JAKARTA ( KONTAK BANTEN0 Dalam rangka mengurangi beban subsidi impor LPG, pemerintah berencana mengganti kompor gas menjadi kompor listrik. Sayangnya rencana program ini dinilai belum tepat karena masyarakat yang belum siap.
Salah satu kendala yang bakal dihadapi masyarakat yakni masalah penggunaan daya listrik di tingkat rumah tangga. Rata-rata kompor listrik atau kompor induksi ini memerlukan daya yang tinggi.aling tindak kompor listrik membutuhkan daya 1.000 watt. Sementara itu, pengguna daya listrik rumah tangga rata-rata hanya 450 VA, 900 VA dan 1.300 VA.
"Jadi kalau masyarakat tradisional ini tidak akan terbiasa karena membutuhkan (daya listrik) yang besar juga," kata Ekonom Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan saat dihubungi Selasa (20/9).
Selain besarnya daya yang diperlukan, penggunaan kompor listrik dinilai membutuhkan waktu yang lebih lama waktu lebih lama agar bisa menghasilkan panas yang optimal atau yang dibutuhkan, ketimbang menggunakan kompor gas LPG. Hal ini tentu akan berimbas pada banyaknya daya listrik yang digunakan. Sehingga pemakaian listrik akan bertambah, seiring dari intensitas penggunaan kompor induksi ini.
"Dan ini basic-nya membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan kompor gas yang waktu pemanasannya lebih cepat," kata dia.
Belum lagi risiko korsleting aliran listrik yang berbahaya. Termasuk beban yang bisa dihasilkan subsidi listrik pemerintah bisa lebih besar dengan penggunaan kompor listrik.
Selain itu, masih ada beberapa kekurangan dari kompor listrik. Pertama harganya yang lebih mahal daripada kompor gas yang sudah banyak diproduksi. Kompor listrik umumnya hanya memiliki satu atau dua permukaan. Tentu terlalu sedikit untuk penggunaan rumah tangga.Setelah digunakan, kompor listrik memiliki energi panas yang masih bertahan lama meski sudah tidak lagi digunakan. Maka ini bisa menjadi bahaya jika disentuh tidak sengaja. Apalagi bagi anak-anak, sangat mungkin bagi mereka untuk terluka karena menyentuh permukaan kompor listrik yang habis digunakan
0 comments:
Post a Comment