Sunday 23 December 2018

Tsunami Mengajak Kita Kembali ke Jalan Islam


Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.” (Al-Baqarah
MERENUNGI bencana tsunami yang pernah terjadi di Aceh, marilah kita maknai dan ambil iktibar bencana itu sebagai teguran agar kita kembali ke jalan Islam. Aqidah Islam mengajarkan kita bahwa suatu bencana yang terjadi tidaklah berlangsung tanpa sebab. Begitu juga dengan bencana Tsunami yang terjadi di Lampung dan Anyar Banten. Ada akibat pasti ada sebabnya. 
Pasti ada ulah manusia sebagai pengundang bencana. Ini dibuktikan dengan banyaknya ayat-ayat dalam Alquran yang menjelaskan adanya korelasi antara terjadinya bencana dengan pengingkaran-pengingkaran yang dilakukan oleh manusia. Inilah kebenaran yang seringkali diingkari oleh kebanyakan manusia.
Satu bencana kadangkala juga dimaksudkan sebagai ujian bagi iman kita. Jika kita adalah orang-orang yang beriman, yang menjalan syariat Allah Swt dan menjauhi laranganNya, maka jalan terbaik untuk menghadapinya suatu bencana atau musibah adalah dengan sabar. Allah Swt berfirman: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) 

sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.” (Al-Baqarah: 214).Nabi Muhammad saw dalam satu hadis juga bersabda: “Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Dia timpakan bencana kepada-Nya.” (HR. Al-Bukhari).

 Pertanyaan kemudian, ketika kita telah menganggap sebuah bencana, termasuk tsunami yang pernah terjadi di Aceh memiliki korelasi dengan pengingkaran-pengingkaran yang dilakukan oleh manusia, lalu bagaimana dengan kajian akademik atau ilmu pengetahuan modern yang meninjau sebab terjadinya suatu bencana dengan ukuran empirik?
Banyak manusia yang mempertentangkan korelasi terjadinya bencana dengan pengingkaran-pengingkaran terhadap aturan Allah Swt yang dilakukan manusia. Padahal, sebagai seorang Muslim seharusnya kita menempatkan  kebenaran religi di atas kebenaran empirisme. Guru saya, Prof Al Yasa’ Abubakar dalam suatu pertemuan perkuliahan membuka jalan pikiran saya. Menurut beliau (2010), kebenaran dalam ilmu metodelogi kajian Islam dibagi ke dalam empat jenis kebenaran, yakni: kebenaran religi (akidah), kebenaran logik (logika), kebenaran etik (etika/moral), dan kebenaran empirik (data/fakta).
Saat kita melihat suatu bencana yang terjadi lewat kajian empirik (kebenaran jenis pertama), bukan berarti saat itu kita harus memungkiri kebenaran religi (kebenaran jenis keempat). Sehingga analisa sebab-sebab terjadinya bencana secara empirik tidak perlu dipertentangkan dengan sebab terjadinya bencana dalam analisa religi. Maksudnya, terjadinya suatu bencana yang disebabkan faktor alam misalnya, memang bisa dibenarkan secara empirik, namun sebagai Muslim, kita harus yakin bahwa kebenaran yang lebih tinggi tetaplah dengan memakai perspektif akidah Islam(kebenaran religi).
Kisah kaum yang ingkar
Alquran menceritakan, ketika manusia melanggar aturan-aturan Allah Swt, maka kemudian ditimpakanlah bencana ke atas mereka. Kita bisa membaca kisah kaum Nabi Nuh as yang mendapat bencana banjir besar yang menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh (QS. Al-Ankabut: 14).  

Kemudian kaum Nabi Hud yang ingkar. Lalu Allah mendatangkan bencana angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (QS Attaubah: 70, Alqamar: 18, Fushshilat: 13, Annajm: 50, Qaaf: 13).

Kemudian Kaum Nabi Saleh (Kaum Tsamud), Kaum Nabi Luth yang ditimpakan kepada mereka azab berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan, kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri (QS. Asy-Syu’ara: 160, An-Naml: 54, Al-Hijr: 67, Al-Furqan: 38, Qaf: 12). Begitu juga kisah kaum Saba’ yang diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan. Mereka kemudian diazab oleh Allah karena enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan Ma’rib dengan al-arim atau banjir besar (QS. Saba: 15-19).
Berdasarkan empat jenis kebenaran di atas, maka akan sangat ironis ketika munculnya berbagai cara berpikir yang mencoba menolak eksistensi Tuhan dalam suatu bencana atau musibah seperi tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Misalnya dengan berdalih bahwa suatu bencana yang terjadi seperti gempa hanya karena suatu faktor alam, disebabkan patahnya lempengan bumi atau berbagai alasan lainnya dengan dalih bahwa negara-negara yang non-muslim juga melakukan kemaksiatan yang besar. Ini adalah suatu cara pandang yang bertentangan dengan pesan-pesan kitab suci Alquran.
Padahal, terdapat perbedaan antara kemaksiatan dan kekafiran. Kemaksiatan adalah ketidak patuhan atau pelanggaran orang-orang yang beriman kepada syari’at Allah. Sedangkan kekafiran merupakan keingkaran yang nyata terhadap ketuhanan, bencana yang ditujukan kepada suatu negeri yang penduduknya mayoritas kafir, maka ini merupakan azab Allah di dunia bagi mereka.

Sedangkan, bagi orang beriman yang bermaksiat maka ini merupakan sebuah teguran, peringatan atau musibah(cobaan) bagi mereka yang dengan hal tersebut mereka diharapkan ke jalan yang lurus, sebagaimana petunjuk yang terdapat dalam Alquran dan hadis. Sebagaimana firman Allah; “Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah mema’afkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30).

Sebagai contoh, sebab terjadinya bencana gempa bumi berulang kali disinggung dalam Alquran. Misalnya ayat yang berbunyi; “Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan merekapun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka (Q.S. Al A’raf; 78).
Selain itu, menurut surat Az-Zalzalah, terjadinya kiamat juga diawali dengan terjadinya gempa dahsyat, seperti firman Allah Swt: “Apabila digoncangkan bumi dengan goncangan yang dahsyat, dan bumi pun mengeluarkan segala isinya...” (QS. Az-Zalzalah: 1 dan 2)

Yang paling jelas adalah firman Allah Swt berikut ini: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41).

Kembali ke jalan Islam

Maka, marilah sejenak kita renungkan tentang sebab-sebab terjadinya suatu bencana. Di tengah berbagai bencana dan musibah lainnya yang sering terjadi di negeri kita, seberapa banyak pengingkaran kita kepada Allah dibalik suatu bencana itu? Dengan demikian, marilah kita kembali ke jalan Islam dengan jalan mengerjakan perintah Allah Swt da RasululNya (baca: Syarat Islam) dengan menjauhi segala larangan Allah Swt dan RasulNya.
Marilah kita jadikan seluruh musibah dan bencana yang menimpa diri kita, keluarga atau bangsa kita ini sebagai momentum untuk mengingatkan diri kita untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam. Sebagai momentum untuk intropeksi diri bagi kita untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu (musyrik). Tidak sombong dan merasa aman dari azab Allah. Tidak munafik. Senatiasa beristighfar, berdoa, berzikir dan bershalawat.
Tidak meninggalkan shalat. Berpuasa di bulan Ramadhan. Membayar zakat. Pergi haji ke Baitullah. Begitu juga, hendaknya kita terus mewarnai hidup kita dengan amal-amal yang bersifat sunnatiah yang dengan itu akan bisa menutup “bolong” ibadah wajib kita. Sembari itu, marilah tiada hentinya kita terus berupaya mendekatkan diri dan tawakkal kita kapada-Nya, meningkatkan kualitas iman, amal dan taqwa kita untuk mendapatkan ampunan dan surga-Nya. Dengan demikian, kita berharap negeri kita menjadi benar-benar menjadi negeri impian menuju baldatun thibatun wa rabbun ghafur, negeri yang baik dan penduduknya penuh dengan ampunan Allah Swt. Amiin.

Share:

0 comments:

Post a Comment

UCAPAN IDUL FITRI 1445 H

UCAPAN IDUL FITRI 1445 H

DPRD BENGKULU

DPRD BENGKULU

Sekretariat DPRD Kota Cilegon

Sekretariat DPRD Kota Cilegon

PERKIM KOTA CILEGON

PERKIM KOTA CILEGON

SEKRETARIAT DPRD KOTA CILEGON

SEKRETARIAT DPRD KOTA CILEGON

Sekretariat DPRD Tangerang

Sekretariat DPRD Tangerang

DPRD KOTA SERANG

DPRD KOTA SERANG

DINAS PEMDIDIKAN KOTA SERANG

DINAS PEMDIDIKAN KOTA SERANG

segenap Crew Mohon Maaf Lahir Dan Batin

segenap Crew Mohon Maaf Lahir Dan Batin

BAPENDA PROVINSI BANTEN

BAPENDA PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH TANGERANG

PEMERINTAH TANGERANG

DPRD SIDOARJO IDUL FITRI 1445 H

DPRD SIDOARJO IDUL FITRI 1445 H

Dinas Pendidikan Kota Serang ISRA MIRAJ 1445 h

Dinas Pendidikan Kota Serang ISRA MIRAJ 1445 h

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

PERTAMINA 2024

PERTAMINA 2024

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

SELAMAT HUT KORPRI 2023

SELAMAT HUT KORPRI 2023

KONTAK MEDIA GROUP

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

BAPENDA PROVINSI BANTEN HARI PERS 2024

PEMERINTAH BANYUWANGI

PEMERINTAH BANYUWANGI

TALK SHOW MENCARI PEMIMPIN SEJATI

TALK SHOW MENCARI PEMIMPIN SEJATI

INFO CPNS DAN PPPK 2023 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

HARI KETERBUKAAN INFORMASI 2023

HARI KETERBUKAAN INFORMASI 2023

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

RESOLUSI TAHUN 2024

RESOLUSI TAHUN 2024

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

PEMERINTAH SUBANG JABAR

PEMERINTAH SUBANG JABAR

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

PEMERINTAH BIRIEUN ACEH

PEMERINTAH BIRIEUN ACEH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

Berbuat Baiklah Karena Senyum Pun Ibadah

Berbuat Baiklah Karena Senyum Pun Ibadah

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

PEMERINTAH JAWA TIMUR

PEMERINTAH JAWA TIMUR

PEMERINTAH JAWA TENGAH

PEMERINTAH JAWA TENGAH

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

HUT RI KE 78 2023

HUT RI KE 78 2023

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

PEMERINTAH TANGERANG

PEMERINTAH TANGERANG

SELAMAT HUT BAWASLU REPUBLIK INDONESIA

BERGERAK DAN BERGERAK

Portal Kementrian Kemlu Indonesia

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support