TANGERANG – Indonesia saat ini sedang mengalami
gangguan atau turbulensi kemanusiaan di berbagai bidang kehidupan. Salah
satu tandanya hingga saat ini korupsi masih merajarela mana-mana.
Persoalan-persoalan krisis kemanusiaan itu dipotret, dianalisisi, dan
dituangkan secara cermat oleh Away Enawar dalam buku kumpulan puisi
bertajuk Turbulensi (Kumpulan sajak kepada hati yang terkoyak).
Teater Cahaya UMT dan Komunitas Siti Hinggil Benteng akan
mengekspresikan kumpulan sajak itu ke dalam repertoar atau pertunjukan
besar dan megah, yakni Konser Turbulensi di Taman Ismail Marzuki (TIM),
Jakarta, Jumat-Sabtu (6-7/9) mendatang.
Demikian diungkapkan Away dalam jumpa pers kepada wartawan di Lantai 6
Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Jalan Perintis Kemerdekaan,
Cikokol, Kota Tangerang, Selasa (19/9) petang.
Dalam buku kumpulan sajak Turbulensi itu ada sepuluh sajak, yang
kemudian diolah menjadi musikalisasi puisi dan lakon dramatik yang
digelar secara orkestratif hingga menjadi rama musikal.
“Konser Turbulensi ini akan melibatkan sekitar 50 orang seniman dan
beberapa seniman nasional seperti Jose Rizal, Ken Zuraida, Amoro
Katamsi, dan Doddy Katamsi,” ungkap Away yang juga Dekan Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMT.
Seniman-seniman itu sengaja dilibatkan untuk menjaga ruh dan
mengusung pesan yang ingin disampaikan kepada penonton. Untuk menambah
kekuatan pemanggungan, konser ini juga akan melibatkan pelaku-pelaku
multi media dari Yogyakarta.
Away mengatakan ketika manusia-manusia mengalami Turbulensi, maka
harus kembali kepada hening. Dalam hening itu ada dialog manusia dengan
manusia, alam, dan Tuhan.
Arwen, Wakil Rektor (Warek) UMT yang hadir dalam jumpa pers itu,
mengatakan Turbulensi bisa juga diartikan sebagai getaran atau guncangan
manusia. Hal itu disebabkan rasa kekhawatiran atau ketakutan.
Tidak heran jika saat ini di negeri ini banyak sekali manusia yang
khawatir dan takut miskin misalnya, sehingga melakukan korupsi.
Akibatnya, manusia-manusia semacam itu mengalami kehilangan hati dan
ruh.
“Lihat sekarang Operasi Tangkap Tangan (OTT) di mana-mana, seperti
yang terjadi pada Walikotoa Batu. Sebelumnya juga ada Ketua DPD Irman
Gusman yang kena OTT juga,” katanya.
Arwen berharap Konser Turbulensi bisa menjadi tontotan yang menghibur
dan menggembirkan, namun demikian konser itu akan mendidik dan
memberikan pencerahan kepada penonton. (
0 comments:
Post a Comment