![]() |
| Apria astuti |
Di tengah gegap gempita dunia digital, Generasi Z lahir dan tumbuh di antara layar dan algoritma. Tak sedikit yang menyebutnya 'generasi tanpa sejarah'.
Namun, memberikan label untuk Gen Z sebagai generasi yang tak akrab sejarah dan tak mengenal kepahlawanan agaknya terlalu dini. Bagi mereka, dunia digital bukan sekadar ruang hiburan, melainkan ruang hidup.
Di sana lah generasi yang lahir di antara tahun 1997 hingga 2012 ini saling berbagi cerita, bertumbuh, dan menemukan perjuangan yang berbeda, yakni bertahan pada tekanan dan tantangan zaman yang lebih modern.
Di kota Serang nadi kepahlawanan berdenyut sangat dekat. Setiap 10 November yang diperingati sebagai Hari Pahlawan, kota ini mengenang semangat arek-arek Suroboyo dalam pertempuran 1945.
Makna Kepahlawanan bagi Generasi Z
Bagi Gen
Z, kepahlawanan bukan lagi soal mengangkat senjata. Aprilia Devi (22
tahun), melihat perjuangan hadir dalam bentuk yang lebih sederhana dan
personal.
"Hari Pahlawan itu bukan cuma tentang ngelawan penjajah.
Bagaimana kita ngelawan rasa malas, berani ngomongin hal benar walaupun
nggak populer," tutur remaja keturunan arab itu.
Siapa Pahlawan bagi Generasi Z?
Bagi Generasi Z, pahlawan tak selalu identik dengan tokoh yang tercantum di buku sejarah. Bukan soal siapa yang berani ikut perang, mengokang senjata atau menodongkan laras panjang ke pasukan musuh.Aprilia memandang pahlawan dari sosok-sosok di sekitar kita, seperti guru yang sabar, teman yang peduli, konten kreator kecil yang berani bersuara, hingga mahasiswa yang tak lelah turun ke jalan menyuarakan keadilan."Menurutku, semua anak muda yang berjuang buat dirinya sendiri, keluarga, itu juga sosok pahlawan yang menginspirasi. Mereka berjuang di masa sulit tetapi tetap nggak nyerah, itu semua keren," ucap Aprilia.
Nyi Ageng Serang, penasehat perempuan pertama di kesultanan sepuh (Sultan Hamengkubuwono II) menjadi sosok pahlawan nasional yang dikagumi oleh Isnaini.
Pada akhirnya, menjadi pahlawan hari ini bukan lagi soal sorak peperangan atau nama yang diabadikan dalam buku sejarah. Generasi Z memilih berjuang dengan cara yang lebih senyap: melawan rasa takut, berani bermimpi, dan tetap berdiri di tengah tekanan zaman.







0 comments:
Post a Comment