BEIJING – Delegasi dari Amerika Serikat (AS)
dan Tiongkok kembali berunding di Beijing, Senin (7/1), setelah kedua
negara sepakat untuk melakukan “gencatan snjata” perang dagang. Namun,
kedua delegasi tak memberikan pernyataan setelah melakukan pertemuan.
Delegasi AS dipimpin Wakil Perwakilan Dagang, Jeffrey Gerrish, sedangkan
Tiongkok diwakili pejabat dari Departemen Keuangan, Perdagangan,
Pertanian dan Energi.
“Baik Tiongkok dan AS telah sepakat untuk menindaklanjuti konsensus
yang dicapai oleh kedua pemimpin untuk melakukan pembicaraan yang
positif dan konstruktif, untuk menyelesaikan perselisihan. Gesekan
perdagangan antara Tiongkok dan AS tidak menguntungkan bagi siapa pun,
bahkan ekonomi global,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri
Tiongkok, Lu Kang, kepada wartawan, Senin (7/1). Dia menolak untuk
memberikan rincian lebih lanjut.
Dilaporkan, Bursa Efek Tiongkok ditutup lebih tinggi pada Senin
(7/1), saat perundingan perdagangan berlangsung. Sementara itu, bank
sentral di Beijing dan Washington mengeluarkan isyarat akan kebijakan
moneter yang lebih longgar.
Pekan lalu, Presiden AS, Donald Trump, sempat memberi harapan bahwa
kedua pihak telah mendekati kesepakatan untuk mengakhiri perselisihan
dagang yang telah terjadi selama berbulan-bulan. Kedua ekonomi terbesar
di dunia itu telah saling menerapkan bea impor lebih dari 300 miliar
dollar AS.
“Saya kira kita akan membuat kesepakatan dengan Tiongkok. Presiden
Xi sangat terlibat, saya juga. Kami berurusan di tingkat paling tinggi,
dan kami melakukannya dengan lancar,” kata Trump.
Trump bertolak menuju ke tempat peristirahatan resmi Presiden AS di
Camp David, Minggu (6/1), untuk membahas berbagai masalah dengan para
penasihat senior, termasuk kelanjutan kesepakatan perdagangan dengan
Tiongkok.
Sebelumnya, Trump mengatakan perekonomian Tiongkok yang goyah telah
mendorong Beijing untuk membuat kesepakatan. Namun, editorial tabloid
berhaluan nasionalis milik pemerintah Tiongkok, Global Times, menyatakan Tiongkok tidak akan menyerah pada tuntutan AS. AFP/SB/AR-2
0 comments:
Post a Comment