BOGOR-Presiden Joko Widodo nonton bareng (nobar) pemutaran Film G30S/PKI
bersama ribuan warga dan anggota TNI serta Polri di Makorem
061/Suryakancana, Kota Bogor, Jumat, 29 September 2017 malam. Acara
nobar tersebut dimulai pukul 20.00 WIB.
Korem 061/Suryakancana sejak tanggal 18 September secara serentak di
seluruh Kodim dan Koramil yang ada di wilayah teritorial Korem
061/Suryakancana sudah menggelar nonton bareng G30S/PKI tersebut dalam versi pendek.
"Malam ini dijadwalkan nobar film pengkhianatan PKI dengan versi full
4 jam," kata Danrem 061/Suryakancana Kolonel Inf Mirza Agus, seperti
dilansir Kantor Berita Antara.
Mirza mengatakan, sebelum acara nobar bersama Presiden, Korem
061/Suryakancana telah memutar penayangan film di Makorem dengan versi
yang singkat yakni 1 jam.
Dia mengungkapkan, karena lamanya durasi film maka Korem
061/Suryakancana secara khusus mendatangkan pedagang kaki lima berjualan
di laapangan tenis Makorem, seperti gorengan, batagor, nasi goreng,
baso, dan mie ayam.
Mirza mengatakan dengan kegiatan nobar Film G30S/PKI diharapkan kebersamaan antara TNI, Polri dan masyarakat dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Pemutaran film dimulai pukul 20.00 WIB, Presiden Jokowi tiba tepat waktu disambut antusiasme warga yang sudah hadir lebih awal.
Banyak berubah
Film dokumenter sejarah yang dulu pernah ditayangkan sejak masa orde
baru tahun 1984 telah banyak berubah. Film yang aslinya berdurasi 3 jam
lebih diedit menjadi hampir satu jam atau sekitar 50 menit 37 detik.
"Tindakan kekerasan yang dulu ada di film aslinya (durasi 3 jam)
sudah diedit, jadi murni sejarah tentang bagaimana proses kedeta yang
dilakukan PKI di bawah Letkol Untung terhadap Pemerintah Indonesia,"
kata Mirza.
Pada film versi terbaru tersebut, lanjut Mirza, tidak ditayangkan
saat pengambilan jenazah para jenderal dari Lubang Buaya, dan banyak
adegan kekerasan lainnya yang tidak ditayangkan.
Mirza mengharapkan dari penayangan film tersebut masyarakat Indonesia
menjadi tahu sejarah mengenai PKI. Walau sudah mengetahui sedikit
banyak melalui buku sejarah, dengan menonton tayangan tersebut akan tahu
lebih banyak.
"Harapannya agar kejadian kelam tahun 1965 itu tidak terulang lagi," katanya.*
0 comments:
Post a Comment