Keduanya dilaksanakan secara berurutan p
ada tanggal 8
dan 9 Dzulhijjah, namun banyak orang masih belum sepenuhnya memahami
perbedaan keduanya baik dari sisi waktu pelaksanaan, keutamaan, maupun
hukumnya.
Untuk tahun 2025, berdasarkan kalender Hijriah 1446 H, puasa Tarwiyah jatuh pada Rabu, 4 Juni, sedangkan puasa Arafah dilaksanakan pada Kamis, 5 Juni. Lalu, apa sebenarnya yang membedakan kedua puasa sunnah ini? Dan, di antara keduanya, mana yang lebih utama dikerjakan?
Ulasan berikut akan mengupas secara ringkas, mengenai mana yang lebih utama antara puasa Tarwiyah dan Arafah, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai sumber Islami.
Mana yang lebih utama antara Puasa Arafah dan Puasa Tarwiyah?
Di antara dua puasa sunnah di bulan Dzulhijjah, puasa Arafah dianggap memiliki keutamaan yang lebih tinggi. Ibadah ini sangat dianjurkan, atau masuk dalam kategori sunah muakkadah, terutama bagi mereka yang tidak sedang menjalankan ibadah haji.
Alasannya, puasa Arafah memiliki ganjaran yang lebih besar dibandingkan dengan puasa sunnah lainnya di awal bulan Dzulhijjah. Hal ini ditegaskan dalam sejumlah hadis Nabi Muhammad SAW.
Salah satu hadis menyebutkan:
"Puasa Arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun, yaitu satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang. Sedangkan puasa Asyura menghapus dosa setahun sebelumnya." (HR. Muslim No. 1162)
Meski puasa Arafah lebih dikenal luas, puasa Tarwiyah juga memiliki keutamaan tersendiri. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa puasa Tarwiyah dapat menghapus dosa selama satu tahun.
Sementara itu, puasa Arafah memiliki keutamaan yang lebih besar, yakni menghapus dosa selama dua tahun tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang.
صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين
Artinya, “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun." (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar)
Dalam hadis lain disebutkan:
"Tidak ada hari di mana Allah lebih banyak membebaskan hamba dari api neraka dibanding hari Arafah." (HR. Muslim)
Namun, perlu digarisbawahi bahwa penghapusan dosa yang dimaksud dalam hadis tersebut merujuk pada dosa-dosa kecil. Para ulama sepakat bahwa dosa besar, seperti zina, riba, sihir, atau meninggalkan salat, hanya bisa diampuni melalui taubat yang sungguh-sungguh.
Taubat yang diterima adalah yang disertai penyesalan, niat kuat untuk tidak mengulangi, memohon ampunan kepada Allah, serta memperbanyak amal kebaikan sebagai penebus.
Di hari Arafah, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak doa dengan penuh kesungguhan. Sebab, doa orang yang berpuasa memiliki kemungkinan besar untuk dikabulkan, terlebih jika dipanjatkan menjelang waktu berbuka puasa.
Meskipun begitu, puasa Tarwiyah juga tetap memiliki nilai pahala dan menjadi bagian dari ibadah yang dianjurkan dalam sepuluh hari pertama Dzulhijjah, yang merupakan waktu paling mulia dalam setahunPuasa Arafah 2025: Jadwal, Niat, Keutamaan, dan Tata Cara Pelaksanaan.
Menjalankan kedua puasa ini menjadi bentuk kesungguhan seorang Muslim dalam meraih keberkahan dan pengampunan dari Allah SWT menjelang Idul Adha.
0 comments:
Post a Comment