Menyiapkan aparatur yang berintegritas dan antikorupsi harus dilakukan sejak dini |
JAKARTA - Menyiapkan aparatur yang berintegritas dan antikorupsi harus
dilakukan sejak dini. Jadi tidak hanya ketika sudah menjadi Aparatur
Sipil Negara (ASN).
Demikian dikatakan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo, di Jakarta,
Kamis (9/12). Menurut Tjahjo, selama ini, penanaman nilai integritas
dilakukan sejak seorang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) mengikuti
orientasi atau pelatihan dasar (Latsar).
"Padahal sebagaimana kita ketahui, tidak semua CPNS merupakan lulusan baru arau fresh graduate dari perguruan tinggi," katanya.
Banyak
juga, kata Tjahjo, CPNS yang sudah memiliki pengalaman bekerja
bertahun-tahun pada sebuah organisasi. Maka, acapkali nilai yang dia
bawa masih sangat dipengaruhi oleh nilai dan budaya organisasi
sebelumnya.
Maka, penanaman perlu dilakukan pada fase yang lebih
dini, yaitu ketika ia menjadi siswa atau mahasiswa. Penanaman nilai
integritas dan antikorupsi yang dilakukan lebih dini akan membuat
generasi muda yang di antaranya akan menjadi aparatur pemerintahan,
lebih memahami bahwa tindakan korupsi merupakan sebuah kejahatan yang
merugikan bangsa.
Menurut Tjahjo, ini semua dapat dilakukan melalui pembentukan kurikulum Pendidikan antikorupsi pada berbagai jenjang Pendidikan.
Oleh
Karenanya, kementerian yang dipimpinnya, Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) sangat menyambut
baik inisiatif dari Kemendikbudristek dan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) yang menggulirkan pendidikan antikorupsi pada berbagai jenjang
pendidikan.
"Kami percaya bahwa nilai integritas dan antikorupsi akan
terbentuk dari pembelajaran dan interaksi sosial.yang terjadi secara
konsisten. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah.bahwa pendidikan
integritas dan antikorupsi ini harus disampaikan dari sistem
pendidikan," ujarnya.
Oleh karenanya, kata dia, reformasi sistem
pendidikan Indonesia dari berbagai kepentingan dan penyalahgunaan
kewenangan yang berbau koruptif juga harus dilakukan secara serius.
Sesuatu yang baik akan lahir dari induk yang baik pula.
Sementara
itu, saat hadir di acara "Rapat Koordinasi Nasional Pendidikan
Antikorupsi", yang diselenggarakan oleh KPK, Tjahjo mengingatkan tentang
pentingnya membangun pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. Kata dia,
pemerintahan yang bersih dan bebas KKN adalah salah satu prasyarat utama
pembangunan sebuah negara. Sebab pengalaman membuktikan, negara dengan
tingkat korupsi yang lebih rendah, memiliki kecenderungan untuk tumbuh
dan berkembang secara cepat.
Sebaliknya, negara dengan tingkat
korupsi yang lebih tinggi, biasanya laju pertumbuhannya relatif lambat
dan sulit berkembang. Tidak mengherankan jika banyak negara maju yang
indeks persepsi korupsinya sangat rendah.
Sebaliknya, negara yang
miskin dan baru berkembang, memiliki indeks persepsi korupsi yang
tinggi. Artinya praktik korupsi di pemerintahannya masih sangat kental
dan sering terjadi.
Menurut Tjahjo, praktik korupsi memang nyatanya
menjadi salah satu momok yang mengganjal pertumbuhan ekonomi. Ia
contohkan soal pungutan liar dalam berbagai jenis layanan perizinan
pemerintah. Pungutan liar itu jadi biang kerok biaya atau tarif yang
harus dikeluarkan lebih tinggi dibandingkan yang seharusnya. Praktik ini
yang kemudian menciptakan ekonomi biaya tinggi.
"Akibatnya sangat
merugikan, karena potensi ekonomi kita menjadi tidak diminati oleh
investor karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan," ujarnya. ags/S-2
0 comments:
Post a Comment