JAKARTA-Media memiliki peran penting dalam proses kemajuan suatu
daerah. Salah satunya sebagai saluran untuk mengabarkan berita positif,
sehingga image baik akan daerah tersebut bisa terbangun.
Hal tersebut disampaikan Bupati Abdullah Azwar Anas saat membuka
Seminar Nasional Mengenal Dewan Pers, yang digelar oleh Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI) Banyuwangi di Pendopo Sabha Swagata, Banyuwangi, Sabtu sore (28/2).
Acara ini menghadirkan Ketua Komisi hubungan antar lembaga dan
Internasional Dewan Pers Agus Sudibyo. Turut hadir Kapolresta Banyuwangi
Kombespol Arman Asmara Syarifuddin, Ketua PWI Banyuwangi Syaifuddin
Mahmud dan Dewan Pembina PWI Banyuwangi Samsudin Adlawi.
"Kami berterima kasih kepada media yang telah ikut berperan dalam
pembangunan daerah lewat kabar yang positif. Hal ini mampu menumbuhkan
partisipasi gotong royong dari warga dan membentuk situasi kondusif
daerah sehingga pembangunan bisa berjalan dengan lancar," kata Anas.
Anas menambahkan, isu negatif terhadap sebuah daerah akan berdampak
kepada kondisi sosial dan perekonomian keseluruhan warga. Anas
mencontohkan, Hongkong yang kini mengalami pertumbuhan ekonomi minus 0,4
akibat pemberitaan tentang demonstrasi yang terus-menerus oleh media.
"Terjadi penarikan dana besar-besaran oleh investor, dan perekonomian
lumpuh di Hongkong yang rugi adalah warganya. Dan kini dunia juga
tengah menghadapi virus Corona sehingga banyak negara yang
perekonomiannya terimbas, termasuk Indonesia. Di saat seperti ini butuh
kekompakan semua pihak, termasuk media untuk menjaga suasana tetap
stabil," urai Anas.
Sementara itu, Agus membeberkan jika kebebasan pers menyisakan
problem tersendiri di Indonesia. Masih ada teman-teman media yang
membuat berita dan berdampak negatif pada image negara di mata dunia.
"Kita menganut pers yang bebas tapi sesungguhnya kebebasan itu
berdampingan dengan kepentingan publik dan kedaulatan nasional. Ini
perlu dipikirkan juga," kata Agus.
Agus kemudian mencontohkan bagaimana Thailand dan Jepang berupaya
memperbaiki citra pariwisatanya pasca bencana. Yang mereka posting
bukanlah gambar korban yang bergelimpangan, tapi bagaimana upaya
bahu-membahu warga untuk bangkit kembali.
"Jika ada bencana, pers di sana menjadikan headline hanya dua hari.
Hari berikutnya, hanya berita kecil. Mereka punya kesepakatan,
pemberitaan yang terus menerus justru akan berdampak pada sektor
pariwisata," beber Agus.
"Dan saya kira ini relevan untuk Banyuwangi yang sekarang
pariwisatanya sedang menggeliat. Media perlu menjaga berita yang
diproduksi," urai Agus.
Dalam seminar tersebut, Agus juga menekankan pentingnya perusahaan
media dan insan jurnalis profesional untuk meningkatkan kepercayaan
publik. Salah satu ciri media profesional, kata Agus, ialah sudah
terdaftar dan terverifikasi Dewan Pers.
"Semua perusahaan itu kan ada standarnya, baik izinnya, kantornya,
gaji karyawannya dan lain sebagainya. Nah Itu juga berlaku kepada
perusahaan media," ungkapnya.
"Verifikasi media ini, sekaligus untuk membedakan mana perusahaan
media yang benar-benar profesional, mana media abal-abal," tambahnya.
Selain itu, Agus juga menekankan pentingnya seorang insan jurnalis
yang profesional. Salah satu tolok ukurnya ialah telah mengikuti
sertifikasi wartawan yang diselenggarakan Dewan Pers.
Sementara itu Ketua PWI Banyuwangi Syaifuddin Mahmud mengatakan jika
kegiatan tersebut diikuti 150 orang yang terdiri atas insan pers, kepala
sekolah, kepala desa hingga organisasi perangkat daerah. Juga ada
pengusaha, mahasiswa, serta sejumlah ormas.
0 comments:
Post a Comment