Ketika
sedang berada di jalan raya, pernahkah Anda merasa kasihan pada seorang
nenek dengan banyak barang belanjaan yang sedang kesulitan menyeberang?
Ketika menyaksikan kejadian tersebut apa hal yang Anda lakukan? Apakah
sekadar berkata “kasihan sekali nenek tersebut” atau Anda akan turun
dari kendaraan dan membantunya menyeberang?
Banyak
orang yang merasa bahwa dirinya sudah cukup empati pada orang lain,
namun mungkin saja yang ia lakukan hanyalah sebatas pada simpati.
Berempati bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Sebagian orang
tidak bisa berempati karena tidak terbiasa berlaku seperti ini semenjak
kecil. Sebagian lainnya enggan berempati karena takut dianggap “sok
peduli” pada orang lain. Selain itu ada pula orang yang malas berempati
karena memiliki pengalaman buruk ketika berempati pada orang lain, entah
karena sikapnya disalah artikan atau justru sikap baiknya ini jadi
dimanfaatkan oleh orang lain.
Terlepas
dari semua alasan tersebut, empati adalah sebuah tindakan yang baik.
Sikap empati sangat diperlukan supaya kita bisa bertindak tanpa
menyakiti orang lain. Dengan kata lain, empati adalah sikap yang sangat
penting untuk menjalin relasi dengan orang lain. Empati untuk menjalin
relasi perlu dilakukan, namun bukan berarti kita memiliki sikap empati
berlebihan. Empati berlebihan berpotensi membuat orang lain merasa jika
sikap yang kita tunjukkan tidak tulus. Membangun empati untuk menjalin
relasi selain membutuhkan ketulusan juga membutuhkan cara yang tepat
sehingga sikap empati kita dapat diterima dengan tepat oleh orang lain.
PENGERTIAN EMPATI
Untuk
bisa membahas empati lebih jauh, kita harus mengetahui arti kata empati
terlebih dahulu. Empati berasal dari Bahasa Yunani empátheia
yang memiliki arti ketertarikan fisik. Empati adalah sikap yang kompleks
karena empati merupakan kemampuan manusia untuk merasakan keadaan
emosional orang lain.
Secara
umum, arti kata empati dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang
untuk memahami orang lain dengan memposisikan diri sebagai orang lain
tersebut. Dengan kata lain, empati berarti kemampuan manusia untuk bisa
merespon keinginan orang lain yang tidak terucap secara lisan. Arti kata
empati ini berbeda dengan pengertian simpati. Jika simpati lebih
menitik beratkan pada perilaku yang “menurut kita baik”, maka empati
adalah sikap yang “orang lain ingin kita lakukan”. Perbedaan arti antara
empati dan simpati ini juga akan memengaruhi perbedaan tindakan yang
akan kita ambil. Jika simpati biasanya hanya berhenti pada rasa iba,
maka empati akan berlanjut pada tindakan membantu.
Selain
pengertian secara umum, beberapa ahli juga memiliki definisi tersendiri
untuk terminologi empati. Empati menurut para ahli tentunya memiliki
arti yang berbeda-beda, meskipun begitu semua definisi tersebut
mengerucut pada satu pemikiran besar yang sama.
Kohut
mendefinisikan empati sebagai suatu proses di mana seseorang berpikir
mengenai kondisi orang lain yang seakan-akan dia berada pada posisi
orang lain itu. Kohut juga melakukan penguatan atas definisinya tersebut
dengan mengatakan bahwa empati adalah kemampuan berpikir objektif
tentang kehidupan terdalam dari orang lain.
Sementara
itu, Carl Rogers menawarkan dua konsepsi mengenai arti kata empati.
Pertama, Rogers mendefinisikan empati sebagai kemampuan untuk melihat
kerangka berpikir internal orang lain secara akurat. Kedua, dalam
memahami orang lain tersebut individu seolah-olah masuk dalam diri orang
laun sehingga bisa merasakan dan mengalami sebagaimana yang dirasakan
dan dialami oleh orang lain, namun tanpa kehilangan identitas dirinya
sendiri. Kedua definisi Rogers merupakan pemikiran yang sangat penting
karena mengandung pengertian meskipun individu menempatkan dirinya pada
posisi orang lain, namun ia harus tetap melakukan kontrol diri atas
situasi yang ada, tidak dibuat-buat dan tidak hanyut dalam situasi orang
lain.
ASPEK EMPATI
Sebagai
sebuah sikap yang kompleks, proses pembentukan empati melewati berbagai
aspek yang akan berbeda pada tiap individu. Setidaknya terdapat dua
aspek yang berpengaruh pada proses penciptaan empati. Kedua aspek
tersebut adalah empati kognitif dan empati afektif.
1. Empati Kognitif
Empati
kognitif merupakan sikap empati yang muncul atas dasar pemikiran
seseorang. Seorang individu biasanya mempelajari sebuah pola yang
terjadi ketika orang lain merasa sedih, senang, ataupun marah melalui
reaksi yang ditunjukkan melalui ekspresi dan body language. Proses ini
terjadi bukan karena seorang individu bisa merasakan apa yang tengah
dirasakan oleh orang lain di sekitarnya, namun murni karena
pengetahuannya atas reaksi orang lain. Selain pengetahuan yang
didapatkan melalui pengalaman, empati kognitif dapat terjadi karena
adanya persepsi yang diberikannya terhadap situasi tersebut.
2. Empati Afektif
Empati
afektif merupakan sikap empati yang muncul atas dasar emosi atau
perasaan seseorang. Empati afektif dapat terjadi secara langsung maupun
didapatkan sebagai hasil dari empati kognitif. Sebagai hasil dari empati
kognitif, empati afektif muncul sebagai respon yang lebih mendalam.
Sementara itu, empati afektif juga dapat muncul secara langsung melalui
penularan emosi. Penularan emosi ini dapat terjadi melalu verbal
(kata-kata), pra-verbal, dan isyarat non verbal. Meskipun begitu, empati
afektif memiliki proses yang jauh lebih rumit. Hal-hal dalam diri
seorang individu seperti sifat sombong dan cuek dapat menghalangi
munculnya empati afektif meskipun ia dapat mengetahui apa yang dirasakan
oleh orang lain melalui kemampuan kognitifnya.
CARA MEMBANGUN EMPATI
Setiap
orang bisa berempati, entah dengan orang yang telah dikenal ataupun
dengan orang asing. Meskipun begitu, cara membangun empati kepada orang
yang telah dikenal tentunya akan berbeda dengan cara membangun empati
pada orang asing.
Cara Membangun Empati Kepada Orang yang Telah Dikenal
1. Belajar mendengarkan orang lain
Belajar
mendengarkan orang lain adalah langkah pertama supaya kita dapat
membangun empati untuk menjalin relasi dengan orang yang telah kita
kenal sebelumnya. Pada dasarnya, tidak ada orang yang ingin diremehkan
atau dinomor duakan. Karenanya, hilangkan kebiasaan mengutak-atik ponsel
atau memikirkan hal-hal lain ketika kita sedang berbicara dengan orang
lain. Perilaku-perilaku tersebut dapat membuat orang lain merasa jika
kita tidak mendengarkannya dengan sepenuh hati.
2. Bersikap membuka diri
Bersikap
membuka diri tidak terbatas pada kemauan untuk memulai atau terlibat
dalam pembicaraan dengan orang lain, namun juga untuk membuka diri
secara emosional dengan orang lain. Empati merupakan bentuk komunikasi
dua arah. Agar dapat berempati dengan baik, ada baiknya Anda turut
menceritakan tentang diri Anda ketika terlibat percakapan dengan orang
lain. Meskipun begitu, bukan berarti Anda dapat menceritakan segala
kisah hidup Anda kepada semua orang. Jeli dan selektiflah dalam memilih
hal-hal apa saja yang bisa Anda bagikan dan hal apa yang harus Anda
simpan sendiri.
3. Berikan afeksi secara fisik
Sentuhan
secara fisik biasanya akan membuat hubungan antara dua atau lebih orang
menjadi lebih dekat. Meskipun begitu, jangan gunakan cara ini kepada
setiap orang. Masing-masing individu biasanya memiliki batasan sejauh
apa ia mau disentuh oleh orang lain. Karenanya, pastikan tindakan yang
Anda lakukan masih wajar dan tidak membuat orang lain merasa tidak
nyaman.
4. Fokuskan perhatian pada kondisi di sekitar Anda
Beberapa
orang seringkali berada pada suatu situasi tanpa benar-benar menyadari
apa yang sedang terjadi. Hal ini dapat terjadi karena berbagai hal,
mulai dari situasi lingkungan yang tidak mendukung atau pun karena
individu yang kurang fokus. Untuk bisa membangun empati kepada orang
lain, fokus pada kondisi sekitar merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan. Dengan memfokuskan diri, kita akan sadar ketika terjadi
sesuatu yang berubah dan menjadi lebih peka mengenai tindakan apa yang
harus diambil terhadap perubahan tersebut.
5. Jangan menilai
Untuk
bisa membangun empati, jangan pernah menilai seseorang atau suatu
kondisi hanya dari sudut pandang Anda sendiri. Anda bukanlah orang yang
bisa mengetahui berbagai hal tentang seseorang hanya dalam satu kali
pandang. Artinya, penilaian subjektif yang Anda buat justru membuat Anda
semakin sulit untuk membangun empati terhadap orang lain.
6. Berikan bantuan
Kadang,
beberapa orang enggan meminta bantuan meskipun ia merasa kesulitan.
Meskipun begitu, tidak ada salahnya jika Anda tetap dengan tulus
menawarkan bantuan kepada orang lain. Dengan menawarkan bantuan, Anda
menunjukkan jika Anda peduli dengan orang lain. Meskipun Anda telah
memberikan bantuan kepada orang lain, namun jangan pernah mengharapkan
orang tersebut melakukan hal yang sama untuk Anda.
Cara Membangun Empati Kepada Orang Asing
1. Tumbuhkan rasa ingin tahu kepada orang yang belum Anda kenal
Salah
satu cara menunjukkan empati adalah dengan memiliki ketertarikan kepada
orang lain, terutama orang-orang yang tidak Anda kenal dan berada di
luar lingkaran sosial Anda. Anda
bisa memulai obrolan dengan orang-orang baru yang Anda temui di bis atau
ketika Anda berada di pusat hiburan. Satu hal yang perlu Anda ingat
adalah tidak semua orang suka untuk berbicara dengan orang asing.
Karenanya, Anda juga harus peka ketika ada orang lain yang merasa tidak
nyaman dengan Anda.
2. Jadilah sukarelawan
Membangun
empati terhadap orang lain dapat dimulai pula dengan menjadi
sukarelawan. Dengan menjadi sukarelawan, Anda akan mengerti bagaimana
rasanya menjadi orang yang membutuhkan bantuan orang lain. Pengalaman
ini akan membuat Anda menjadi pribadi yang lebih bersyukur dan dapat
menjadi lebih empati terhadap orang lain.
3. Tantanglah prasangka Anda sendiri
Manusia
cenderung memiliki prasangka buruk terhadap orang asing yang
berpenampilan aneh atau tidak sama seperti penampilannya. Untuk bisa
membangun empati terhadap orang asing, sebaiknya Anda menghilangkan
prasangka buruk terhadap orang lain. Mulailah dengan mencari persamaan
dengan orang yang sempat Anda beri label tertentu untuk mulai menjalin
hubungan dengannya.
4. Gunakan imajinasi
Gunakan
imajinasi untuk dapat merasakan apa yang sedang dialami oleh seseorang.
Meskipun tidak semua imajinasi Anda benar, tapi setidaknya cara ini
membantu Anda untuk bisa merasakan apa yang mereka rasakan dan memacu
tumbuhnya empati dalam diri Anda sendiri.
5. Praktekkan berempati dengan mengalami sendiri
Terdapat sebuah quotes yang
menyatakan jika kita tidak akan pernah bisa merasakan apa yang orang
lain rasakan jika kita belum pernah “berjalan dengan sepatunya”. Quotes ini
bermakna jika setiap orang memiliki jalan hidup dan kesulitannya
masing-masing, karenanya kita tidak dapat menilai seseorang hanya
berdasarkan apa yang kita lihat. Untuk bisa membangun empati dengan
orang lain, Anda bisa berinisiatif untuk mencoba mengalami apa yang
orang lain alami. Misalnya, untuk bisa lebih berempati terhadap asisten
rumah tangga, Anda bisa mencoba untuk melakukan pekerjaan mereka selama
satu minggu penuh.
6. Perlakukan setiap orang sebagai orang penting
Mulailah
memandang orang lain sama pentingnya seperti diri sendiri. Di dunia ini
kita tidak hidup sendirian, maka cobalah untuk menghargai semua orang
yang Anda temui apapun status dan bagaimanapun kondisi kehidupannya.
0 comments:
Post a Comment