![]() |
Gubernur Banten Wahidin Halim |
SERANG-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten pada 2018 akan kembali menggratiskan biaya sekolah SMA/SMK bagi masyarakat Banten.
Demikian diungkapkan Gubernur Banten Wahidin Halim Pria kelahiran tahun 1954 ini memaparkan, dalam memaknai Hari Pendidikan Nasional 2018 , negara harus benar-benar hadir di tengah masyarakat. Kehadiran
negara dalam hal ini bisa membebaskan beban ekonomi rakyat yang
terhimpit perlu menjadi atensi."
Menurutnya, langkah tersebut dilakukan karena pemerintah kabupaten
kota sebelumnya ada yang menggratiskan biaya sekolah SMA/SMK sebelum
kewenangannya diberikan kepada pemerintah provinsi.
“Kita akan gratiskan itu SMA/SMK. Tahun 2018, kita gratiskan semua,” tegasnya.
“Malu kita sama kota kabupaten yang sudah menggratiskan, kasihan
anak-anak karyawan yang sekolah di SMA/SMK, tapi masih bayar. Itu bentuk
atensi kita, bentuk perhatian kita kepada rakyat,” tambahnya.
Ia menjelaskan, selain pendidikan pihaknya juga akan memperhatikan
terkait dengan bidang kesehata, yang tidak punya BPJS harus dibiayai
oleh pemerintah. Untuk membebaskan rakyat dari berbagai persoalan itu,
Gubernur menegaskan agar para pegawai tidak memotong uang rakyat karena
hal itu dapat menghambat pembangunan di Banten.
“Jangan dipotong uang rakyat, nanti kamu celaka, nanti kamu di neraka, kamu dihukum Tuhan,” ujarnya.
Selain itu, pria yang akrab disapa WH ini menargetkan, pembangunan
infrastruktur di Banten selesai dalam dua sampai tiga tahun ke depan.
Saat ini, kondisi jalan rusak di beberapa daerah di Banten akan
menghambat pertumbuhan ekonomi dan berdampak pada mobilitas masyarakat.
“Dalam dua tiga tahun saya minta selesaikan jalan-jalan yang rusak.
Kasihan masyarakat, kasihan para karyawan, kasihan para pelaku ekonomi,
kasihan mereka yang selama ini di dalam eskalasi kehidupan yang
terhimpit, dan sebagainya. Mereka harus kita bebaskan, ini mulia,”
katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud)
Provinsi Banten Ardius Prihantono mengatakan, pihaknya secara teknis
sudah siap menghitung anggaran di APBD 2018 ini. Namun, hal tersebut
harus dibangun secara bersama-sama dalam perencanaan penganggaraannya.
“Paling tidak kita bangun kebersamaan bersama untuk mewujudkan pendidikan gratis,” katanya.
Menurut Ardius, skenario sekolah gratis berasal dari biaya
operasional sekolah (BOS) atau biaya operasional sekolah daerah (bosda)
yang dialokasikan secara maksimal, tepat waktu, dan tepat sasaran.Jadi intinya, tetap akan memaksimalkan perencanaan bosda 2018 untuk SMK
Rp 2,4 juta per siswa per tahun dan Rp 2,1 juta per siswa per tahun
untuk SMA. Sementara untuk bantuan BOS pusat masih di angka Rp 1,4 juta,
baik SMA maupun SMK per siswa per tahun,” tandasnya.
0 comments:
Post a Comment