![]() |
Putera Mahkota Kerajaan Arab Mohammed bin Salman.(reuters) |
ARAB SAUDI – Gerakan antikorupsi di Arab Saudi tidak berakhir dengan
penangkapan 11 pangeran, empat menteri, dan puluhan mantan menteri.
Jaksa Agung, Sheikh Saud Al Mojeb, mengatakan penahanan tersebut
“hanyalah awal dari proses penting untuk memberantas korupsi di manapun
itu berada.”
Mojeb mengatakan proses penyelidikan dugaan korupsi telah mencapai “tahap satu”.
“Bukti-bukti dalam jumlah banyak telah dihimpun dan interogasi
terperinci sudah dilangsungkan,” sebut Al-Mojeb dalam pernyataan resmi.
“Sampai dengan saat ini, semua tersangka bakal mendapat akses penuh
kepada pendampingan hukum dan persidangan akan digelar dalam waktu yang
tepat dan terbuka bagi semua yang berkepentingan,” sambungnya.
Figur penting
Komisi antikorupsi Arab Saudi yang baru dibentuk dan dikepalai putra
mahkota, Pangeran Mohammed bin Salman, telah menahan 11 pangeran, empat
menteri, dan puluhan mantan menteri.
Di antara yang ditahan terdapat Pangeran Alwaleed bin Talal,
pengusaha yang mempunyai saham di berbagai perusahaan raksasa seperti
Twitter dan Apple. Forbes menaksir kekayaan bersih Pangeran Alwaleed
mencapai 17 miliar dolar AS atau sekitar Rp230 triliun.
Lalu ada Adel Fakieh, menteri ekonomi; Ibrahim al-Assaf, mantan
menteri keuangan yang juga duduk sebagai anggota dewan perusahaan
minyak, Saudi Aramco; serta Bakr bin Laden, bos perusahaan konstruksi
Saudi Binladin, dan saudara laki-laki Osama bin Laden.
Laporan penangkapan itu disambut baik Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
“Saya punya kepercayaan besar pada Raja Salman dan putra mahkota Arab
Saudi, mereka tahu benar apa yang mereka lakukan,” tulis Trump dalam
cuitannya.
“Beberapa di antara mereka telah ‘memerah’ negara mereka selama bertahun-tahun!” sambung Trump.
Helikopter jatuh
Penyelidikan terhadap sejumlah individu tersebut mengemuka pada saat
aparat Arab Saudi menggelar investigasi terkait peristiwa jatuhnya
helikopter dekat perbatasan Arab Saudi-Yaman.
Salah seorang korban adalah Pangeran Mansour bin Muqrin, wakil
gubernur Provinsi Asir. Dia menumpang helikopter dalam rangka pemantauan
kawasan yang dia pimpin. Sejauh ini, penyebab helikopter jatuh belum
diketahui.
Pangeran Mansour adalah anak kandung Pangeran Muqrin bin Abdulaziz,
mantan kepala badan intelijen sekaligus putra mahkota Arab Saudi. Status
itu dicabut tatkala Raja Salman naik takhta pada 2015 lalu.
Perubahan besar
Frank Gardner, Koresponden keamanan BBC mengatakan, rangkaian
peristiwa terkini di Arab Saudi sukar ditebak arahnya. Negara terkaya di
kawasan Timur Tengah itu tengah mengalami perubahan besar yang belum
pernah terjadi sebelumnya sepanjang 85 tahun sejarahnya sebagai negara
merdeka.
Fakta bahwa ada sejumlah anggota keluarga kerajaan ditahan dan
dipermalukan di depan umum tidak pernah terpikirkan tiga tahun lalu.
Namun, faktanya inilah yang terjadi di Arab Saudi, negara yang kini
dikelola pemerintahan baru.
Putra mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman, pemimpin badan
antikorupsi yang baru dibentuk, tampaknya berkeras untuk menghadapi
semua tantangan demi memodernisasi negara sekaligus memberangus oposisi,
baik yang sekuler maupun yang relijius.
Dia populer di kalangan kaum muda Saudi, namun pengritiknya
berpendapat bahwa dia memainkan taruhan tinggi dan bakal menghadapi
serangan balik yang berbahaya
0 comments:
Post a Comment