Rasulullah saw bersabda: “Apabila suatu jabatan (kepemimpinan) diserahkan kepada orang-orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.” (HR. Bukhari)
Saudaraku…
Sungguh sangat berat apabila kita akan mempertanggungjawabkan apa yang kita pimpin di muka bumi ini. Untuk mempertanggungjawabkan terhadap diri kita saja sudah sangat berat, apalagi tanggung jawab tentang kepemimpinan yang lain. Sanggupkah kita? Ini menjadi suatu pertanyaan yang sangat merisaukan.
Saudaraku…
Menjadi pemimpin itu sangat berat. Seorang pemimpi disamping mempunyai kemampuan untuk memimpin juga harus mempunyai segudang kemampuan yang lain. Baik dari segi aqidah, keimanan, akhlaq, tingkahlaku, dan masih banyak yang lainnya. Karena seorang pemimpin akan menjadi contoh bagi yang dipimpinnya.
Saudaraku…
Pemimpin itu memang yang paling utama adalah harus disukai oleh banyak orang. Ia dipilih karena menjadi panutan dan teladan yang baik di mata masyarakatnya. Pemimpin harus siap dengan cobaan yang akan dihadapinya. Pemimpin juga harus mempunyai kelebihan dari yang dipimpinnya, baik dari segi ilmu dan amalan-amalan agamanya. Ia harus terlebihdahulu mencontohkan yang baik kepada semua orang dan lebih dahulu rela berkorban. Karena pemimpin itu tidak hanya bisa memerintah, namun selagi ia mampu maka sebaiknya dilaksanakan sendiri.
Saudaraku…
Pemimpin itu harus mempunyai sifat-sifat baik dan terpuji. Tidak mudah marah, tidak mudah tersingung, rela berkorban, mudah tersenyum, selalu menyelesaikan masalah dan segala urusan dengan musyawarah. Hidup sederhana dan zuhud, selalu menampilkan kecakapan dan kerapihan.
Saudaraku...
Pemimpin juga harus mempunyai prinsip serta pendirian yang kuat dan kokoh. Tidak mudah terombang-ambing oleh hasutan, bisikan serta pengaruh dan berita yang tidak benar. Apabila ada berita datang kepadanya, ia tidak begitu saja percaya, namun menyeleksi dahulu kebenaran berita tersebut.
Saudaraku…
Yang penting dari seorang pemimpin adalah enak dipandang, menyejukkan hati, mudah tersenyum, mudah dihubungi, tanggap, segera merespon segala aspirasi dari yang dipimpinnya, dan yang paling terpenting adalah mempunyai pemahaman Al-Qur’an yang mumpuni, banyak hafalannya serta selalu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Saudaraku…
Marilah kita merenungi kriteria pemimpin sejati, yang akan menjadi panutan dan teladan bagi kita semua. Karena seorang pemimpin yang benar, adil dan amanah maka pahalanya akan lebih besar dari seorang ulama sekali pun. Namun sebaliknya apabila seorang pemimpin tidak benar (korupsi, menyalahgunakan amanat, tidak adil) maka dosanya akan sangat besar dan akan dimasukkan ke dalam neraka jahanam.
Kriteria pemimpin sejati adalah:
1. Mempunyai Pemahaman Aqidah yang Benar dan Selamat.
Setiap pemimpin wajib memiliki kelurusan aqidah, yang wajib didapat dari Al-Qur’an dan As-Sunah. Semua yang ia lakukan dalam kepemimpinannya tidak ada sekali pun tercampur dengan hal-hal yang berbau syirik dan bid’ah. Dan seluruh pemikirannya jernih dan bersih dengan nilai-nilai aqidah yang selamat dari segala pengaruh orang-orang yang tidak benar dalam pemahaman agamanya.
2. Ibadah yang Benar.
Setiap pemimpin wajib mengamalkan dan mengamalkan ibadahnya dengan benar, sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah saw, tidak mengada-ngadakan tambahan-tambahan baru dalam beribadah.
3. Memiliki Akhlak yang Kuat dan Kokoh.
Setiap pemimpin wajib memiliki ketangguhan akhlak, sehingga dapat mengendalikan hawa nafsu dan syahwatnya. Mampu menjaga pandangan matanya dari hal-hal yang diharamkan, menjaga lisannya, dan hal-hal lain yang dilarang oleh Allah swt.
4. Memiliki Kemampuan dalam Kepemimpinan.
Setiap pemimpin wajib dan harus menunjukkan potensi dan kreatifitas dalam memimpin. Sehingga apa yang ia pimpin akan berjalan baik dan lancar serta tidak menimbulkan keraguan dan ketidakpercayaan dari yang dipimpinnya.
5. Memiliki Wawasan yang Luas, baik di bidang Ilmu Agama dan Ilmu Pengetahuan lainnya.
Setiap pemimpin wajib dituntut untuk memiliki keluasan wawasan. Artinya, pemimpin itu harus mampu memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengembangkan wawasannya. Mempunyai pemikiran yang luas dan kredibilitas ilmu yang dapat dipertanggungjawabkan.
6. Memiliki Jasmani (Fisik) yang Kuat.
Setiap pemimpin wajib memiliki jasmani yang kuat. Dia harus selalu menjaga jasmaninya agar selalu stabil dan jauh dari berbagai macam penyakit. Melaksanakan puasa sunah, teratur dalam rutinitas kegiatan hariannya, seleksi dalam mengkonsumsi makanan, apalagi dari makanan-makanan yang haram. Dan yang terpenting menjauhkan, menghindari dan tidak sama sekali merokok. Bagaimana ia akan memimpin oranglain, jika memimpin dirinya saja ia tidak bisa.
7. Memiliki Kesungguhan Memerangi Hawa Nafsu.
Setiap pemimpin wajib untuk memerangi hawa nafsunya dan senantiasa mengokohkan diri di atas hukum-hukum Allah melalui ibadah dan amal saleh. Artinya, seorang pemimpin itu dituntut untuk berjihad melawan bujukrayu syetan yang menjerumuskan manusia pada kejahatan dan kebatilan.
8. Memiliki Kemampuan dalam Mengatur Segala Urusannya dengan Keteraturan Islam.
Setiap pemimpin yang tidak mempunyai kecakapan dalam mengatur segala aktifitas kehidupannya pada akhirnya hanya akan mengalami kegagalan. Oleh sebab itu kerapihan dalam semua aktifitas pekerjaannya akan memudahkan segalanya.
9. Memiliki Kemampuan dalam Memelihara dan Mengatur Waktunya.
Setiap pemimpin dituntut untuk mampu memelihara waktunya sehingga ia terhindar dari kelalaian perbuatan dan tingkah laku manusia. Dengan demikian, dia pun akan mampu menghargai waktu orang lain sehingga dia tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk melakukan kesia-siaan, baik untuk kehidupan dunia atau akherat.
10. Pemimpin itu Harus Bermanfa’at bagi Semua Orang.
Segala tingkah laku dari seorang pemimpin harus bermanfa’at bagi orang lain. Baik perkataannya atau perbuatannya. Tidak ada yang sia-sia, yang ia lakukan semuanya bermanfa’at dan diridhai oleh Allah swt.
Sungguh sangat berat apabila kita akan mempertanggungjawabkan apa yang kita pimpin di muka bumi ini. Untuk mempertanggungjawabkan terhadap diri kita saja sudah sangat berat, apalagi tanggung jawab tentang kepemimpinan yang lain. Sanggupkah kita? Ini menjadi suatu pertanyaan yang sangat merisaukan.
Saudaraku…
Menjadi pemimpin itu sangat berat. Seorang pemimpi disamping mempunyai kemampuan untuk memimpin juga harus mempunyai segudang kemampuan yang lain. Baik dari segi aqidah, keimanan, akhlaq, tingkahlaku, dan masih banyak yang lainnya. Karena seorang pemimpin akan menjadi contoh bagi yang dipimpinnya.
Saudaraku…
Pemimpin itu memang yang paling utama adalah harus disukai oleh banyak orang. Ia dipilih karena menjadi panutan dan teladan yang baik di mata masyarakatnya. Pemimpin harus siap dengan cobaan yang akan dihadapinya. Pemimpin juga harus mempunyai kelebihan dari yang dipimpinnya, baik dari segi ilmu dan amalan-amalan agamanya. Ia harus terlebihdahulu mencontohkan yang baik kepada semua orang dan lebih dahulu rela berkorban. Karena pemimpin itu tidak hanya bisa memerintah, namun selagi ia mampu maka sebaiknya dilaksanakan sendiri.
Saudaraku…
Pemimpin itu harus mempunyai sifat-sifat baik dan terpuji. Tidak mudah marah, tidak mudah tersingung, rela berkorban, mudah tersenyum, selalu menyelesaikan masalah dan segala urusan dengan musyawarah. Hidup sederhana dan zuhud, selalu menampilkan kecakapan dan kerapihan.
Saudaraku...
Pemimpin juga harus mempunyai prinsip serta pendirian yang kuat dan kokoh. Tidak mudah terombang-ambing oleh hasutan, bisikan serta pengaruh dan berita yang tidak benar. Apabila ada berita datang kepadanya, ia tidak begitu saja percaya, namun menyeleksi dahulu kebenaran berita tersebut.
Saudaraku…
Yang penting dari seorang pemimpin adalah enak dipandang, menyejukkan hati, mudah tersenyum, mudah dihubungi, tanggap, segera merespon segala aspirasi dari yang dipimpinnya, dan yang paling terpenting adalah mempunyai pemahaman Al-Qur’an yang mumpuni, banyak hafalannya serta selalu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Saudaraku…
Marilah kita merenungi kriteria pemimpin sejati, yang akan menjadi panutan dan teladan bagi kita semua. Karena seorang pemimpin yang benar, adil dan amanah maka pahalanya akan lebih besar dari seorang ulama sekali pun. Namun sebaliknya apabila seorang pemimpin tidak benar (korupsi, menyalahgunakan amanat, tidak adil) maka dosanya akan sangat besar dan akan dimasukkan ke dalam neraka jahanam.
Kriteria pemimpin sejati adalah:
1. Mempunyai Pemahaman Aqidah yang Benar dan Selamat.
Setiap pemimpin wajib memiliki kelurusan aqidah, yang wajib didapat dari Al-Qur’an dan As-Sunah. Semua yang ia lakukan dalam kepemimpinannya tidak ada sekali pun tercampur dengan hal-hal yang berbau syirik dan bid’ah. Dan seluruh pemikirannya jernih dan bersih dengan nilai-nilai aqidah yang selamat dari segala pengaruh orang-orang yang tidak benar dalam pemahaman agamanya.
2. Ibadah yang Benar.
Setiap pemimpin wajib mengamalkan dan mengamalkan ibadahnya dengan benar, sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah saw, tidak mengada-ngadakan tambahan-tambahan baru dalam beribadah.
3. Memiliki Akhlak yang Kuat dan Kokoh.
Setiap pemimpin wajib memiliki ketangguhan akhlak, sehingga dapat mengendalikan hawa nafsu dan syahwatnya. Mampu menjaga pandangan matanya dari hal-hal yang diharamkan, menjaga lisannya, dan hal-hal lain yang dilarang oleh Allah swt.
4. Memiliki Kemampuan dalam Kepemimpinan.
Setiap pemimpin wajib dan harus menunjukkan potensi dan kreatifitas dalam memimpin. Sehingga apa yang ia pimpin akan berjalan baik dan lancar serta tidak menimbulkan keraguan dan ketidakpercayaan dari yang dipimpinnya.
5. Memiliki Wawasan yang Luas, baik di bidang Ilmu Agama dan Ilmu Pengetahuan lainnya.
Setiap pemimpin wajib dituntut untuk memiliki keluasan wawasan. Artinya, pemimpin itu harus mampu memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengembangkan wawasannya. Mempunyai pemikiran yang luas dan kredibilitas ilmu yang dapat dipertanggungjawabkan.
6. Memiliki Jasmani (Fisik) yang Kuat.
Setiap pemimpin wajib memiliki jasmani yang kuat. Dia harus selalu menjaga jasmaninya agar selalu stabil dan jauh dari berbagai macam penyakit. Melaksanakan puasa sunah, teratur dalam rutinitas kegiatan hariannya, seleksi dalam mengkonsumsi makanan, apalagi dari makanan-makanan yang haram. Dan yang terpenting menjauhkan, menghindari dan tidak sama sekali merokok. Bagaimana ia akan memimpin oranglain, jika memimpin dirinya saja ia tidak bisa.
7. Memiliki Kesungguhan Memerangi Hawa Nafsu.
Setiap pemimpin wajib untuk memerangi hawa nafsunya dan senantiasa mengokohkan diri di atas hukum-hukum Allah melalui ibadah dan amal saleh. Artinya, seorang pemimpin itu dituntut untuk berjihad melawan bujukrayu syetan yang menjerumuskan manusia pada kejahatan dan kebatilan.
8. Memiliki Kemampuan dalam Mengatur Segala Urusannya dengan Keteraturan Islam.
Setiap pemimpin yang tidak mempunyai kecakapan dalam mengatur segala aktifitas kehidupannya pada akhirnya hanya akan mengalami kegagalan. Oleh sebab itu kerapihan dalam semua aktifitas pekerjaannya akan memudahkan segalanya.
9. Memiliki Kemampuan dalam Memelihara dan Mengatur Waktunya.
Setiap pemimpin dituntut untuk mampu memelihara waktunya sehingga ia terhindar dari kelalaian perbuatan dan tingkah laku manusia. Dengan demikian, dia pun akan mampu menghargai waktu orang lain sehingga dia tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk melakukan kesia-siaan, baik untuk kehidupan dunia atau akherat.
10. Pemimpin itu Harus Bermanfa’at bagi Semua Orang.
Segala tingkah laku dari seorang pemimpin harus bermanfa’at bagi orang lain. Baik perkataannya atau perbuatannya. Tidak ada yang sia-sia, yang ia lakukan semuanya bermanfa’at dan diridhai oleh Allah swt.
Saudaraku…
Demikianlah
sepuluh kriteria seorang pemimpin yang akan menjadi tauladan bagi yang
dipimpinnya. Kita sangat merindukan masa-mesa kepemimpinan para khalifah
Khulafa’ur Rasyidin dan juga kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz. ra serta
para pemimpin yang adil, jujur, amanah, penuh dedikasi, dan lain
sebagainya. Semoga Allah swt memperbaiki umat ini dari segala macam
kerusakan dan mengembalikannya kepada masa kejayaan. Marilah kita
merenungi firman Allah dalam surat Ali- Imran ayat 110:
”Kamu
adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, memerintahkan
kepada yang ma’ruf, mencegah kemungkaran, dan beriman kepada Allah.”
Wallahu’alam bi Shawab!
Di dalam teori
kepemimpinan global terdapat 3 mitos yang berkembang dalam masyarakat
yaitu, the birthright, the for all seasons, dan the intensity. The
Birthright adalah tipe pemimpin yang dilahirkan sebagaimana halnya
dengan yang terjadi pada para pemimpin dengan sistem kerajaan ortodoks
ataupun pemerintahan yang absolut. Bapaknya raja maka anaknya akan
menjadi raja berikutnya. Mitos ini tidak terlalu populer saat ini
meskipun masih dianut di beberapa negara seperti Korea Utara, Thailand,
Inggris dll. Lalu mitos the for all seasons, yang menyebutkan pemimpin
terlahir dari suatu situasi yang akhirnya membawa dia menjadi pemimpin
yang paling pantas dalam lingkungannya. Sebagaimana halnya dengan
Presiden Soekarno dari Indonesia maupun Napoleon Bonaparte dari
Perancis. Meskipun masing-masing pemimpin tentunya tidak selalu tepat
dalam setiap situasi yang dihadapi dalam perjalanan kepemimpinannya
sehingga mempengaruhi buruknya kebijakan yang diambil dalam menghadapi
situasi yang berbeda-beda. Selanjutnya, mitos yang terakhir adalah The
intensity atau biasa juga disebut pemimpin yang tegas dan keras.
Pemimpin-pemimpin ini rata-rata banyak berasal dari kalangan militer
yang memang terkenal dengan sistemnya yang ketat dan disiplin serta
absolut sehingga segala sesuatunya terlaksana secara rigid dan teratur.
Kepemimpinan dengan cara ini cenderung berhasil namun hanya dalam
lingkungan militer namun apabila dihadapkan dengan lingkungan umum
maupun sipil, teori ini dapat menyebabkan keterpaksaan dari para
pembantu dibawahnya sehingga justru akan menghasilkan keadaan yang
kontra-produktif.
Gambaran singkat di atas menunjukkan bahwa tidak ada pemimpin yang
sempurna di dunia ini, namun proses kepemimpinan dengan disertai oleh
pengalaman dalam perjalanan karir maupun kehidupannya ditambah dengan
kapabilitas intelektual yang memadai maka akan diperoleh pemimpin yang
tepat bagi suatu komunitas/lingkungan atau lebih besarnya lagi daerah
maupun negara. Bagi saya, keseimbangan antara pengalaman dan intelektual
sangat penting sebab apabila hanya didasarkan pada dominasi pengalaman
sang pemimpin maka pemimpin yang lahir adalah orang-orang yang
menggunakan pendekatan-pendekatan masa lalu dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan yang dihadapi. Ia akan lebih banyak bercerita
tentang kerasnya pengalaman hidupnya dengan banyak
membanding-bandingkannya dengan kemudahan yang terjadi di masa sekarang.
Muncullah romantisme masa lalu dengan menghebat-hebatkan masa lalu
seolah dirinya hidup di waktu yang berjalan terbalik. Sebaliknya,
dominasi intelektual juga tidak lebih baik, sebab dengan hanya dilandasi
kapabilitas akademisi dalam teori maka kepekaan terhadap dinamika
persoalan akan semakin tumpul.
Menurut saya, kepemimpinan adalah seni dalam mempengaruhi orang untuk
dapat merebut simpatinya dengan memimpin mereka untuk melakukan hal-hal
baik demi kebaikan bersama. Dengan landasan pemahaman tersebut, seorang
pemimpin bisa lahir dimana saja, di kolong jembatan, di rumah petani, di
kandang domba termasuk di kerajaan yang megah. Selanjutnya, untuk dapat
merebut simpati para pendukungnya maka diperlukanlah pembangunan
karakter dari si pemimpin. Pembangunan karakter pemimpin tersebut dapat
dibentuk dimana-mana, seperti sekolah, di jalan, di rumah bahkan di
desa-desa terpencil. Karakter yang unggul tidak hanya dibangun dalam
tembok-tembok tinggi yang mewah dengan guru-guru yang hebat, namun dapat
juga dibangun dengan bercakap-cakap dengan orang yang bijak atau
menimba pengalaman dengan membantu orang yang dalam kesulitan. Dalam
karakter tersebut maka tumbuhlah empati, kepedulian terhadap sesama, dan
kemauan untuk merubah hal yang kurang baik menjadi lebih baik.
Di dunia Barat, rata-rata para orang tua kerap kali mengajak anak-anak
mereka untuk bermain di taman kota/public park untuk mengajari mereka
bersosialisasi dengan orang baru, keberanian dalam menghadapi persoalan
atau bahkan menemukan hal-hal baru dalam hidupnya. Apabila si anak
misalnya disengat oleh lebah maka ia akan belajar mengatasi kesakitannya
atau bahkan ketakutannya. Di Jepang, para orang tua Jepang dengan keras
mengajari anak-anak mereka untuk tidak menyerah terhadap perubahan
alam. Ketegaran dalam menghadapi setiap perubahan. Mengatasi setiap
persoalan secara tenang dengan pengawasan dari para orang tuanya dari
jauh. Pembangunan karakter inilah yang akan membentuk seorang pemimpin
yang pantas untuk dipilih oleh rakyatnya.
Dalam pemilukada Aceh yang akan datang, rakyat Aceh akan kembali
diberikan kesempatan untuk memilih calon-calon pemimpin-pemimpin mereka
yang akan datang dengan berbagai macam latar belakang dan
kapabilitasnya. Banyak di antara mereka yang terlahir dari kalangan
akademisi yang sangat kapabel dalam teori-teori ketatanegaraan, ada juga
yang memiliki pengalaman sebagai para incumben pada periode sebelumnya
dengan berbagai kelebihan dan kekurangan dan ada juga yang berasal dari
mantan kombatan yang berjuang untuk kemerdekaan Aceh baik di dalam
maupun di luar negeri. bervariasinya para calon pemimpin Aceh yang akan
datang hendaknya tidak membuat rakyat Aceh bingung dan sesat dalam
menentukan pilihannya sebab kembali kepada pembahasan awal bahwa
pemimpin yang lahir adalah orang-orang yang memiliki seni dalam merebut
simpati kita dengan cara-cara yang benar, baik dan jujur. Sehingga
siapapun di antara para calon pemimpin Aceh nantinya yang tidak
menggunakan cara-cara yang benar, baik dan jujur bahkan menggunakan
cara-cara intimidasi, teror dan menghasut maka sudah menjadi gambaran
jelas bagi rakyat Aceh kerendahan karakter mereka sehingga layak untuk
tidak dipilih. Entah siapapun pendukungnya, apakah pemerintah pusat,
apakah eks pemimpin militer ataupun tokoh-tokoh hebat sekalipun, apabila
nurani kita berbicara bahwa sang calon dengan pendukung-pendukung yang
hebat dan berkelas tersebut tidak layak maka kita hilangkan dari benak
kita nama, nomor maupun foto wajah mereka jauh-jauh. Sebaliknya para
calon yang memiliki latar belakang yang baik, jujur dan amanah serta
jauh dari indikasi bahkan skandal korupsi maka alangkah baiknya untuk
dipertimbangkan untuk menjadi pemimpin kita ke depan.
Sahabat,
Memilih pemimpin yang jujur, baik dan amanah serta bijaksana bukanlah
sesuatu hal yang sulit namun juga tidak dapat dikatakan mudah sebab
diperlukan kedalaman pemahaman terhadap setiap kandidat lalu biarkan
nurani kita yang menuntunnya agar pilihan kita tidak salah.
Bismillah...Semoga kita memperoleh pemimpin yang sesuai dengan harapan
kita semua. Insyaallah.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/raflihasan/pemimpin-harapan-rakyat_550de86f813311c02cbc6082
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/raflihasan/pemimpin-harapan-rakyat_550de86f813311c02cbc6082
0 comments:
Post a Comment