LEBAK, (KB).- Ratusan hektare (Ha) sawah di Desa
Cikeusik Kecamatan Wanasalam saat ini terancam mengalami gagal tanam.
Hal itu terjadi akibat tidak optimalnya fungsi irigasi dan juga faktor
rendahnya intensitas curah hujan.
Seorang petani, Saeful (40) mengatakan, para petani di wilayah
setempat saat ini merasa khawatir akan terjadinya potensi gagal tanam.
Sebab, hampir sebagian areal persawahan yang sudah ditanami padi berusia
sekitar satu bulan kini kesulitan pasokan air.
“Jika kemarau berlangsung lama, padi yang sudah ditanam berusia
sekitar satu bulan bisa mati. Karena, saat ini saja kondisi sawah sudah
mulai mengering kekurangan air,” kata Saeful, Jumat (14/6/2019).
Ia berharap, pemerintah daerah melalui Dinas pertanian (Distan) bisa
segera mencarikan solusi. Apalagi, sampai saat ini belum ada upaya
apapun dari pihak dinas guna mengatasi permasalahan kekeringan yang
sekarang dihadapi para petani.
“Dari dinas belum ada solusi. Kami harap, dinas tidak tinggal diam,
segera carikan solusi sebelum tanaman padi petani mati,” ujarnya.
Kepala Desa (Kades) Cikeusik Kecamatan Wanasalam, Enjang mengatakan,
areal sawah di wilayahnya uang berpotensi mengalami gagal tanam sekitar
490 ha. Sedangkan dari sawah yang sudah tertanami padi seluas itu, yang
masih teraliri air hanya sekitar 30 ha.
”Yang seluas 30 ha pun bukan dialiri dari saluran irigasi, tetapi
upaya petani menyedot air dengan mesin penyedot seperti alkon. Jelas lah
kalau menggunakan alkon akan menambah pengeluaran petani, karena harus
membayar sewa dan bahan bakarnya,” katanya.
Pemerintah daerah diharapkan bisa secepatnya turun tangan mencarikan
solusi, sehingga tanaman padi yang baru berusia sekitar 30 hari di area
persawahan Desa Cikeusik dapat terselamatkan.
”Kalau sampai gagal tanam, ya kasihan petani. Pemerintah harus segera
memberikan solusi agar kebutuhan air persawahan kembali teraliri air,
dan terhindar dari gagal tanam,” tuturnya.
0 comments:
Post a Comment