ISTILAH “Maju bersama” belakangan ini sedang populer
dibicarakan warga Jakarta menyusul penamaan lahan hasil reklamasi.
Sebelumnya lahan reklamasi di pesisir utara Jakarta disebut Pulau C, D
dan G.
Guna penataan lebih lanjut, Guernur Anies Baswedan mengganti nama
Pulau C menjadi Pantai Kita, Pulau D menjadi Maju dan Pulau G diganti
menjadi Bersama. Lengkaplah ketiga pulau tersebut berubah nama menjadi
Pantai Kita Maju Bersama.
Perubahan nama itu bukannya tanpa alasan. Pulau reklamasi itu
sejatinya merupakan daratan, pantai laut yang yang diurug menjadi
daratan. Bukan merupakan pulau tersendiri. Masyarakat yang datang ke
situ bukan pergi ke pulau, tapi ke pantai kita. Sedangkan ‘maju bersama’
tentu mengacu kepada slogan program pembangunan untuk kemajuan bersama,
bukan kemajuan orang perorangan. Begitu juga pemanfatan daratan hasil
reklamasi nantinya.
Konsep maju bersama juga diterapkan pada penamaan taman – taman yang ada di Jakarta.
Tahun ini misalnya Pemerintah Provonsi DKI Jakarta akan membangun tujuh Taman Maju Bersama di sejumlah wilayah sebagai pengembangan Ruang Terbuka Hijau ( RTH).
Tahun ini misalnya Pemerintah Provonsi DKI Jakarta akan membangun tujuh Taman Maju Bersama di sejumlah wilayah sebagai pengembangan Ruang Terbuka Hijau ( RTH).
Tahun depan menyusul 50 taman dengan target selama era kepemimpinan
Gubernur Anies akan terbangun 210 Taman Maju Bersama dengan anggaran
setiap taman antara 1 hingga 2 miliar rupiah.
Membangun taman, menata sungai, waduk dan situ perlu diapresiasi
mengingat manfaat yang didapat bukan sekadar menampilkan keindahan,
keasrian dan kecantikan wajah ibu kota. Tetapi yang lebih utama adalah
memperbanyak daerah resapan air dan tempat penampungan air sebagai upaya
mencegah banjir di musim hujan dan sember pasokan air bersih di musim
kemarau.
Apalagi jika dipadukan dengan konsep yang menekankan kemajuan bersama
dalam memberi ruang interaksi kepada publik. Makna maju bersama,
dimaksudkan pula sebagai kebijakan yang melibatkan masyarakat dalam
menentukan fasilitas pantai, taman, waduk atau situ. Sebab,
masyarakatlah yang lebih memahami fasilitas apa yang dibutuhkan.
Hal lain, sebaik dan selengkap apa pun pantai dan taman dibangun,
sebagus apa pun penataan telah dilakukan, kembali kepada sejauh mana
pemanfaatannya. Kita berharap jangan sampai fasilitas publik yang sudah
dibangun dengan dana yang tidak sedikit, sangat minim aktivitas.
Tak kalah pentingnya perawatan. Di sinilah peran serta masyarakat memanfaatkan semaksimal mungkin fasilitas publik dan ikut bersama menjaganya. Itu pula makna kita maju bersama. (*)
Tak kalah pentingnya perawatan. Di sinilah peran serta masyarakat memanfaatkan semaksimal mungkin fasilitas publik dan ikut bersama menjaganya. Itu pula makna kita maju bersama. (*)
0 comments:
Post a Comment