Allah Subhanahu wa Ta'ala mengingatkan agar seorang muslim dapat saling memberi nasehat tentang kebenaran syariat Islam. Allah Ta'ala juga mencintai
sesama muslim yang saling menasehati. Melalui Al-Qur'an yang
disampaikan melalui Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahi 'alaihi wa
sallam, sebelum orang Islam jatuh pada kerugian di akhirat maka harus
diingatkan tentang kebenaran .Sebagaimana firman Allah Ta'ala :
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ
لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."
(QS. Al 'Ashr, 1-3) Begitulah Al-Qur'an mewahyukan. Begitulah Hadis mengajarkan. Agama itu adalah berisi ilmu ilmu untuk saling menasehati Agama Islam
adalah agama nasehat. Semua sendi dalam agama Islam adalah nasehat. Dan
setiap kita dalam agama ini, akan senantiasa menasehati dan dinasehati.
Sebagaimana dalam hadis dari Tamim Ad Dariy radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
الدين النصيحة قلنا : لمن ؟ قال : لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم
“Agama
adalah nasehat”. Para sahabat bertanya: “Untuk siapa?”. Beliau
menjawab: “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum
muslimin dan umat muslim seluruhnya” (HR. Muslim).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya."
(HR. Muslim, dari Uqbah bin 'Amr radhiyallahu 'anhu)
Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berkata: "Tidak ada kebaikan pada
kaum yang tidak saling menasehati, dan tidak ada kebaikan pula pada kaum
yang tidak mencintai nasehat." (Al-Istiqomah)
Abu Darda
radhiyallahu 'anhu berkata: "Bila salah seorang temanmu berubah dan
berbuat dosa, maka janganlah meninggalkannya dan membuangnya, tapi
nasehatilah dengan nasehat yang terbaik, dan bersabarlah karena
saudaramu itu terkadang bengkok dan terkadang lurus." (Hilyatul Auliya)
Imam Al-Fudhail bin 'Iyadh rahimahullah berkata: "Seorang mukmin itu
biasa menutupi aib saudaranya dan menasehatinya. Sedangkan orang fajir
(pelaku dosa) biasa membuka aib dan menjelek-jelekkan saudaranya."
(Jami'ul Ulum wal Hikam)
Imam Asy-Syafi'i rahimahullah berkata: "Apabila engkau memiliki teman
yang membantu dirimu dalam ketaatan, maka perkuatlah pertemananmu
dengannya. Karena mencari teman (yang baik) itu sulit, dan berpisah
dengannya itu mudah." (Hilyatul Auliya')
Imam Ibnu Hibban rahimahullah berkata: "Sebaik-baik saudara (seiman) adalah mereka yang paling banyak memberi nasehat."
(Raudhatul 'Uqalaa)
Imam
Ibnu Hazm rahimahullah berkata: "Tidaklah semua teman itu adalah
pemberi nasehat, tetapi semua pemberi nasehat itu adalah
teman."(Al-Akhlak was Siyar).
Namun, dalam menyampaikan nasehat hendaknya menggunakan kata-kata yang
baik, yaitu kata-kata yang penuh kelembutan dan hikmah. Perhatikan
bagaimana Allah Ta’ala perintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun
‘alaihissalam ketika akan memberi nasehat kepada Fir’aun, Allah
berfirman:
فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ
“Hendaknya
kalian berdua ucapkan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan ia
akan ingat atau takut kepada Allah” (QS. Thaha: 44).
Padahal
Fir’aun jelas kekafirannya dan kezalimannya. Bahkan ia mengatakan: “Aku
adalah Tuhan kalian yang Maha Tinggi”. Namun tetap diperintahkan untuk
memberi nasehat yang lemah lembut. Maka bagaimana lagi jika yang
dinasehati adalah seorang Muslim yang beriman kepada Allah?
Celaan dan hinaan tidak menjadi halal ketika memberi nasehat kepada orang yang jatuh pada kesalahan. Celaan dan kata-kata kotor bukanlah akhlak seorang Mukmin. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Seorang Mukmin bukanlah orang yang suka mencela, suka melaknat, suka bicara kotor dan suka bicara jorok” (HR. Tirmidzi).
Wallahu A'lam
ustd Tarmidzi Taher
0 comments:
Post a Comment