FLORES - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores menduga kurang lebih 100 warga Kecamatan Ile Boleng, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) tertimbun longsor akibat meningkatnya curah hujan di daerah itu.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, Alfonsus H Betan, mengatakan saat ini petugas BPBD di lapangan masih melakukan pendataan.
"Ada sekitar 40 rumah yang tertimbun longsor, dan ada kurang lebih 100 warga di kecamatan itu dilaporkan keluarganya hilang diduga tertimbun longsor," kata Alfonsus, Minggu (4/4).
Banjir bandang menyapu sejumlah wilayah di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Kejadian berlangsung pada Minggu (4/4) sekitar pukul 01.00 WITA.
Sejumlah akses jalan menuju ke lokasi terputus sehingga proses evakuasi berjalan cukup terhambat. Selain itu, jaringan telepon dan internet juga terputus sehingga menyulitkan upaya koordinasi dari lokasi bencana.
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, mengatakan hingga saat ini korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Kabupaten Flores Timur itu sebanyak 41 orang.
"Saat ini, kami mendapatkan data 41 orang meninggal dunia, dalam pendataan, sembilan orang luka-luka, 27 orang hilang, 49 KK terdampak, dalam pendataan," kata Raditya dalam jumpa pers daring, Minggu (4/4).
Raditya menyampaikan data ini dimutakhirkan pada 17.30 WIB. Dia berkata data akan terus bergerak seiring penanganan di lapangan. Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan catatan soal kerugian materiel. BNPB mencatat lima jembatan di Flores Timur putus akibat diterjang banjir bandang.
Selain itu, puluhan rumah di Kecamatan Andora Barat terendam banjir, puluhan rumah di Kecamatan Ile tertimbun lumpur, dan sejumlah rumah hanyut tersapu banjir bandang. "Sekali lagi, data ini sangat dinamis dan juga kita verifikasi ulang dengan daerah," ujarnya.
Terbitkan Peringatan
Di tempat terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini cuaca ekstrem disertai banjir dan longsor di Nusa Tenggara Timur usai banjir bandang menghantam sejumlah desa di Kabupaten Flores Timur.
Sementara itu, Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary T. Djatmiko, mengatakan peringatan berlaku selama tiga hari. Peringatan dini mulai berlaku Minggu (4/4).
"Siaga potensi banjir dan tanah longsor di wilayah NTT. Siaga potensi angin kencang di wilayah NTT," kata Hary lewat keterangan tertulis, Minggu.
Untuk Minggu (4/4), BMKG menyebut potensi hujan sedang hingga lebat. Hujan diprediksi mengguyur Pulau Timor, Pulau Sabu, Pulau Rote, Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Ende, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, dan Nagekeo pada malam dan dini hari.
0 comments:
Post a Comment