidaknya ada empat wilayah yang akan dilewati, yaitu Kota Serang,
Kabupaten Serang, Lebak, dan Pandeglang. Kebutuhan lahan untuk jalan tol
tersebut mencapai 785 hektar yang melalui 50 desa dan kelurahan, dan 14
kecamatan.
0 comments:
Post a Comment