SERANG, (KB).- Program Pascasarjana Universitas
Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten menggelar
studium generale, dengan bertajuk Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
Negeri (PTKIN) dan 4.0 Revolusi Industri. Kegiatan tersebut
diselenggarakan di Aula Rektorat UIN SMH Banten, Selasa (26/2/2019).
Wakil Rektor I Bidang Akademik Ilzamuddin Ma’mur mengatakan, ada
hal-hal yang tidak bisa dipenuhi untuk membuka S3. Hal itu dikarenakan
kekurangan sumber daya manusia (SDM). “Mudah-mudahan Direktur PTKIN bisa
ikut mendorong. Kalau kita membuka pasca 3, kami kekurangan dosen. Kami
ingin bergerak mengikuti UIN Jakarta. Semoga cita-cita, dan keinginan
bisa terwujud,” tuturnya, Selasa (26/2/2019).
Dia mengatakan, tema ini menarik, revolusi industri, ke depan
pengajaran di kelas semua menggunakan sistem digitalisasi. Dia
menjelaskan, ada 10 poin ketika ingin bergerak ke arah revolusi
industri. Di antaranya, seperti melakukan perubahan kurikulum, yang
tentunya dengan digital, melakukan pelajaran dengan jaringan.
“E-learning yang nanti ingin dibangun, semua sistem akan mengarah ke
sana. Pendidikan efektif harus berjalan seimbang, dengan teknologi dan
keterampilan. Hal itu sangat perlu dipertimbangkan,” tuturnya.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama M Arskal Salim yang hadir sebagai
narasumber menuturkan, revolusi industri memang terjadi saat ini. Hal
itu merupakan suatu keadaan, tapi yang menjadi prioritas adalah
aktor-aktor yang berada di situasi ini. Globalisasi menyebabkan arus
yang begitu cepat, dan tidak dapat dibendung, serta begitu banyak dan
beragam arus informasi.
“Manusia tidak bisa berhenti, dan otomatis harus melanjutkan situasi
ini. Dan pertanyaannya adalah, bagaimana kita yang hidup di era ini,
bagaimana generasi dan regenerasi berlangsung,” ucapnya.
Arus informasi tersebut, kata dia, tidak hanya berpengaruh terhadap
pengetahuan. Ke depan pada tahun 2045 akan ada generasi emas. Bagi yang
usia kisaran 25 tahun, mereka adalah orang-orang yang akan dipersiapkan
untuk menjadi pemimpin untuk menandingi negara-negara di dunia.
“Kita yang bergerak di dunia Islam harus memahami hal ini. Maka
ketika nanti ingin memberi edukasi, maka harus punya strategi. Saya
berharap mahasiswa pascasarjana mau beradaptasi dengan hal tersebut,
walau agak kaku,” ujarnya.
Dia menjelaskan, nanti akan ada zamannya recording, ada studio
rekaman, dosen-dosen membuat rekaman terkait mata kuliah. “Jadi ketika
mahasiswa tidak datang, maka bisa mendengarkannya. Itu sangat
bermanfaat, apalagi sekarang yang kita lihat, semuanya direkam dengan
jejak digital. Atau tidak perlu lagi buat makalah, buat saja dengan
slide-slide. Dan dengan ini harus siap,” ucapnya.
Tantangan pendidikan Islam di zaman sekarang, kata dia, adalah
kecenderungan integrasi ekonomi, fragmentasi politik, penggunaan
teknologi tinggi, interdependensi, dan munculnya penjajahan baru dalam
bidang kebudayaan. “Kita harus mengambil peluang-peluang strategis,
dalam melakukan dakwah islamiyah yang ramah, toleran, dan damai,”
tuturnya.
0 comments:
Post a Comment