![]() |
Director of Human Resources and Corporate Affairs PT CAP, Suryandi (kiri) saat memberikan keterangan pers. |
CILEGON – PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) adalah
perusahaan petrokimia terbesar di Kota Cilegon saat ini. Keberadaan
pabrik yang tak jauh dari bibir Selat Sunda, menjadikan perusahaan
gabungan dengan PT Tri Polyta Indonesia Tbk ini menjadi salah satu
perusahaan yang rawan terdampak bila bencana tsunami dari erupsi Gunung
Anak Krakatau (GAK) kembali terjadi seperti beberapa waktu lalu.
Hal ini pula yang diungkapkan oleh Director of Human Resources and
Corporate Affairs PT CAP, Suryandi saat penyerahan bantuan kepada korban
tsunami melalui PMI Kota Cilegon, Selasa (8/1/2019). “Kalau ada bencana
itu adalah keadaan alam, dimana Tuhan yang menentukan dan kita hanya
bisa berencana. Kalau sampai bencana itu terjadi, semaksimal mungkin
kita upayakan keselamatan jiwa karyawan, di saat itu mana yang harus
meninggalkan pos. Automatically shut down (penghentian operasi pabrik)
itu tidak bisa langsung kita lakukan, jadi tetap harus dilakukan oleh
pegawai yang jaga. Kita butuhkan waktu kurang lebih 3 menit,” ujarnya.
Aktivitas pabrik dan besarnya kapasitas produksi yang secara
keseluruhan hingga 3,3 juta ton per tahun ini sempat mengundang
keresahan warga yang tinggal di sekitar pabrik, di beberapa kelurahan di
Kecamatan Ciwandan, terlebih pasca tsunami menerjang belum lama ini.Kalau produksi kami itu kan ethylene, saat ini kapasitas produksinya
800.000 ton per tahun. Lalu propylene kurang lebih 460.000 ton. Selain
itu ada bijih plastik polypropylene dan polyethylene. Jadi kami produksi
terus, kalau di tangki itu tidak banyak karena begitu produksi selesai
itu langsung masuk ke pabrik yang menghasilkan polypropylene dan
polyethylene tersebut,” katanya.
Di bagian lain, Plt Walikota Cilegon Edi Ariadi mengatakan fenomena
bencana tsunami yang terjadi belum lama ini memaksa pemerintah mendesak
agar industri kimia di Kota Cilegon terus memperbaharui Standar
Operasional Prosedur (SOP) mereka, utamanya dalam penghentian serentak
operasional pabrik.
“Yang jelas mereka harus merubah SOP. Bagaimana cara dia men-shut
down kalau memang bencana itu datang tiba-tiba. Jadi berapa menit dia
bisa mengamankan seluruh industri. Ada yang 3 menit, ada yang 4 menit.
Tapi kabarnya SOP sudah diperbaharui, terus untuk titik evakuasinya di
lokasi Chandra Asri itu sendiri ada di gedung yang paling tinggi,”
katanya.
0 comments:
Post a Comment