JAKARTA – Jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya
istilah ‘Politikus Sontoloyo’ untuk para politikus yang tidak tahu tata
krama serta memakai cara-cara lama, calon wakil presiden Sandiaga
Salahuddin Uno juga memiliki istilah sendiri yakni ‘Ojo Loyo’ bagi
rakyat rakyat Indonesia.
“Nggak ada komentar (pernyataan Jokowi). Saya bilang ke anak muda ayo, milenial ojo loyo, ojo loyo. Ini kesempatan kita, 2019 ojo loyo,
kita harus semangat, ekonomi kita harus kita bangkitkan dan di bawah
Prabowo-Sandi, fokusnya adalah ekonomi,” kata Sandiaga di kawasan
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (27/10/2018).
Ojo loyo merupakan bahasa Jawa yang artinya ‘jangan lemah’.
Kata tersebut keluar dari mulut Sandiaga untuk memotivasi rakyat
Indonesia yang tengah diterpa melemahnya perekonomian negara. “Jadi
ekonomi harus ojo loyo,” tandas Sandiaga.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengakui keceplosan mengucapkan politikus
sontoloyo saat membagikan sertifikat hak atas tanah di lapangan bola
Ahmad Yani, Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan, Selasa
(23/10/2018).
“Itulah kepandaian politikus, mempengaruhi masyarakat, hati-hati saya
titip ini, hati-hati. Hati-hati banyak politikus yang baik-baik tapi
juga banyak politikus yang sontoloyo,” kata Jokowi.
Kemudian, pernyataan politik sontoloyo diklarifikasi oleh Jokowi.
Menurut penilaiannya politik yang tidak memiliki tata krama, dan masih
menggunakan cara-cara lama.
“Kalau masih memakai cara-cara lama seperti itu, masih politik
kebencian, politik SARA, politik adu domba, politik pecah belah, itu
yang namanya itu politik sontoloyo,” ucap Jokowi usai membuka Trade Expo
Indonesia (TEI) ke-33 Tahun 2018, di Hall Nusantara Indonesia
Convention Exhibition (ICE), BSD, Tangerang Selatan, Banten, Rabu
(24/10/2018).
0 comments:
Post a Comment