Saturday, 2 September 2023

Catatan Mahasiswa "Suara Rakyat (Bukan) Suara Tuhan Apalagi Suara Partai

 


 Istilah ini begitu populer. Bahkan masyarakat luas pun banyak yang tahu dan mengerti istilah itu dalam bahasa aslinya.

Ya, istilah dalam bahasa Latin vox populi vox dei sudah begitu mendunia. Dalam bahasa Indonesia, 
 
kalimat sakti ini memiliki makna ‘suara rakyat adalah suara Tuhan’. melihat fonomena Capres Koalisi Perubahan NasDem, PKS dan Demokrat yang masing masing Koalisi memiliki Jargon perubahan dan sudah mengusung bakal Calon Presiden Anies Rashid Bawesdan  Perubahan yang lebih baik dan sudah beberapa kali mengucapkan siapa pun  calon wakil presiden  pilihan koalisi   akan di usung dan di dukung oleh Partai Koalisi tapi pada saat NasDem mengumumkan   Bakal  Calon Wakil Presiden  Muhaimin Iskandar Lantas Partai Demokrat Keluar dari Koalisi 

Semangat Perubahan Rakyat Indonesia yang di wakali Oleh Simpul Relawan yang tidak kurang 15.000 jaringan relawan Anis Bawesdan yang sudah Berjuang tanpa di biayai oleh pertai Politik seharus menjadi landasan siapa pun wakil nya seharus Partai yang notabene mewakili masyarakat Indonesia seharus mendengar suara rakyat bukan ego ke partai an yang di kedepankan nasi sudah jadi bubur selaku Relawan yang notabene yang tetap mendukung Anies Bawesdan "Jangan Suara Rakyat (Bukan) Suara Partai
 
Suara rakyatlah yang akan menentukan hitam dan putihnya panggung politik atau yang menentukan hasil dari kontes politik/pemilu.2024
 
Awal mulanya, istilah itu lebih dikenal dalam dunia peradilan. Para pengadil dianggap sebagai wakil Tuhan di muka bumi. Oleh karena itu keputusan para hakim harus mencerminkan keadilan, suatu tindakan yang hanya bisa dimiliki oleh Tuhan.  
Agar keputusan hakim mendekati keadilan yang sesungguhnya, maka para pengadil itu harus memahami benar suara rakyat. Paling tidak, keputusan hakim ini harus mendekati kehendak atau suara Rakyat banyak. Dalam konteks inilah suara rakyat dianggap sebagai penyampai kehendak Illahi. Pengadil yang membawa aspirasi masyarakat luas dianggap mengusung suara Tuhan.
Dalam perkembangannya, istilah suara ‘rakyat adalah suara Tuhan’ lebih menempel ke panggung politik. Kehendak rakyat mayoritas akan sangat menentukan dalam suatu proses politik atau pemilihan umum. Begitu kuatnya kehendak rakyat itu, maka tak ada kekuatan lain yang secara moral bisa membendungnya.  
Untuk alasan itu pulalah maka proses politik yang melibatkan seluruh masyarakat secara langsung dianggap sebagai sesuatu yang ideal. Jika proses atau keputusan politik itu disampaikan lewat perwakilan yang sering kali bersifat transaksional alias dagang sapi, maka itu dianggap tak sesuai dengan kehendak rakyat atau suara Tuhan. 
Semula saya sepenuhnya sepakat dengan kalimat sakti yang menjadi landasan setiap penyelenggaraan pemilu. Namun kali ini, saya tak lagi percaya kalimat sakti tersebut. Betapa tidak, bau busuk dalam pelaksanaan pemilu legislatif tanggal 9 April lalu begitu terasa menyengat.
Saya haqul yakin dalam pemilu sebelumnya pasti juga terjadi praktik politik uang, yakni caleg maupun tim suksesnya membagi-bagikan uang pada konstituen menjelang pencoblosan. Hanya saja, temuan banyak pihak soal politik uang tak semasif dalam pemilu kali ini.  
Tak hanya antara caleg dengan konstituen, praktik politik uang yang sangat marak juga terjadi antara caleg beserta tim suksesnya dengan para pelaksana pemilu, mulai dari Panitia Pemungutan Suara (PPS), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), hingga penyelenggara pemilu di tingkatan yang lebih tinggi. Bahkan kongkalikong untuk memberikan suara pada caleg tertentu sudah diskenariokan sejak sebelum pelaksanaan pemilu.  
Dua orang teman saya yang menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) di Jakarta dan Jawa Barat mengutarakan hal itu. Menurut cerita teman saya sebulan menjelang pemilu 9 April, beberapa anggota PPS di wilayahnya sering tak datang saat diundang untuk rapat sosialisasi oleh KPUD. Anehnya, mereka justru hampir selalu hadir ketika caleg tertentu melakukan sosialisasi atau temu kader. 
Teman saya yang anggota KPUD itu sempat menanyakan, mengapa hal itu bisa terjadi? Jawaban mengejutkan justru datang dari petugas PPS tadi. Para penyelenggara pemilu itu mengutarakan, dengan honor hanya Rp 200 ribu atau Rp 300 ribu per bulan, apa yang bisa mereka lakukan?  Dengan sadar, sang penyelenggara pemilu itu mengatakan ingin mencari nafkah tambahan. Dalam praktiknya, tambahan nafkah itu dilakukan dengan ‘bermain mata’ bersama sang caleg. Tak heran utak-atik formulir kertas suara C1 pun banyak dilakukan meski hasil resminya sudah ditandatangani oleh para saksi.  Tanpa ragu, sang penyelenggara pemilu bahkan menawarkan sejumlah suara pada si caleg dengan imbalan uang. Per suara ada yang ditawarkan dengan harga Rp 50.000 hingga Rp 200.000, tergantung untuk kursi DPRD atau DPR. Untuk kursi DPR, harga per suara yang ditawarkan memiliki nilai lebih tinggi.
Belum lagi kalau kita lihat lolosnya seorang calon anggota Dewan Perakilan Daerah meski dia dianggap memiliki rekam jejak tak baik, yaitu cacat moral. Sang calon anggota DPD itu seorang mantan bupati, yang pernah dihujat khalayak luas dan akhirnya dicopot dari jabatannya karena kasus menikah siri yang dijalani hanya dalam hitungan hari.
Bukan hanya itu, cara dia menceraikan sang istri juga dianggap tak berperikemanusiaan, yakni hanya lewat pesan singkat (sms) dengan dalih sang istri dinilai sudah tak perawan. Aneh bian ajaib, sang caleg ini melenggang lolos sebagai anggota DPD. Perolehan suaranya pun menakjubkan, lebih dari satu juta orang yang mencoblosnya.   
Dengan kenyataan seperti ini, masihkah kita menganggap suara rakyat adalah suara Tuhan? Bagi saya tidak, sama sekali tidak. Suara Tuhan tidak bisa diperjualbelikan. Suara Tuhan tidak akan pernah memilih caleg brengsek.   
Bila fakta seperti itu yang terjadi, maka itu adalah suara setan. Suara setanlah yang sangat mudah dipengaruhi untuk hal-hal buruk atau dikomersialkan tetapi tidak pada tempatnya. Suara setan pula yang  memihak atau memilih caleg busuk. Wallahu a’lam. 

 Oleh Rahma Nindya Ananda Akademisi UI aktif Sebagai Ketua Jaringan Mahasiswa Indonesia

Share:

0 comments:

Post a Comment

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

SEGENAP CREW WWW.KONTAKBANTEN.CO.ID IDUL FITRI

SEGENAP CREW WWW.KONTAKBANTEN.CO.ID IDUL FITRI

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

MOHON MAAF LAHIR BATIN IDUL FITRI 1446 H

MOHON MAAF LAHIR BATIN IDUL FITRI 1446 H

Silakan Klik Kerja sama Publikasi

MOTO KAMI


Cermat Cerdas Tepat Dalam Informasi Menjadi Media Inpendent Berita Tanpa Intervensi

Unsur Pimpinan DPR RI 2024 2029

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA 2025

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA 2025

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

PT KONTAK MEDIA PERSADA GROUP KLIK

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA

IDUL FITRI 1446 H

IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1445 H

SELAMAT IDUL FITRI 1445 H

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

BUMN PEDULI BANGSA

BUMN PEDULI BANGSA

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

IBU KOTA NUSANTARA

IBU KOTA NUSANTARA

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

BANGSA HEBAT PERS KUAT HPN 2025

BANGSA HEBAT PERS KUAT HPN 2025

INFO CPNS DAN PPPK 2025 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

PERKIM BANTEN SELAMAT GUBERNUR BANTEN 2025

PERKIM BANTEN SELAMAT GUBERNUR BANTEN 2025

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

HPN 2025 RESOLUSI TAHUN 2025 PERS LEBIH BAIK

HPN 2025 RESOLUSI TAHUN 2025 PERS LEBIH BAIK

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

HARI PERS NASIONAL 2025 AKU BANGGA JADI INSAN PERS

HARI PERS NASIONAL 2025 AKU BANGGA JADI INSAN PERS

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

PEMERINTAH TANGERANG

PEMERINTAH TANGERANG

SELAMAT HUT BAWASLU REPUBLIK INDONESIA

BERGERAK DAN BERGERAK

Portal Kementrian Kemlu Indonesia

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support