Kegiatan diskusi yang bertajuk Peta Kerawanan
Pemilu 2019, yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten
Tangerang, Kamis (27/9/2018).
|
TANGERANG-Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten
Tangerang menginvetarisir sejumlah kerawanan di Pemilu 2019 dalam
diskusi bulanan yang dihelat Kamis (27/9/2018).
Dalam diskusi bertajuk Peta Kerawanan Pemilu 2019 itu dihadiri
sejumlah pemangku kepentingan, diantaranya Wakil Bupati Tangerang Mad
Romli, Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Zulbahri Bahtiar, Waka Polresta
Tangerang AKBP Oki Waskito, Ketua KPU Kabupaten Tangerang Muhamad Ali
Zaenal Abidin dan Ketua Bawaslu Kabupaten Tangerang Andi Irawan.
Selain itu, diskusi juga diperkaya dengan pemaparan dari Sekretaris
Dukungan Elemen Satuan Kinerja (Desk) Pemilu 2019 Kabupaten Tangerang
Ahmad Hidayat, Akademisi Memed Chumaedi dan Ketua Komite Independen
Pemantau Pemilu (KIPP) Kabupaten Tangerang Ahmad Suhud.

Mad Romli dalam sambutannya mengatakan, sebagai ujung tombak
penyampai informasi, pers turut berperan menjaga marwah demokrasi dengan
menyampaikan informasi yang mencerahkan masyarakat.
"Pemilu agenda penting yang harus kita kawal kesuksesannya, kami
berharap pers lebih aktif menyampaikan informasi yang mencerahkan,"
katanya.
Harapan serupa juga disampaikan Kajari Kabupaten Tangerang Zulbahri
Bahtiar. Di tahun politik ini, kata Kajari, insan pers harus mampu
menangkal beredarnya berita palsu (hoaks) yang dapat memperkeruh
suasana.
"Jangan sampai ada berita-berita hoaks, karena ini agenda penting
kita. Saya minta media mampu menangkal berita hoaks," harapnya.
Sejumlah kerawanan lainnya dipaparkan Sekretaris Desk Pemilu
Kabupaten Tangerang Ahmad Hidayat. Kata Hidayat, berdasarkan pemetaan
pihaknya, ada enam hal yang harus diantisipasi, diantaranya netralitas
Aparatur Sipil Negara (ASN), penyalahgunaan wewenang, kualitas Daftar
Pemilih Tetap (DPT), dukungan ganda partai, politik uang dan kewenangan
petahana.

"ASN harus netral, tapi tidak menutup kemungkinan ada ASN yang tampil
sebagai pendukung salah satu parpol. Ini tugas Bawaslu (mengawasi),"
katanya.
Sementara Bawaslu Kabupaten Tangerang memaparkan Indeks Kerawanan
Pemilu 2019, salah satu yang menonjol yaitu soal kualitas daftar
pemilih.
"Kabupaten Tangerang kerawanannya ada di daftar pemilih. Skornya
tinggi yaitu 86,82 persen," ujar Andi Irawan, Ketua Bawaslu Kabupaten
Tangerang.
Menurutnya, kerawanan itu bisa dipicu oleh data ganda non identik,
yaitu data yang memiliki kemiripan dan perlu difaktualisasi. Pihaknya,
kata Andi, pernah merekomendasikan 3.440 data pemilih diduga ganda
sebagai catatan pada saat penetapan Daftar Pemilih Tetap Hasil
Percermatan (DPTHP) KPU Kabupaten Tangerang.
"Ada data yang sedang kita analisis ulang, (hasilnya) kita akan konfirmasi ke KPU," tambahnya.
Terkait kerawanan di DPT, Ketua KPU Kabupaten Tangerang Muhamad Ali
Zaenal Abidin menduga ada dua asumsi, yaitu data ganda non identik dari
Bawaslu belum terakomodir dalam pleno penetapan DPTHP. Karena
menurutnya, saat itu waktunya sangat mepet.
"Kita pleno jam 13.00 WIB, sementara teman-teman (Bawaslu), jam 13.30
WIB baru menyerahkan. kan tidak mungkin harus verifikasi faktual,
karena non identik," ujarnya.
Hal kedua, menurut analisa Ali, persoalan DPT juga dipicu kondisi
pemilih di desa Rawa Burung dan Rawa Rengas di Kecamatan Kosambi. Dimana
ribuan warga sudah pindah lokasi karena terdampak perluasan Bandara
Soekarno Hatta, namun datanya masih terdaftar sebagai warga setempat.
"Namun pola penangannnya sudah kami temukan, tapi tetap jadi catatan nasional (Bawaslu RI)," tambahnya.
Warga yang terdampak gusuran itu, jelas Ali, kini tercerai berai dari
asalnya. Namun data kependudukannya belum berubah, masih tercatat di
Kecamatan Kosambi.
"Sekarang kami sedang melakukan penyisiran dan beberapa sudah ditemukan," tandasnya.
Dari aspek keamanan, Waka Polresta Tangerang AKBP Oki Waskito
mengatakan pihaknya sudah menginventarisir sejumlah kerawanan dalam
tahapan Pemilu 2019. Dalam catatannya, kerawanan itu ada pada saat
kampanye, cetak dan distribusi logistik, masa tenang, pemungutan dan
perhitungan suara hingga penetapan perolehan kursi dan pelantikan calon
terpilih.
Oki juga mengatakan, berbeda dengan pelaksanaan Pilkada 2018, tingkat
kerawanan dalam Pemilu 2019 cenderung lebih tinggi, hal ini karena
bertambahnya jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berkorelasi
dengan kebutuhan penambahan personel.
"Jumlah TPS hampir dua kali lipat, tentu jumlah personel juga
bertambah. Selain dibantu Linmas, nanti ada bantuan personel dari Polda
Banten," kata Oki.
Ketua PWI Kabupaten Tangerang Sangki Wahyudin berharap, dengan
terinventarisirnya sejumlah kerawanan dalam Pemilu 2019 di Kabupaten
Tangerang, insan pers, khususnya anggota PWI Kabupaten Tangerang dapat
berperan turut meringankan kerja penyelenggara.
"Tentunya insan pers harus menumbuhkan kesadaran pemilih, agar
menjadi pemilih yang aktif, sehingga kualitas DPT kita benar-benar
terjamin," kata Sangki.
Sangki juga mengimbau masyarakat untuk bijak menggunakan media
sosial. Kata dia, masyarakat harus cerdas dan cermat dalam menerima
serta menyebar informasi yang belum bisa dipastikan kebenarannya.
"Masyarakat memiliki peran penting dalam pemilu. Semua elemen harus
ikut menjaga kondusifitas bangsa. Dengan tidak membuat dan menyebar
informasi bohong," pungkasnya






0 comments:
Post a Comment