WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, pada Minggu (22/10), melakukan pembicaraan telepon dengan Pemimpin Gereja Katolik Seluruh Dunia, Paus Fransiskus, membahas konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah antara Israel dan Hamas.
"Mereka membahas perlunya mencegah eskalasi di kawasan dan mengupayakan perdamaian jangka panjang di Timur Tengah," kata Gedung Putih dan Vatikan dalam pernyataan terpisah.
Dikutip dari The Straits Times, Vatikan sebelumnya mengatakan panggilan telepon yang berlangsung sekitar 20 menit itu berfokus pada situasi konflik di dunia dan kebutuhan untuk mengidentifikasi jalan menuju perdamaian.
Hamas menyerang Israel pada Sabtu (7/10) menewaskan lebih dari 1.400 orang. Menurut Gedung Putih, dalam panggilan teleponnya dengan Paus Fransiskus, Biden, yang beragama Katolik, mengutuk serangan Hamas dan menegaskan perlunya melindungi warga sipil di Gaza.
"Mereka juga membahas kunjungan Biden, baru-baru ini ke Israel dan upaya pengiriman makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan lainnya di Gaza," ujar Gedung Putih.
Pembebasan Sandera
Paus Fransiskus telah beberapa kali menyerukan pembebasan sandera yang disandera oleh Hamas selama serangan 7 Oktober. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan setelah pembebasan dua warga negara AS pada Jumat, Washington berharap lebih banyak sandera yang dibebaskan oleh Hamas.
Sebelumnya pada hari itu, Paus Fransiskus mengatakan kepada Umat yang ada di Lapangan Santo Petrus bahwa dia sangat sedih dengan situasi buruk di Gaza. "Saudara-saudara, berhentilah," kata Paus Fransiskus.
Ketua Program Pangan Dunia PBB mengatakan situasi kemanusiaan di Gaza adalah bencana besar. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok, pada Minggu (22/10), melalui utusan Tiongkok untuk Timur Tengah di Mesir menyampaikan Beijing percaya kekuatan bukanlah cara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina dan sekali lagi menyerukan gencatan senjata.
Dikutip dari The Straits Times, Mesir, pada Sabtu (21/10), menjadi tuan rumah KTT Perdamaian, di mana Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan tindakan cepat untuk mengakhiri mimpi buruk yang mengerikan ini, setelah dua minggu perang antara Israel dan Hamas.
Utusan Beijing untuk Timur Tengah, Zhai Jun, bertemu dengan Ketua Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, di sela-sela KTT tersebut. Dia menyerukan gencatan senjata segera dan mengakhiri pertempuran secepat mungkin.
"Tiongkok percaya kekerasan bukanlah cara untuk menyelesaikan masalah dan menanggapi kekerasan dengan kekerasan hanya akan mengarah pada lingkaran setan balas dendam," kata Zhai menurut pernyataan tersebut, yang tidak menyebut Israel maupun Hamas.
Tiongkok sejauh ini menjaga hubungan baik dengan Israel, namun Tiongkok telah mendukung perjuangan Palestina selama beberapa dekade dan secara tradisional mendukung solusi dua negara.
0 comments:
Post a Comment