Mendekati pesta demokrasi Pemiliha Kepala di tahun 2024 tanggal 27 November 2024
alangkah baiknya kita mempelajari ilmu tentang kepemimpinan, terutama kriteria pemimpin yang baik sesuai pandangan Islam. Tidak memilih pemimpin hanya karena selembar atau beberapa lembar uang. Materi tentang memilih pemimpin yang baik disampaikan oleh Dukuh Randubelang, Bapak Febri Lestanto pada saat mengisi pengajian rutin Kamis Sore (Kare), di Masjid Al-Ikhsaan Randubelang. Pengajian dihadiri oleh bapak dan ibu dengan jumlah berkisar 100 jamaah dari Randubelang dan sekitarnya.
Disampaikannya materi tentang pemimpin mengingat perlunya masyarakat mendapatkan pendidikan politik, salah satunya dalam rangka menghadapi pemilu untuk memimpin negara selama 5 tahun kedepan. Dalam Al-Qur’an dijelaskan kriteria pemimpin ideal, yaitu melalui kisah Nabi Yusuf alaihissalam yang difirmankan Allah dalam surat Yusuf ayat 54-55. Nabi Yusuf memiliki 4 kriteria pemimpin ideal:
- memiliki kedudukan, sehingga beliau dihormati dan bisa melaksanakan tugasnya tanpa ada yang menghalangi
- beliau orang yang amanah, yang memiliki rasa takut kepada Allah, sehingga tidak mungkin mengkhianati rakyatnya
- beliau orang yang mampu menjaga, teliti, bukan orang yang teledor, dan bukan orang yang menggampangkan masalah
- beliau orang yang berilmu, paham bagaimana cara mengatur pemerintahan dengan benar. Mengetahui skala prioritas bagi negaranya
Namun di sini, ada satu hal yang bisa kita jadikan renungan bersama. Pertanyaan mendasar yang layak untuk kita kembalikan kepada pribadi kita masing-masing. Jika kita berharap untuk memiliki pemimpin yang baik, sudahkah kita menjadi rakyat yang baik? Adanya pemimpin di tengah kita, karena Allahlah yang mengangkatnya dan menunjuknya untuk menjadi pemimpin kita. Bagian dari sunatullah, Allah menunjuk dan mengangkat seorang pemimpin, sesuai dengan karakter rakyatnya.
Sebagai rakyat, kita sering menuntut para pejabat pemerintah, agar menjadi pemimpin yang amanah, harus jujur, bijak, adil, membela kepentingan rakyat, bertaqwa, dan berbagai tuntutan lainnya. Namun pernahkah kita berfirkir sebaliknya, menuntut diri kita sebagai rakyat. Jika kita menerapkan sistem keseimbangan, di saat kita menuntut pemimpin harus baik, kita juga seharusnya menuntut rakyat untuk menjadi baik pula. Maka jangan berharap punya pemimpin yang amanah baik dll tetapi kita sebagai rakyat masih menerima suap....naudzubillaahimindalik
Dari Abdullah bin ‘Amr, dia berkata: Rasûlullâh n bersabda, “Laknat Allâh kepada pemberi suap dan penerima suap”. [HR. Ahmad, no. 6984; Ibnu Majah, no. 2313. Hadits ini dinilai sebagai hadits shahih oleh syaikh al-Albani dan syaikh Syu’aib al-Arnauth]
Selanjutnya, mengakhiri kesempatan ceramah , kami mengingatkan kepada para jamaah, agar tidak pesimis terhadap kondisi bangsa kita. Mari kita letakkan harapan besar kita dalam doa kita. Dulu ada seorang ulama yang bernama Fudhail bin ‘Iyadh, beliau memberikan contoh kepada kita tentang pentingnya mendoakan kebaikan bagi pemimpin. Beliau mengatakan, “Seandainya saya memiliki satu doa yang mustajab, maka saya tidak akan gunakan doa itu kecuali untuk kebaikan pemimpin.” (Al-Barbahari dalam Syarhu Sunnah hlm. 116).
Karena, jangan lupakan dalam doa anda, untuk memohon kepada Allah pemimpin yang baik, adil, amanah, bijak, dan tentu saja membela kepentingan kaum muslimin.
Berakhirnya ceramah pengajian Kamis Sore, setelah tiba waktu maghrib. Kemudian bagi jamaah yang berpuasa sunnah bisa berbuka dengan minuman dan snack yang sudah disiapkan.
0 comments:
Post a Comment