PAMULANG – Tulisan yang baik bisa mempengaruhi dan menginspirasi para pembaca dalam mengambil keputusan atau tindakan yang positif.
Aktivitas menulis juga bisa dijadikan salah satu cara untuk membentuk
siswa-siswi menjadi insan-insan yang berkarakter, yakni siswa yang
memiliki pribadi-pribadi istimewa.
Hal itu dikatakan Redaktur Tangsel Pos, Budi Sabarudin, saat menjadi
narasumber dalam pelatihan jurnalilstik di SMP Muhammadiyah 22
Setiabudhi, Pamulang Tangsel, Rabu (10/10/2017) siang.
Budi memberi contoh tentang tulisan kesehatan yang ditulis pakar-pakar kesehatan, baik di media maupun dalam bentuk buku.
“Tulisan cara merawat kesehatan jantung, itu bisa menginspirasi
seseorang atau pembaca melakukan tindakan positif, seperti merawat
jantung mereka agar tetap sehat,” ungkap Budi yang juga pencerita atau
pendongeng keliling ini.
Dalam kesempatan itu Budi juga menyampaikan salah satu produk tulisan
yang umumnya dibaca oleh para pembaca, yang mengacu pada teori
jurnalistik klasik.
“Cobalah cari dan gali tentang sesuatu yang unik dalam hidup ini.
Setelah ada dan lengkap bahan-bahannya, lalu tulislah. Sebab tulisan
yang unik itu dicari dan cenderung dibaca oleh pembaca,” terangnya.
Usai memaparkan tentang pentingnya arti sebuah tulisan yang
menginspirasi pembaca itu, Budi juga menyinggung produk tulisan yang
bisa membentuk siswa menjadi pribadi istimewa.
“Untuk melahirkan sebuah tulisan itu dibutuhkan disiplin tinggi dan
kuat. Nah, kalau aktivitas menulis dilakukan siswa, maka sikap disiplin
itu akan tertanam dalam diri siswa. Kalau siswa sudah disiplin, tentu
siswa itu akan menjadi pribadi istimewa,” ujarnya.
Usai mendengarkan pemaparan tentang pentingnya produk tulisan dan
pengaruh aktivitas menulis, puluhan siswa yang berjumlah sekitar 60
orang itu, kemudian praktek membuat majalah dinding.
Selama 30 menit para siswa kelas 7 dan 8 sibuk membuat majalah
dinding dari stereoform. Mereka bekerja sesuai kelompok masing-masing
dan masing-masing siswa di dalam kelompok itu berbagi tugas atau peran.
Diantara mereka ada yang bertugas menjadi ilustrator, menjadi penulis
untuk mengisi kontennya, dan ada juga yang membuat pernak-pernik untuk
menghiasi majalah dinding agar menjadi tiga dimensi, seperti dengan
menggunakan gunting, spidol, dan lem kertas.
Pantauan di lokasi, para siswa antusias mengikuti pelatihan
jurnalistik. Mereka mampu membuat majalah dinding sesuai waktu yang
telag ditentukan.
“Majalah dinding karya siawa bagus-bagus, mereka kreatif,” urai Budi.
Usai pelatihan, para siswa juga diberi hiburan spesial oleh Budi
dengan pertunjukan dongeng fabel. Budi membawakan dongeng secara
natural, jenaka, dan mirip monolog dalam teater modern. Kisah dongeng
ditampilkan dengan pendekatan bentuk teater tradisi.
Kepala SMP Muhammadiyah 22 Setiabudhi Pamulang, Muhammad Sofyan,
M.Pd., mengatakan pelatihan jurnalistik salah satu materi meramaikan
sekaligus memperingati Bulan Bahasa yang jatuh pada setiap bulan
Oktober.
“Materi jurnalistik saat ini difokuskan membuat majalah dinding.
Produk majalah dinding dengan segala konten dan kemasannya itu
diharapkan bisa memotivasi siswa-siswi menjadi pribadi-pribadi yang
lebih kreatif dan inovatif,” ujarnya.
Ditambahkan Sofyan, pelatihan jurnalistik kali ini juga menjadi
bagian dari gerakan literasi yang sudah dibangun di sekolahnya, yakni
menerapkan pembiasaan membaca dan menulis kepada para siswa.
0 comments:
Post a Comment