KOTA SERANG KONTAK BANTEN – Puluhan Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Provinsi Banten, periode 2025-2030 resmi dilantik, di Alun-alun Barat Kota Serang di tengah guyuran hujan, Senin (25/8/2025).
Pelantikan dihadiri langsung oleh Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf, Khotib ‘Am PBNU Ahmad Said Asrori, Wakil Ketua PBNU Amin Said Khusni yang dihadiri oleh sekitar 7.000 tamu undangan. Setelah dilantik, dua minggu kedepan PWNU Banten yang baru rencananya akan melakukan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil).
Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf, mengingatkan kepada seluruh pengurus yang baru dilantik agar jangan saling mencaci, membenci, apalagi sampai bermusuhan. Semua harus akur dan diikat oleh tali persaudaraan yang kuat sebagai sesame kaum Nahdiyin.
“Ikatkan di dalam hati masing-masing untuk saling menyayangi. Karena kalau ikatan hati sudah terjalin, kita akan semakin kuat,” katanya, Senin (25/8/2025).
Selain itu, para pengurus juga harus ingat jika apa-apa yang telah dilakukan di dalam organisasi ini akan dipertanggungjawabkan. Tidak hanya terhadap organisasi, tetapi lebih dari itu juga akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
“Untuk itu, pergunakanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan ummat,” pungkasnya.
Kehadiran Yahya di Banten kali ini, mengingatkan dirinya akan cerita yang sangat monumental di internal NU, yakni pada saat pelaksanaan Mukhtamar Ke-38 atau tahun 1938 di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang. Pada saat ini salah satu kiyai mempersilahkan dua peserta ‘nyai’ yang dipersilahkan pidato di depan apra kiyai.
“Itu sesuatu yang tidak lumrah terjadi di kalangan NU,” tandasnya.
Di dalam pidatonya itu, dua ‘nyai’ itu meminta kaum perempuan diberikan hak yang setara untuk memperoleh pendidikan. Dari pidato itu merupakan titik awal penanda proses sehingga berdirinya Muslimat NU pada tahun 1966.
“Sekarang di Banten yang menjadi ketuanya Bupati Serang. Alhamdulillah,” pungkasnya.
Sementara, Gubernur Banten Andra Soni mengaku, jika NU telah banyak memberikan sumbangsih yang besar terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Provinsi Banten.
“Kami berharap, NU bisa menjadi bagian penting dalam revitalisasi nilai-nilai keagamaan menjadi sumber etika atau landasan guna membangun tatanan kehidupan yang lebih baik, secara duniawi maupun ukhrowi,” pungkasnya.
Selain itu, di sektor pendidikan, NU juga telah memberikan sumbangsih yang besar dalam memajukan dunia pendidikan melalui program pendidikan berbasis keagamaan, baik yang berupa pondok pesantren salafiyah, madrasah serta sekolah umum berbasis agama.
“Mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi, yang sangat bernilai positif guna melahirkan generasi masa depan,” ujarnya.
Andra menilai, jika NU merupakan mitra strategis Pemda dalam pemberdayaan dan pengembangan Pondok Pesantren (Ponpes) di Provinsi Banten. Apalagi, berdasarkan data Kementerian Agama Republik Indonesia, jumlah pesantren di Provinsi Banten sebanyak 6.290.
“Baik pesantren salafi dan pondok pesantren modern dengan jumlah santri sebanyak 483.386 santri,” ujarnya lagi.
Di era kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, Andra mengajak NU bisa meningkatkan eksistensi dan perannya, sehingga keberadaannya akan semakin dirasakan dan mendapatkan legitimasi yang kuat dari seluruh komponen masyarakat dan stakeholder pembangunan.
0 comments:
Post a Comment