SERANG-Kalangan pondok pesantren,
kyai, dan santri pada perang perjuangan kemerdekaan sangat penting dan
strategis bila mempelajari sejarah bagai mana kaum santri turut serta berjuang
bersama golongan tentara dan masyarakat umum pada era perjuangan melawan penjajah
dahulu. Sehingga peran santri hari
inipun menjadi sangat penting dan bisa menjadi pemuda indonesia yang unggul.
Hal ini terungkap dalam
kegiatan Majelis Kebangsaan Santri yang digelar di Pondok Pesantren Al-Mubarok
Kota Serang pada tanggal 19 Oktober 2017 lalu, dengan mengahdirkan pembicara
KH. Raodl Bahar dari majelis Dzikir Adz
Dzikra dan KH. Mahmudi selaku pimpinan yayasan Al-Mubarok.
“ Ulama dan santri berjuang
bahu membahu melawan penjajah yang begitu kuat dengan persenjataan yang lebih
modern. Namun dengan hanya berbekal kalimat takbir Allahu Akbar, maka kerdhoan
Allah turun untuk mengusir para penjajah tersebut dari bumi Indonesia” Papar
KH. Mahmudi.
Dalam bagian lain, KH.
Mahmudi juga meng-apresiasi adanya peringatan Hari Santri Nasional sebagai
bentuk penghargaa kepada para kyai dan santri yang telah ikut mengorbankan
harta dan jiwa nya untuk ikut berjuang sebagaimana Resolusi jihad yang
dicetuskan oleh Pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 oktober tahun
1945 di Surabaya untuk mencegah kembalinya tentara kolonial belanda yang
mengatasnamakan NICA.
Sementara itu Kyai Haji
Ahmad Raodl Bahar menjelaskan, pondok pesantren di Indonesia sudah ada sejak
abad ke-16. Menurutnya, sebelum NKRI ada bahkan sebelum adanya tentara
penjajah, pondok pesantren sudah ada di bumi pertiwi. Menurutnya, melihat dari
fakta sejarah, santri dan ulama mempunyai jasa besar baik dalam proses
kemerdekaan negara maupun dalam membangun masyarakat. Santri dan ulama memiliki
keikhlasan dalam menularkan ilmu-ilmu, khususnya ilmu agama kepada masyarakat.(Boyke Pribadi)
0 comments:
Post a Comment