TANGERANG-Banjir sampah tidak hanya di teluk Jakarta. Sungai Cisadane juga
mengalami hal serupa, tepatnya di Hilir Cisadane, Desa Tanjung Burung,
Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang.
Senin (19/3) ini, Sungai Cisadane terpantau dibanjiri sampah dari
limbah rumah tangga. Beragam jenis sampah terbawa arus air yang mengarah
ke laut. Jika dikumpulkan, sampah-sampah tersebut bisa mencapai belasan
ton.
Seperti diungkapkan Muhamad Guntur, warga setempat. Kondisi seperti
ini rutin terjadi di ujung sungai Cisadane. Terlebih pada musim
penghujan seperti saat ini. Menurutnya, perilaku manusia yang tak ramah
lingkungan, membuat warga setempat semakin menderita karena sungai
Cisadane semakin tercemar.
"Cisadane masih menjadi tempat kami menggantungkan hidup, warga masih
menggunakannya untuk keperluan mandi dan mencuci," ujarnya.
Masih kata Guntur, sampah memang efek samping dari gaya hidup modern
masyarakat saat ini, terlebih masyarakat urban. Namun akibat dari
perilaku instan dalam pola konsumsi, sampah tak kunjung selesai diatasi.
"Ya akibatnya seperti ini, orang semakin pintar, lulus sekolah dan
perguruan tinggi. Tapi perilaku terhadap alam belum tertanam kesadaran
cinta lingkungan," imbuhnya seraya menghela nafas.Lanjut Guntur, selama bertahun-tahun, warga di desa tersebut merasakan
pedihnya bencana ekologi akibat tercemarnya sungai yang hulunya di Bogor
tersebut. Saat musim kemarau, air berubah warna menjadi hitam dan
coklat yang mengeluarkan aroma busuk yang menyengat. Meksi demikian,
warga masih tetap menggunakannya
"Sementara, musim penghujan seperti ini, kita dapat kiriman banyak sampah," jelasnya.
Sampah tersebut juga berpengaruh buruk pada ekosistem pesisir pantai.
Pria yang giat menanam mangrove ini pun kerap mengeluh, karena tanaman
mangrovenya kerap mati karena sampah.
"Mangrove itu tanaman yang sensitif, salah satu penyebab tidak
tumbuhnya ya sampah, terlebih jika masih berusia dini," ungkapnya lagi.
Ia pun mengaku sudah kehabisan akal mengatasi persoalan pencemaran
itu, karena segala sesuatunya, kembali kepada individu dan ketegasan
sikap pihak terkait, salah satunya pemerintah.
"Kalau kita cuma bisa teriak-teriak, tidak bisa berbuat banyak, yang
punya kekuasaanlah yang semestinya mengatasi hal ini," tukasnya.
0 comments:
Post a Comment