SUMATRA KONTAK BANTEN Tim Relawan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Pemkab Abdya) terjebak macet parah di sepanjang rute yang dilewati menuju Aceh Tamiang via Medan, Sumatera Utara (Sumut). Biang keroknya adalah antrean Bahan Bakar Minyak (BBM). Antrean panjang yang nyaris tak berujung ini terjadi di semua SPBU hingga menutup arus lalu lintas.
Antrean paling parah terjadi setelah memasuki wilayah Sumut. Badan jalan nasional yang hanya dua lajur, dipaksa menjadi tiga lajur lantaran antrean truk-truk besar yang memakan setengah badan jalan.Akibatnya, jalanan menjadi sangat sempit dan sulit bergerak. Bahkan memaksa mobil menepi atau mundur lantaran berpas-pasan dengan kendaraan dari arah yang berlawanan.
Upaya Polisi mengurai kemacetan hingga dini hari, beberapa kali berhasil. Puncaknya, ketika jelang Subuh saat memasuki Dairi. Semua upaya sia-sia, karena arus sudah stagnan total dengan jarak diperkirakan lebih dari 5 kilometer.
Salah satu supir truk yang ditemui mengaku sudah terjebak macet lebih dari satu jam di lokasi tersebut.
“Ini sampai nanti siang belum tentu terurai, lebih baik ambil jalur lain,” sarannya.
Salah satu rombongan, sempat mengerahkan drone untuk melihat dari udara seberapa jauh kemacetan terjadi. Perkiraan pilot drone, jarak antrean BBM yang mengular ke SPBU mencapai lebih dari 5 kilometer. Bahkan mereka juga mendeteksi adanya titik api besar yang membakar bangunan semi permanen di pinggir jalan raya Dairi itu.Setelah berdiskusi dengan semua anggota tim, Ketua Tim Relawan Pemkab Abdya ke Aceh Tamiang Hamzirwana bersama Ketua KNPI Abdya Teguh Novrianto akhirnya memutuskan mengambil jalur lain.
“Tidak ada pilihan lain. Kita harus putar balik, belok melewati jalur pedesaan. Memang agak jauh, tapi setidaknya kita bisa mengindari macet di SPBU yang hampir semuanya di jalan utama,” kata Hamzir, Jumat (5/12) dini hari WIB.
Jalan kecil melewati perkebunan, bukit dan perkampungan warga tersebut akhirnya berhasil menembus Jalan Utama Arah Tongging dengan mulus. Namun, kemacetan parah lagi-lagi terjadi di Merek.
“Beruntung kita dibantu oleh pihak kepolisian, supir dan warga setempat yang berjibaku membuka jalan, memindahkan kayu, batu besar dan berbagai hambatan lain di jalanan yang sudah macet parah dan stagnan sepanjang hampir sekitar 2 Km, agar tim relawan bisa lewat,” lanjutnya.
Diperkirakan, waktu tempuh dari Abdya ke Medan akibat macet ini menjadi 20 jam perjalanan, molor 10 jam dibandingkan hari normal.
“Di Medan kita juga menambah logistik kebutuhan pokok, termasuk titipan bantuan 1 unit perangkat internet satelit Starlink dari Alumni ITB untuk kebutuhan komunikasi relawan dan pengungsi yang masih mengalami gangguan jaringan komunikasi di Aceh Tamiang, baru kemudian langsung bertolak ke Aceh Tamiang,” tuturnya.
Rencananya, tim relawan dari Abdya ini akan memasuki Aceh Tamiang lewat jalur Medan. Karena informasi yang diperoleh relawan, akses masuk ke Aceh Tamiang lewat jalur Banda Aceh menuju pantai timur Aceh masih sulit ditembus, sejumlah akses jalan dan jembatan putus akibat banjir bandang yang menghantam sejumlah wilayah di Aceh, pekan lalu.






0 comments:
Post a Comment