CILEGON, (KB).- Hujan abu vulkanik akibat erupsi
Gunung Anak Krakatau (GAK) mengguyur beberapa wilayah di Kota Cilegon,
Rabu (26/12/2018). Debu berwarna hitam tersebut, juga dirasakan warga
Anyer dan Bojonegara, Kabupaten Serang.
Seorang warga Taman Cilegon Haris Munandar mengatakan, abu vulkanik
terlihat jelas di kap mobilnya. Saat itu, dia sedang mengeluarkan mobil
dari garasi rumahnya. “Saya pikir debu biasa, tapi warnanya berbeda.
Kemudian saya raba, lebih kasar dari debu biasa,” katanya.
Setelah mendapati abu vulkanik itu, dia mengambil kemoceng dan
membersihkannya. Namun tidak lama, debu kembali datang dan menempel.
Hingga akhirnya, saya memutuskan untuk keluar rumah.
“Sudah dibersihkan, tidak lama kemudian datang lagi dan menempel.
Saya komunikasi dengan rekan-rekan yang lain, sama kejadiannya,”
ujarnya.

Hal yang hampir serupa dialami warga Bojonegara Rama Rahadian. Saat
menyalakan kendaraan roda dua, dia melihat banyak debu di jok motornya.
Ia memutuskan untuk membersihkan jok motor tersebut, namun tidak lama
kemudian muncul lagi.
“Tadinya mau saya siram pakai air, tapi takut lengket. Akhirnya saya membersihkan menggunakan kain,” tuturnya.
Seorang petugas BMKG Serang Trias membenarkan debu itu memang abu
vulkanik dari Gunung Anak Krakatau (GAK) yang mengalami erupsi beberapa
waktu lalu.
“Iya benar, tetapi jangan panik. Kebetulan, arah anginnya mengarah ke
Cilegon dan sekitarnya. Status GAK dari PVMBG masih di level II,
sedangkan yang di khawatirkan dari BMKG adalah longsorannya,” ucapnya.
Untuk antisipasi debu vulkanik, harus memakai masker agar tidak
tehirup dan memakai kacamata agar tidak masuk dan perih ke mata. Untuk
kendaraan roda empat, kata dia jangan menggunakan wiper karena bisa
menggores kaca.
“Yang perlu diperhatikan adalah anak kecil agar tidak terlalu banyak
main diluar untuk menghindari penyakit ispa dan mata. Abu vulkanik
sedikit kasar, tidak seperti debu kotoran jalanan. Kami berharap
masyarakat tetap tenang dan tidak perlu panik berlebih,” ucapnya.
0 comments:
Post a Comment