Membantu Sesama Berarti Kita Menyelamatkan Diri Kita Sendiri #LawanCovid19# Harus Bersama
Bangsa Indonesia sedang mengalami Bencana Nasional Pandemi Covid-19.
Dalam 33 hari setelah pengumuman terjadi peningkatan yang sangat cepat
dari 2 menjadi 1986 kasus dengan kematian 181 orang atau 9,1%. Kematian
di negara kita lebih tinggi dari angka kematian rata-rata global yaitu
5% atau 58.773 kematian dari 1.094.068 kasus. Kondisi ini menjadi
ancaman serius dan mencemaskan bagi seluruh rakyat Indonesia yang
berimbas pada berbagai aspek kehidupan.
Bencana ini tidak hanya
sekadar permasalahan kesehatan semata walaupun berpangkal dari masalah
kesehatan, namun sangat kompleks menyangkut juga permasalahan sosial,
ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan. Bila kondisi ini dianggap
sebagai medan pertempuran menghadapi bencana, dokter dan petugas
kesehatan adalah prajurit yang harus berada di garis depan.
Namun
tidaklah cukup hanya mengandalkan dokter dan petugas kesehatan saja
dalam berjuang memerangi bencana Covid-19 ini. Juga tidak hanya meminta
pemerintah untuk bertanggung jawab mengatasi bencana ini dengan berbagai
kebijakan dan upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi bencana ini.
Gerakan masif seluruh komponen bangsa sangat dibutuhkan saat ini.
Indonesia memiliki sejarah semangat pertahanan keamanan
semesta, yang mana saat negara diserang oleh musuh dari luar maka
seluruh rakyat Indonesia akan bersatu dan bergerak membela negara. Tidak
hanya tentara saja yang berjuang, seluruh rakyat ikut berjuang membantu
membela negara dengan bersenjatakan apa saja yang dimilikinya seperti
bambu runcing, kayu, golok, pedang, dan apa saja yang bisa digunakan
untuk melawan musuh.
Tidak hanya di garis depan, rakyat juga
membantu memberi dukungan dengan segala yang dimilikinya seperti
makanan, minuman, dan berbagai kebutuhan yang diperlukan para pejuang.
Saat ini tentunya perjuangan membela negara tidak seperti masa lalu
bentuknya. Tetap bersatu padu bahu membahu berjuang untuk keselamatan
dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan perannya
masing masing.
Seluruh rakyat ikut terpanggil dalam berbagai
aktivitas berjuang memerangi Covid-19 dengan menjaga dan memelihara
kesehatan sesama rakyat Indonesia. Orang sakit akan terbantu dalam
mengurangi penderitaannya. Mereka yang terancam sakit dapat terhindar
dari sakitnya. Demikian pula bagi yang sehat dapat terjaga dan
terpelihara kesehatannya. Semua bergotong royong tolong menolong berbagi
kontribusi mewujudkan kesehatan semesta.
Seluruh masyarakat perlu
ikut bertanggung jawab atas kejadian bencana ini dan menjadi bentuk
perjuangan yang perlu dibangun dalam rangka mewujudkan kesehatan semesta
bangsa Indonesia. Dorongan dari pemerintah, berbagai profesi, tokoh
agama, tokoh panutan, dan berbagai unsur terkait dapat menjadi sumber
penggerak.
Dorongan tersebut perlu disampaikan dalam bentuk arahan
bahwa kontribusi menjaga diri, keluarga, dan masyarakat adalah upaya
gotong royong yang perlu dilakukan serta senantiasa dikumandangkan
secara terus menerus. Hal ini memungkinkan timbulnya kebiasaan positif
yang kemudian diharapkan dapat menjadi suatu budaya yang baik bila dapat
saling menjaga dan mengingatkan bila ada perilaku yang membahayakan
yang tidak sesuai dengan upaya pencegahan penyebaran/penularan Covid-19.
Berbagai seruan telah disampaikan senantiasa menjaga jarak (physical distancing),
tidak batuk sembarangan, tidak berkerumun, membersihkan berbagai alat
yang bisa menjadi media penularan, tetap di rumah bila tidak ada
keperluan mendesak, dan melakukan isolasi diri secara patuh bila
berpotensi sakit atau berpotensi menularkan.
Saat ini menjaga
jarak adalah upaya yang sangat krusial dapat mengurangi laju penularan
dari Covid-19. Untuk itulah diperlukan kepatuhan untuk melaksanakannya.
Sampai saat ini belum sepenuhnya semua komponen masyarakat melaksanakan
seruan tersebut. Kesadaran terhadap hal Ini menjadi modal utama dalam
proses memerangi bencana Covid-19 ini.
Perlu dibangun budaya yang
membuat seseorang merasa bersalah bila berbuat sesuatu yang berpotensi
menulari diri sendiri dan orang lain apalagi sampai sakit. Perlu pula
dibangun budaya yang membuat seseorang merasa bersalah bila tidak
berbuat apapun bagi orang dalam kekurangan, menderita sakit, atau yang
tidak tahu terhadap bahaya penularan. Ini menjadi modal besar dalam
upaya membangun kesehatan semesta seluruh rakyat Indonesia --membawa
Indonesia dari suatu situasi penderitaan menuju kebaikan dan kondisi
yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.
Semangat gotong royong
merupakan semangat kebersamaan yang perlu dibangun untuk mewujudkan
Indonesia yang sehat, kuat, dan hebat. Pemantapan semangat ini
memerlukan tokoh panutan yang memberikan arahan pada masyarakat. Upaya
ini diharapkan dapat membangun berbagai komunitas swadaya masyarakat
yang peduli dengan sesama untuk saling menolong demi kemaslahatan
bersama. Semua orang yang mampu membantu yang kurang mampu, yang
berlebih membantu yang kekurangan, yang sehat membantu yang kurang
sehat, dan yang berpengetahuan membantu yang belum tahu.
Pada
kondisi saat ini gerakan tetap tinggal di rumah juga merupakan suatu
perjuangan, yang tentunya gerakan ini perlu didukung oleh banyak pihak.
Contoh konkret yang bisa dilakukan masyarakat adalah satu orang yang
mempunyai penghasilan bulanan dan ada kelebihan dapat membantu minimal
satu orang yang berpenghasilan harian yang dalam kondisi kekurangan
sebagai dampak dari imbauan tinggal di rumah (seperti pedagang kecil
pasar tradisional, pedagang keliling, ojek, tukang becak, dan lain
lain). Suasana ini akan mendorong persatuan sehingga budaya gotong
royong yang sudah mengakar pada berbagai sendi kehidupan bangsa
Indonesia benar terwujud.
Kolaborasi berbagi peran adalah kata
kunci yang tepat dalam menangani bencana Covid-19 secara nasional maupun
secara lokal di daerah. Seluruh komponen bangsa bersatu padu ikut
menanggulangi masalah ini sesuai dengan tugas dan keahlian masing
masing.
Para dokter dan petugas kesehatan berada di garis depan
memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Alat pelindung diri (APD)
dicukupi untuk terlaksananya pelayanan kesehatan dengan baik. Alat
deteksi dan diagnostik dicukupi untuk dapat melakukan screening
yang sakit dan tidak sakit. Seluruh komponen masyarakat membantu dengan
dukungan serta membatasi diri tidak keluar rumah, menjaga jarak,
membatasi mobilitas intra dan antarwilayah, saling membantu dalam
penghidupan.
Semoga bencana ini cepat berlalu dengan semangat perjuangan semesta. Salam sehat.
Prof. Dr. David S Perdanakusuma, dr, SpBP-RE(K) Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia
0 comments:
Post a Comment