JENEWA KONTAK BANTEN Lebih dari 660.000 anak di Jalur Gaza kehilangan kesempatan bersekolah lantaran hampir semua infrastruktur telah hancur akibat serangan Israel, kata kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), ujar Philippe Lazzarini, Senin.
"Gaza hancur lebur. Begitu juga sistem pendidikannya. Pasukan Israel telah menghancurkan atau merusak sebagian besar sekolah dan fasilitas pendidikan di Gaza. Hari ini, alih-alih kembali ke sekolah, seperti kebanyakan anak-anak di seluruh dunia, sekitar 660.000 anak perempuan dan laki-laki di Gaza akan berjuang di antara puing-puing, putus asa, lapar, trauma dan sebagian besar berduka," katanya di X.
Lazzarini kembali menyerukan gencatan senjata di wilayah tersebut, mengatakan bahwa itu adalah satu-satunya cara "untuk menghentikan bencana kelaparan dan 'Scholasticid' yang melanda anak-anak Gaza."
Pada Agustus UNRWA, yang mengutip Program Aplikasi Satelit PBB (UNOSAT), mengatakan bahwa 97 persen bangunan sekolah di Gaza rusak. Hampir 92 persen bangunan, yakni 518 dari 564 bangunan, membutuhkan rekonstruksi total atau perbaikan besar-besaran agar dapat kembali berfungsi.
Sejak 7 Oktober 2023 total 432 bangunan sekolah digempur, menurut laporan tersebut.
Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza memburuk setelah Zionis Israel menolak bekerja sama dengan UNRWA, yang selama puluhan tahun bertanggung jawab atas penyediaan bantuan bagi warga Palestina.
Ratusan pusat penyaluran bantuan UNRWA ditutup dan digantikan dengan empat pusat distribusi yang dikelola Dana Kemanusiaan Gaza yang didukung AS dan Israel.
Hingga kini, pasukan Israel masih kerap menembaki warga Palestina yang sedang mengantre bantuan kemanusiaan.
Sumber: Sputnik-OANA
0 comments:
Post a Comment