JAKARTA ( KONTAK BANTEN) Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Tubagus Ace Hasan Syadzily mengajak para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di tanah air untuk mewujudkan budaya halal.
“Sehingga sebagai negara muslim terbesar, Indonesia saatnya menjadi pusat halal dunia,” kata Tubagus Ace Hasan Syadzily atau biasa disapa Kang Ace pada Workshop Aplikasi Sihalal kepada Pelaku Usaha di Hotel Horison Bandung, Selasa (20/06/2023).
Kang Ace yang menyampaikan materi ‘Urgensi Sertifikat Halal bagi Pelaku Usaha dan Masyarakat’ menjelaskan terkait pentingnya sertifikasi halal bagi setiap produk usaha.
Selain untuk mendapatkan keberkahan sehingga melahirkan ziyadatul khair yakni bertambahnya kebaikan, juga bisa mengundang kepercayaan konsumen sehingga usahanya para pelaku usaha bisa semakin maju dan berkembang.
“Indonesia merupakan negara muslim terbesar dengan populasi warga Muslim sebanyak 237,5 juta jiwa atau mencapai 86,9% dari total 273 juta jiwa penduduk Indonesia maka sudah sepatutnya bisa menjadi negara paling depan dalam membangun budaya halal ini,” tuturnya.
Sebab kata Kang Ace berdasarkan State of the Global Islamic Economy Report 2021-2022, Indonesia berada di peringkat 4 sebagai TOP 10 di 4 sektor unggulan yaitu makanan halal, modest fashion, Islamic finance, obat-obatan dan kosmetik.
“Budaya halal harus terus menjadi model usaha kita, terlebih pemerintah telah memberikan kemudahan kepada para pelaku usaha untuk mendapatkan sertifikasi melalui mekanisme ‘Self Declare’ yaitu pernyataan status halal sebuah produk usaha oleh pelaku usaha itu sendiri,” kata Kang Ace.
Menurut Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat itu, beragam kuliner atau produk olahan yang kita temukan sehari-hari di lapangan saat ini bisa jadi banyak yang belum bersertifikat halal dan dijamin kehalalannya.
Padahal, kata dia, untuk membuat sertifikasi halal kini sangat mudah tanpa harus datang ke Kantor Kemenag atau ke Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebab bisa dilakukan secara mandiri secara digital.
“Mendapatkan dan mengkonsumsi makanan halal adalah kewajiban seorang muslim. Islam memerintahkan kepada seluruh umatnya agar makan dan menggunakan bahan-bahan makanan yang baik, suci, dan bersih atau dalam bahasa agama disebut sebagai halalan thayyiban,” kata Kang Ace.
Dikatakan alumni Pondok Pesantren Cipasung itu, sertifikasi halal yang terjangkau dan mudah sangat diperlukan. “Kalau dulu membuat sertifikasi halal itu bisa lama dan mahal.
“Sekarang telah dibuat dengan lebih mudah, jadi gunakan kesempatan ini oleh para pelaku UMKM di Jawa Barat dengan sebaik-baiknya agar produknya bisa bersertifikat halal sehingga usahanya semakin maju,” paparnya.
Terlebih, kata dia, bahwa Cipta Kerja telah memperkuat betapa pentingnya jaminan produk halal ini. Sehingga dalam UU itu biaya Sertifikasi Halal bagi pelaku UMKM telah dihapus.
“Biaya Sertifikasi Halal sejatinya dibebankan kepada Pelaku Usaha yang mengajukan permohonan Sertifikat Halal. Dalam hal permohonan Sertifikasi Halal diajukan oleh Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, tidak dikenai biaya,” tegas Kang Ace.
Pada kesempatan itu juga Kang Ace sempat memaparkan tentang potensi Indonesia menjadi pusat halal dunia. Pertama Indonesia memiliki modal religious dan demografi di mana Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim terbesar dunia.
Kedua, Indonesia memiliki modal sosial dan kultural. Hal ini ditandai dengan munculnya trend gaya hidup halal, kreativitas membuat aneka produk, kekayaan kuliner, produk unggulan dan khas daerah.
“Saya akan terus mendorong supaya pengusaha terus menggunakan label halal pada setiap produknya. Karena sertifikasi halal itu dapat memperjelas kita semua bahwa yang kita beli dan kita jual adalah produk yang dijamin kehalalannya dan berkualitas,” ungkap Kang Ace.
Sangat Terbantu
Terpisah seorang penguasa UMKM asal Kampung Dalam Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kab Bandung yang hadir dalam acara workshop itu, Ny. Conny (59) mengaku sangat terbantu dengan program sertifikasi halal gratis yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Agama selama ini.
“Sebagai pengusaha kecil saya tentu ingin produk olahan UMKM saya bisa diterima konsumen dengan baik, adanya sertifikasi halal gratis tentu sangat membantu kami,” kata Conny sambil menenteng produk olahannya seperti baso aci kering, keripik belut dan lain-lain.
Plh, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat Muhammad Ali Abdul Latif menyebut pihaknya selama ini terus fokus pada program sertifikasi halal. Menurutnya, target sertifikasi halal untuk Jawa Barat sebanyak 160 ribu sertifikasi halal.
Senada dengan itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bandung, Tedi Ahmad Junaidi, mengatakan geliat UMKM di Bandung Raya yang semakin tinggi. Ia menyebut target sertifikasi halal di Kota Bandung, dalam 2 bulan ini sebanyak 5.872 pelaku usaha.
0 comments:
Post a Comment