JAKARTA KONTAK BANTEN Musibah banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di
Sumatera; Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar),
terus menimbulkan duka mendalam.Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Rabu
malam 3 Desember 2025 menunjukkan peningkatan signifikan pada jumlah
korban dan dampak kerusakan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul
Muhari, mengonfirmasi total korban tewas yang tervalidasi telah mencapai
770 jiwa. Sementara itu, 463 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan
dalam pencarian.
Sebelumnya, berdasarkan data di situs BNPB, disebutkan korban
meninggal dunia sebanyak 810 orang. Namun, setelah diverifikasi dan
divalidasi, jumlah korban meninggal dunia dilaporkan sebanyak 770 orang.
Sumatera Utara mencatat kematian 299 jiwa, Aceh 277 jiwa, dan Sumatera Barat 194 jiwa
Sumatera Utara mencatat kematian 299 jiwa, Aceh 277 jiwa, dan Sumatera Barat 194 jiwa
Dengan operasi pencarian yang masih
berlangsung di lapangan, BNPB memperingatkan bahwa jumlah korban jiwa
kemungkinan besar akan terus bertambah.
Bencana ini tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menyebabkan kerusakan masif pada hunian dan fasilitas umum di 50 kabupaten yang tersebar di tiga provinsi.
Tercatat total 10.300 rumah rusak (3.300 rusak berat, sisanya rusak sedang dan ringan). Jembatan menjadi fasilitas yang paling terpukul dengan 45,48 persen rusak), diikuti fasilitas pendidikan 32,92 persen, dan tempat ibadah 20,21 persen.
Secara keseluruhan, dampak bencana ini menjangkau 3,2 juta jiwa masyarakat, menjadikannya salah satu bencana dengan dampak populasi terluas di wilayah tersebut, di mana Sumatera Utara mencatat jumlah penduduk terdampak terbanyak yaitu 1,6 juta jiwa.
Menanggapi krisis kemanusiaan ini, Presiden Prabowo Subianto telah melakukan peninjauan ke empat lokasi terdampak parah, termasuk Tapanuli Tengah, Medan, Aceh Tenggara, dan Padang Pariaman, pada Senin 1 Desember 2025.
Saat menemui para pengungsi di Aceh Tenggara, Presiden Prabowo memastikan bahwa anggaran negara untuk penanganan bencana telah tersedia
Bencana ini tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menyebabkan kerusakan masif pada hunian dan fasilitas umum di 50 kabupaten yang tersebar di tiga provinsi.
Tercatat total 10.300 rumah rusak (3.300 rusak berat, sisanya rusak sedang dan ringan). Jembatan menjadi fasilitas yang paling terpukul dengan 45,48 persen rusak), diikuti fasilitas pendidikan 32,92 persen, dan tempat ibadah 20,21 persen.
Secara keseluruhan, dampak bencana ini menjangkau 3,2 juta jiwa masyarakat, menjadikannya salah satu bencana dengan dampak populasi terluas di wilayah tersebut, di mana Sumatera Utara mencatat jumlah penduduk terdampak terbanyak yaitu 1,6 juta jiwa.
Menanggapi krisis kemanusiaan ini, Presiden Prabowo Subianto telah melakukan peninjauan ke empat lokasi terdampak parah, termasuk Tapanuli Tengah, Medan, Aceh Tenggara, dan Padang Pariaman, pada Senin 1 Desember 2025.
Saat menemui para pengungsi di Aceh Tenggara, Presiden Prabowo memastikan bahwa anggaran negara untuk penanganan bencana telah tersedia







0 comments:
Post a Comment