![]() |
Contoh kotak suara yang akan digunakan pada Pemilu 2019. |
JAKARTA – Kotak suara kardus menjadi polemik. Dua kubu kontestan Pilpres 2019 pun silang pendapat.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Solidaritas Indonesia,
Satia Chandra Wiguna tidak ada masalah dengan keputusan Komisi Pemilihan
Umum (KPU) RI untuk menggunakan kertas kardus sebagai bahan kotak
suara.
“Kami justru mengapresiasi keputusan tersebut karena telah sesuai
dengan undang-undang yang mengharuskan transparan, serta jauh lebih
ekonomis ketimbang alumunium,” katanya, Minggu (16/12/2018).
Menurutnya, rencana penggunaan kertas kardus sudah dituangkan dalam
draft PKPU tentang logistik dan dibawa ke dalam Rapat Dengar Pendapat
(RDP) Kemendagri dan Komisi 2 DPR pada Maret 2018. Penggunaan kertas
kardus, imbuhnya, jugabukan untuk pertama kali. Pada Pemilu 2014,
Pilkada 2015, 2017, dan 2018, kertas kardus juga dipakai.
“Dalam RDP itu, semua fraksi menyetujui penggunaan kardus, tanpa
kecuali. Tapi kenapa sekarang beberapa partai, misalnya Gerindra,
menyoal? Kertas kardus sudah dipakai saat itu meski hanya pengganti.
Saat itu tidak ada heboh seperti sekarang. Mengapa sekarang
dipermasalahkan?” tandasnya.
Sementara itu, Wasekjen Partai Gerindra, Andre Rosiade, menyebutkqan
partainya yang mengusulkan kotak suara dibuat transparan. Namun saat
itu, imbuh Andre, KPU RI memberi contoh dengan kotak suara berbahan
kardus. Selain itu, hanya terdapat satu sisi yang transparan.
“Partai gerindra adalah partai yang mengusung atau mengusulkan kotak
suara itu transparan. Kita berpikir transparan itu dari plastik atau
mika. Ternyata setelah disepakati KPU ternyata memberi kita contoh yang
kardus. Dimana kardus yang transparan satu sisi. Padahal kita
menginginkan enam sisi,” tuturnya kepada poskotanews.com.
Fraksi Gerindra sempat mempertanyakan spesifikasi kotak suara saat
Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi II DPR RI. Menurut Andre saat itu
KPU beralasan mempunyai keterbatasan anggaran sehingga memakai bahan
kardus.
“Tentu kami mempertanyakan. Di rapat RDP komisi II sudah kita
tanyakan. Kenapa pilih kardus begini kenapa gak mika. KPU menyampaikan
keterbatasan anggaran,” ungkapnya.
Juru bicara tim kampanye Prabowo Subianto – Sandiaga Uno itu
mengatakan kritik yang dilontarkan semata untuk menjaga kontestasi
Pemilu tetap berjalan adil dan transparan.
“Untuk itu kita mengkritisi, mengingatkan KPU agar benar-benar
berhati-hati agar jangan sampai, kalau kardus itu kan kena air gimana,
kalau kena banjir atau nanti ada rayap gimana? Itu saja kita ingin
menjaga kontes pemilu. Dan kita sudah pertanyakan dan dijawab normatif
oleh KPU,” tandasnya.
“Kita harap kotak suara harus kuat. Harus berhasil melindungi suara
dari gangguan baik dri kerusakan kotak suara membuka secara paksa.
Pertanyaannya kardus itu sanggup gak menghadapi itu?” pungkas Andre.
0 comments:
Post a Comment