![]() |
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia/Ist |
JAKARTA ( KONTAK BANTEN) Kencangnya isu dinasti politik, menjadi gangguan tersendiri terhadap
jalannya demokrasi Indonesia. Terlebih, tidak lama lagi akan berlangsung
Pilpres 2024. Dengan tegas, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama
Indonesia (BEM Unusia) menyampaikan penolakan terhadap segala upaya dari
terbentuknya dinasti politik di Indonesia.
"Kami melihat bahwa
politik dinasti ini tidak betul berada di dalam ruang lingkup negara
yang menganut paham demokrasi," ujar Ketua BEM Unusia Aldi Hidayat dalam
keterangan pernyataan sikap, Selasa (14/11).
Selain soal dinasti politik, kata Aldi, BEM Unusia juga
menyoroti putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang
menyatakan bahwa Anwar Usman hanya dicopot sebagai ketua MK.
Menurutnya,
yang bersangkutan bukan dicopot sebagai hakim Mahkamah Konstitusi.
Artinya, Anwar Usman masih menjadi hakim Mahkamah Konstitusi.
Padahal,
sambungnya, MKMK sudah mengatakan ada intervensi dari pihak luar
terhadap Anwar Usman dalam kapasitasnya sebagai ketua MK, dalam memutus
batas usia capres dan cawapres."Sikap BEM Unusia sangat kecewa dengan putusan MK bahwa Anwar Usman
terbukti telah melakukan pelanggaran (etik) berat dan sepatutnya Anwar
Usman dicopot secara tidak hormat atau dipecat atau dikeluarkan dari
hakim MK," tuturnya.
"Kami, mendesak agar (Anwar) mundur sebagai hakim Mahkamah Konstitusi," pungkasnya
0 comments:
Post a Comment