![]() |
Anggota DPR Netty Prasetiyani Aher |
JAKARTA - Anggota DPR Netty Prasetiyani Aher menilai kasus dugaan korupsi dana bantuan sosial ( bansos) yang melibatkan Menteri Sosial Juliari P Batubara telah melukai hati rakyat.
"Bagaimana
rakyat tidak marah dan terluka hatinya jika dana bansos untuk jelata
pun dikorupsi juga," ujar Netty, Kamis (10/12/2020).
Dia menilai
dugaan tindak pidana korupsi Juliari Batubara dan kasus dugaan korupsi
benih lobster yang melibatkan Edhy Prabowo harus menjadi perhatian dan
bahan evaluasi presiden terhadap kinerja kabinet.
"Dalam waktu
berdekatan, dua menteri ditangkap KPK. Pemerintah harus mengevaluasi
kinerja kabinet, termasuk program revolusi mental yang selama ini
didengungkan," ujar Netty.Menurut Netty, rakyat membutuhkan teladan atau role model perilaku
antikorupsi dari kalangan pejabat. "Bagaimana rakyat mau percaya bahwa
ada perubahan perilaku dalam mengelola negara jika korupsi masih terus
merajalela?" tanya Netty.
Legislator asal daerah pemilihan Kokab
Cirebon-Indramayu ini mendorong pemerintah memikirkan formulasi
terobosan dalam memberantas korupsi.
"Perlu ada formulasi
terobosan untuk hentikan korupsi. Revolusi mental jangan hanya jadi
jargon dan proyek, tapi harus benar-benar menjadi game changer yang
membuat Indonesia zero korupsi," katanya.Salah satu terobosan itu, sambung Netty, menjadikan keluarga sebagai
institusi pertama yang mencegah perilaku korup."Keluarga harus menjadi
lingkaran terdepan yang mencegah terjadinya perilaku korupsi, jangan
sampai malah mendorong terjadinya tindakan koruptif," kata anggota
Komisi IX DPR ini. Dia menuturkan, anggota keluarga, terutama suami atau istri pejabat,
harus mewaspadai setiap aliran uang yang masuk ke keluarga.
"Jangan
mendiamkan atau malah ikut menikmati uang haram korupsi. Pada akhirnya
perilaku korupsi itu akan berdampak pada kekacauan keluarga," katanya.
Terakhir,
Netty mengingatkan sudah seharusnya semua pihak memberi perhatian besar
kepada keluarga. Institusi sosial terkecil ini, kata dia, memiliki
peran penting dalam membentuk dan memengaruhi pola pikir dan tindakan
seseorang.
"Jika keluarga itu baik, maka akan menjadi tempat
penyemaian nilai-nilai kebaikan, melahirkan pribadi yang bertanggung
jawab, peduli, tidak merampas hak orang lain dan tentu saja antikorupsi.
Oleh karena itu, negara harus menjamin dan memberi perlindungan agar
semua keluarga di Indonesia dapat tumbuh kembang secara optimal dan
memiliki ketahanan terhadap kerentanan," tuturnya.
0 comments:
Post a Comment