![]() |
Aktivis lingkungan WALHI bersama warga menanam
ribuan pohon mangrove di Kampung Ketapang, Desa Cigarondong, Kecamatan
Sumur, Kabupaten Pandeglang, Sabtu (26/10/2019).
|
TANGERANG-Ratusan warga bersama aktivis lingkungan hidup menanam ribuan pohon
mangrove di Kampung Ketapang, Desa Cigarondong, Kecamatan Sumur,
Kabupaten Pandeglang, Sabtu (26/10/2019).
Kegiatan yang diiniasi warga setempat bersama Yayasan SHEEP Indonesia
dan WALHI Jakarta itu bertujuan untuk memulihkan ekosistem mangrove di
wilayah pesisir setempat.
Ketua Pelaksana Kegiatan, Agus Askuri, mengatakan, kondisi ekosistem
mangrove di desa tersebut rusak sejak tahun 2014. Kerusakan itu langsung
dirasakan dampaknya oleh warga setempat.
"Dampak yang paling terasa adalah abrasi pantai, juga hilangnya eksistem mangrove," ujarnya kepada wartawan di lokasi kegiatan.
Ia mencontohkan, akibat kerusakan mangrove, saat ini warga merasakan
berbagai dampak, diantranya semakin sulit mendapatkan ikan. Karena
ekosistem mangrove menjadi salah satu lokasi berkembang biaknya ikan dan
hewan lainnya.
"Dulu, kami sangat mudah menangkap ikan. Sekarang semakin sulit, harus ke tengah laut," imbuhnya.
Ia menambahkan, desakan pembangunan seperti pembukaan lahan untuk
tambak yang terjadi di desa tersebut, turut memperparah kerusakan
mangrove. Selain itu, dampak terbesar juga terjadi karena tsunami Selat
Sunda pada akhir tahun 2018 lalu.
Ia menerangkan, mangrove selain berguna untuk menjaga kelestarian
ekosistem wilayah pesisir, juga sangat berguna menghalau saat terjadi
bencana seperti tsunami.
"Tsunami kemarin tidak akan berakibat kerusakan parah kalau eksoistem
mangrovenya masih baik, karena ada buffer (sabuk hijau pengaman) yang
menahan laju ombak, juga menahan terjadinya abrasi," terangnya.
Ia berharap, kegiatan itu menjadi momentum bangkitnya kesadaran warga pentingnya menjaga kelestarian ekosistem pesisir.
"Ini inisiatif warga disini yang didukung Yayasan SHEEP Indonesia dan
WALHI Jakarta. Kami berharap, warga semakin sadar, kami libatkan
anak-anak sekolah dan relawan, agar kelak kegiatan ini bisa
berkelanjutan," katanya.
Ditambahkan relawan Yayasan SHEEP Indonesia, tsunami Selat Sunda yang
terjadi pada medio akhir 2018 menjadi peringatan kondisi wilayah
Pandeglang yang rawan bencana.
Diterangkannya, Indeks Rawan Bencana Indonesia tahun 2013,
menyebutkan bahwa wilayah Kabupaten Pandeglang mempunyai skor rawan
bencana 74 (skala tinggi) terhadap bencana alam berupa erupsi gunung
api, gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor kekeringan dan angin
puting beliung.
Artinya ketanggungan masyarakat , ketanggungan struktural dan non
struktural harus di lakukan di wilayah Kabupaten Pandegalang. Hal ini
untuk mendorong dampak kerugian bencana yang besar ketika ancaman
bencana terjadi di wilayah Kabupaten Pandeglang.
Dampak terbesar tsunami di Kabupaten Pandeglang berada di kawasan
kecamatan sumur khususnya di pesisir sepanjang Kecamatan Sumur hingga
kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, khususnya 3 desa yaitu desa
Cigorondong, Taman Jaya dan Ujung Jaya. Rerata 3 desa terdampak berada
di sepanjang pesisir selat sunda.
"Hasil kajian dan obesrvasi Yayasan SHEEP Indonesia dan WALHI Jakarta
menunjukan bahwa desa terdampak tsunami tepat berhadapan dengan selat
sunda tanpa penghalang atau buffer apapun. Sehingga ketika tsunami
datang langsung menghantam rumah atau tempat tinggal masyarakat," kata
Suparlan.
Kondisi itu, lanjutnya, telah menumbuhkan kesadaran warga, karena pengalaman tsunami menjadi pembelajaran berharga.
"Seperti di rumah pak Ahmad Yani, seorang RT di Kampung Cigorondong.
Meskipun keluarga beliau selamat dari dampak tsunami akhir 2018 lalu,
beliau sekarang timbul kesadaran bahwa buffer menjadi sangat penting
selain untuk menambah keindahan, tanggul alami juga bisa menjadi pusat
tumbuhkembangnya ikan dan juga wisata. Hal tersebut juga di dasarkan
pada wilayah –wilayah yang maish ada buffer di sepanjang pesisir selat
sunda, rerata tidak rusak rumahnya," pungkasnya.
Inisiatif membangun ketangguhan pesisir dengan melakukan penanaman
mangrove tersebut diinisiasi oleh Kelompok Siaga Bencana (KSB) Desa
Cigorongdong bersama Yayasan SHEEP Indonesia dan WALHI Jakarta dengan
melibatkan lima sekolah dasar, yaitu SDN Cigorondong, SDN Taman Jaya 1,2
dan 3 serta SDN Ujung Jaya 2, Kecamatan Sumur, Pandeglang. Sebanyak
2.300 bibit mangrove pun telah ditanam dibibir pantai yang luasnya
sekitar enam kilometer
No comments:
Post a Comment