
SERANG, (KB).- Ponpes Daar El Istiqomah asuhan KH.
Sulaeman Ma’ruf gelar wisuda santri KMI (Kulliyatul Muallimin Al
Islamiyah) ke-26 dan perdana untuk satuan muadalah.
Acara sakral itu digelar pada Ahad, (3/6/2018) malam, bertepatan
dengan malam ke 19 Ramadan 1439 H. Untuk ketiga kalinya prosesi wisuda
dilaksanakan malam hari setelah pelaksanaan salat Isya dan tarawih
berjamaah, karena kebetulan wisuda jatuh pada bulan Ramadan.
Hadir dalam acara tersebut beberapa pejabat, di antaranya Ketua MUI
Provinsi Banten Dr.KH. AM. Romli, Kasi Pontren Kemenag Kota Serang
H.Sahoed Effendi, beberapa pejabat dari Polda, Polres, Korem dan
lain-lain.
Dalam sambutannya Sahoed menyampaikan ucapan selamat atas 66
wisudawan wisudawati angkatan ke- 26 dan perdana satuan muadalah. Sahoed
juga mengapresiasi kepada pimpinan pesantren yang telah ikut berperan
serta dalam rangka mengabdikan dirinya untuk negara dalam pendidikan
melalui lembaga pesantren.
Untuk memotivasi wisudawan dan santri, panitia wisuda menghadirkan
seorang daiyah yang sudah malang melintang di dunia dakwah, yaitu Dr.
Hj. Lilis Suaidah. Dalam ceramahnya, Lilis menyitir nasihat Imam Al
Ghazali bagaimana agar hidup kita diberkahi oleh Allah.
Pertama, kata dia, birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang
tua. Kedua, menghormati guru. Ketiga, menjalin silaturrahim. Keempat,
senantiasa berbuat baik.
Santri juga diharapkan mengamalkan Panca Jiwa Pondok yang sering
dibacakan santri setiap upacara yaitu, keikhlasan, kesederhanaan,
berdikari, ukhuwah Islamiah, dan kebebasan.etelah prosesi wisuda moment yang sangat dinanti wisudawan, adalah
nasihat dari pimpinan pesantren KH. Sulaeman Ma’ruf. Dalam nasihatnya,
Kiai Sulaeman menyampaikan 66 santri yang diwisuda adalah santri pilihan
yang telah melalui proses panjang selama enam tahun.
Kiai Sulaeman menyampaikan bahwa malam ini secara resmi ia serahkan
kembali amanat yang sekian tahun wali santri titipkan kepada pondok.
Namun demikian, santri yang telah diwisuda masih ada tanggung jawab yang
harus dilaksanakan, yaitu pengabdian selama satu tahun, baik di
pesantren Istiaqomah ataupun 13 pesantren lain yang telah mengajukan
permohonan guru pengabdian.Ijazah bukanlah secarik kertas yang bisa dicetak di percetakan. Akan
tetapi ijazah kalian yang sesungguhnya adalah pengabdian kepada
masyarakat, hidupkan musola, masjid dan madrasah di lingkungan rumah
kalian. Pengabdian mengajarkan mentilitas santri bagaimana ia dituntut
untuk menyampaikan ilmu yang telah dipelajari selama beberapa tahun di
pesantren,” kata Kiai Sulaeman.
Kiai Sulaeman menyampaikan kesyukuran atas capaian Istiqomah yang
sudah mendapatkan SK Muadalah yang telah diserah terimakan langsung oleh
Menteri Agama ketika acara peringatan ulang tahun Gontor ke-90 tahun
2017. Artinya, ijazah pondok pesantren Istiqomah sudah disetarkan dengan
ijazah SMA/ MA sederajat. Di antara keunggulan muadalah adalah tanpa
ikut ujian nasional (UN), tapi ijazah disetarakan.
0 comments:
Post a Comment