SERANG – Pemerintah Provinsi Banten akan membangun
kawasan perkebunan tanaman jengkol seluas 1 ribu hektar. Menurut
Gubernur Banten Wahidin Halim, komoditas jengkol disenangi warga Banten
dan bisa mempengaruhi inflasi di Banten.
Wahidin mengatakan, komoditas jengkol akan mempegaruhi inflasi karena
harga jengkol menjadi makanan mahal pada saat ini. Selain itu,
Lanjutnya, menu makanan jengkol sangat diminati oleh warga Banten,
Betawi dan Jawa Barat.
“Jengkol sangat mempengaruhin inflasi dengan harganya capai 80 ribu
per kilo sementara kebutuhan jengkol tonan per bulan. kita akan menanam
seribu hektar jengkol karena masyarakat Banten sangat senang makan
jengkol termasuk Betawi dan termasuk Jawa Barat,” kata Wahidin
disela-sela pidato pada Paripuran Istimewa HUT ke-19 Banten di DPRD
Banten, Jumat (4/10/2019).
Dia menyampaikan, Banten akan menjadi daerah produsen jengkol
terbesar di Indonesia hingga terkenal ke mancanegara. Selain jengkol,
pertanian padi pun akan turut dikembangkan di Banten dengan membuat
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang khusus mengelola penjualan hasil
pertanian.
“Ini (menenam jengkol) menjadi catatan sejarah bahwa Banten punya
produk jengkol terkenal sampai ke mancanegara. 2020 akan mulai
kembangkan sektor pertanian,” katanya.
0 comments:
Post a Comment