JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta
 Robi Nurhadi menilai peluang Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) 
melaju ke putaran kedua semakin membesar di tengah perebutan suara 
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Seperti disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia 
Burhanuddin Muhtadi sebelumnya, kedua rival AMIN itu memiliki basis 
massa yang sama.
"Ya, penjelasan itu logis dan terkonfirmasi di lapangan," jelas Robi, 
Kamis (30/11).
Dia menjelaskan elektabilitas pasangan AMIN sendiri terus 
menunjukkan tren kenaikan karena adanya dorongan perubahan yang besar 
dari rakyat.
Rakyat sudah banyak kecewa dan memerlukan figur pemimpin nasional yang 
bisa membawa perubahan lebih baik.
"Dan figur itu saat ini adalah Anies Baswedan," ungkap doktor jebolan 
Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) ini.
Menurutnya kalau kekecewaan terhadap pemerintah dari masyarakat dan
 tidak tertutup kemungkinan juga dari massa pendukung Ganjar dan Prabowo
 semakin membesar, Anies Baswedan semakin berpeluang menang satu 
putaran.
"Dengan konfigurasi politik seperti itu dan kondisi politik saat, 
pilpres ini cenderung menguntungkan Pak Anies atau AMIN. Bisa-bisa malah
 satu putaran untuk kemenangan AMIN," ungkapnya.
Bahkan, lebih jauh dia menjelaskan tanpa adanya perpecahan suara 
massa Prabowo dan Ganjar sekalipun, Anies Baswedan tetap berpeluang 
menang.
Karena, jumlah massa mengambang yang bisa berubah pilihan di 
Indonesia itu mencapai 85 persen. Angka ini jauh lebih besar dibanding 
pemilih yang memiliki kedekatan dengan partai (Party ID) atau calon 
presiden (President ID) sehingga tidak akan berubah pilihan lagi.
"Dengan konfigurasi politik seperti itu dan kondisi politik saat, 
pilpres ini cenderung menguntungkan Pak Anies atau AMIN. Bisa-bisa malah
 satu putaran untuk kemenangan AMIN," ungkapnya.
Dengan demikian, kalau pun ada limpahan suara dari pendukung militan 
Ganjar dan Prabowo ke Anies itu hanya bonus.
Namun, yang pasti tidak bersatunya Ganjar dan Prabowo pada Pilpres 2024 
ini akan merugikan bagi masing-masing keduanya.
"Kedua pelaku konflik merebutkan pemilih yang sama. Jadi jelas mereka 
rugi. Suara kepecah. Kalau ada limpahan suara (ke Anies) akibat 
perseteruan Prabowo-Ganjar, itu bonus saja," tutupnya sambil tertawa 
kecil. (jpnn)







0 comments:
Post a Comment