Dari pantauan di lapangan hingga saat ini bangkai Salah Satu Ikan Terbesar di dunia tersebut masih tergeletak dipantai, Rabu (25/10/2023).
Sementara sekertaris desa(Sekdes, red) Kutakarang S.Hegar Permana saat ditemui di kantor desa menuturkan, kejadian tersebut diketahui atas laporan anggota BPD pada selasa siang yang kebetulan tinggal di kampung Bunihieum yang menjadi tempat lokasi hiu tersebut terdampar.
“Saat ditemukan hiu tutul tersebut masih dalam keadaan hidup tapi sudah lemas, beberapa warga berusaha untuk mendorong hiu itu ke laut, tapi karena kurang tenaga dan peralatan bergesepun nggak,” terangnya.
Mendengar laporan Kades beserta jajaran lain menuju lokasi untuk melihat langsung kebenaran informasi yang didapat.
Ia juga menegaskan bahwa nantinya hiu tersebut akan dikubur dilingkungan pantai sehingga tidak menimbulkan bau akibat organ hiu yang membusuk.
“Karena hiu itu sudah mati, maka pihaknya bersama warga akan segera mengevakuasi hiu tutul itu dengan cara mengubur disekitar pantai itu,” Ungkapnya.
Ia pun menghimbau dengan tegas kepada warga melalui rt, rw dan BPD untuk menjaga atau melarang masyarakat tidak merusak bangkai hiu itu.
Terpisah, salah satu warga sekitar bernama Jumani mengatakan, bahwa hiu itu ditemukan warga pada selasa pagi hari jam 04.00 wib .
Sebelum kejadian hiu terdampar, para warga yang biasa pasang jaring selalu mendapatkan ikan banyak atau along (biasa’warga menyebut), tuturnya.
“Biasanya, hanya mendapatkan ikan 1 kg aja tiap pasang jaring, tetapi beberapa hari lalu tiap pasang jaring sekali angkat bisa mendapatkan 5 kilogram hingga 8 kg ikan,” pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment